We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Antara Dendam dan Penyesalan by Jus Alpukat

Bab 828
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Bab 828 Harvey melihat ke belakang, tetapi dia tidak menemukan Alex dan Chandra.

Dia bisa minum dengan tenang karena kedua orang itu ada di sana. Namun, mereka malah tidak ada di saat seperti ini sehingga membuat Harvey kesulitan.

Wanita di depannya merasa yakin tidak ada pria yang tidak tergoda dengan penampilan dan tubuhnya.

Namun, saat pria itu menoleh ke arahnya, dia tidak melihat sedikit pun hasrat, melainkan hanya keangkuhan dan sifat dinginnya yang tidak berubah.

Padahal pria itu yang duduk dan dia yang berdiri, tetapi aura keduanya terlalu berbeda.

Pria itu menopang kepala dengan satu tangan seperti seorang raja yang duduk di atas takhta tinggi dan menghina segala sesuatu di dunia.

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

Dalam pandangan pria itu, dirinya hanyalah seekor serangga yang tak berarti.

Wanita itu merasa kesal dan menyalahkan semua ini karena efek obatnya belum bereaksi.

Dia menggelengkan kepala dan berusaha mendekati Harvey. Dia tidak percaya kalau tubuhnya yang menarik tidak punya 1/5 daya tarik sama sekali bagi Harvey.

Kalau Selena ada di sini, sesmuanya akan berakhir. Oleh karena itu, Harvey berusaha untuk kabur.

Saat Harvey marah, dia justru menjadi tenang. Namun, badai yang muncul di balik penampilannya yang tenang itu sangat dahsyat.

Wanita itu sama sekali tidak tahu kalau bentuk tubuh yang dia pamerkan hanyalah tumpukan daging busuk yang memuakkan di mata Harvey.

Harvey bertanya dengan dingin, “Kamu mau coba apa?” Akhirnya wanita itu mendengar suaranya. Dia sangat senang dan berkata, “Aku akan melakukan apa pun yang kamu suka.

“Oke.” Mata Harvey menjadi makin gelap dan bibir tipisnya berkata dengan tegas, “Seperti yang kamu inginkan.” Meski pria incarannya setuju, bulu kuduk wanita itu malah merinding.

Dia melihat tenggorokan pria itu. Berdasarkan pengalamannya selama bertahun-tahun, pria ini pasti luar biasa.

Saat dia memikirkan kalau orang di bawah tubuhnya ini akan menggila karenanya sebentar lagi, dia menjadi sangat bersemangat sampai darahnya mendidih.

n 2/5 Wanita itu menjilat bibirnya sendiri. “Ayo, pergi ke kamarku.” Awalnya dia ingin menyarankan pergi ke kolam renang tak berbatas karena itu lebih menarik.

Namun, karena ini pertemuan pertama, dia tidak boleh membuat pria yang sangat istimewa ini lari ketakutan.

Topeng Harvey menutupi setengah wajahnya sehingga wanita itu tidak bisa melihat ekspresi di wajahnya dan hanya bisa melihat senyumannya yang menunjukkan aura dingin seperti malaikat maut. “Baiklah, aku akan bermain denganmu kamu sampai puas malam ini.” Selena menceritakan cerita kepada Luna selama beberapa saat dan Luna pun tertidur, tetapi Selena tidak mengantuk sama sekali.

Dia mengenakan jaket sambil duduk di tepi teras dan menikmati momen yang tenang ini.

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

Entah sudah berapa lama, dia mendengar suara pintu tertutup.

Sepertinya sudah kembali.

Apa dia mendapatkan informasi yang berguna? Setelah menyelimutinya anaknya, Selena berjalan dengan hati -hati menuju ruangan terpisah di luar. Dia sengaja menutup pintu agar tidak membangunkan anaknya.

3/5 Di dalam kegelapan, dia mendengar desahan berat seorang pria, seperti binatang buas menijilat luka di kegelapan. Selena merasa agak aneh.

Tidak ada lampu yang menyala di dalam ruangan. Begitu Selena ingin menyalakan lampu, tiba-tiba tangannya ditutupi oleh telapak tangan besar yang panas, serta suara laki-laki yang rendah terdengar, “Jangan dinyalakan.” Mendengar suara yang terdengar agak aneh, Selena segera bertanya, “Apa yang terjadi? Apa kamu terluka?” Harvey juga tidak tahu apa yang diberikan oleh wanita itu kepadanya, tetapi efek obatnya sangat kuat.

Dia tetap berusaha mengendalikan suaranya agar tidak membuat Selena takut. “Saya baik-baik saja. Ini sudah larut, cepatlah tidur.” Bagaimana pun, dia tidak terlihat seperti baik-baik saja.

Selena memikirkan kemungkinan yang terjadi. “Apa kamu terluka?* “Tidak.” Selena mengulurkan tangannya ke arah tubuh Harvey dan jarinya menyentuh kain yang basah.

Tubuh Harvey terasa sangat panas.

Selena panik. “Cepat nyalakan lampunya biar aku bisa melihat