We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar

Bab 2211
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Bab 2211 Meminta Pertolongan Medis

Selesai mengakhiri panggilan, Lorenzo berpesan pada Jasper, “Tanya Jeff, beberapa hari ini Dewi pergi ke mana?

Juga bertemu dengan siapa?”

“Baik.” Jasper langsung menelepon Jell.

Mobil terus melaju. Sopir melapor, “Tuan, ada orang yang mengikuti kita.”

Lorenzo melirik kaca spion, lalu berkata dengan tenang, “Cari tempat untuk menghadang mereka dan tangkap

hidup-hidup.”

“Baik.”

Mobil pelan-pelan menambah kecepatan, tetap melaju ke depan.

Membuat mobil di belakang bisa mengikuti mereka, tetapi jelas itu dengan susah payah.

Jasper selesai menelepon, lalu melapor pada Lorenzo bahwa Nyonya Presiden datang untuk mengajak Dewi

pergi ke pameran lukisan. Lalu, orang yang membocorkan berita itu adalah Nyonya Young.

“Kelihatannya mungkin ini karena sekelompok wanita tanpa sengaja membicarakannya saat mengobrol.” Jasper

menganalisis, “Untuk masalah sekecil ini, tidak mungkin ada rencana tersembunyi, kan?”

“Jangan urus dulu.” Lorenzo juga tidak ingin fokusnya terpecah karena masalah ini, “Hubungi Juliana, tanya

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

situasi di tempatnya.”

“Baik.”

Setelah berbaikan, Dewi tidur dengan sangat nyenyak.

Saat bangun keesokan paginya, dia langsung pergi mengobati Willy setelah selesai sarapan.

Kondisi Willy pulih dengan sangat cepat, setiap hari bisa melihat hasilnya.

Sekarang tidak ada gangguan dari racun, pengobatan dari Dewi pun sangat berkhasiat.

Setelah pengobatan seharian selesai, Robin melakukan panggilan video. Dia melapor pada Willy dengan

bersemangat, bahwa mereka menerima kiriman obat dari Dewi.

Handy dan orang-orang dari kantor cabang Grup Moore yang mengantarkan secara langsung pada mereka,

sehingga mereka bisa mulai mengonsumsinya hari ini.

Willy sangat gembira, sambil mengarahkan kamera ke Dewi.

Robin dan seluruh orang di kastel berterima kasih dengan tulus pada Dewi.

Dewi berpesan pada mereka tentang cara penggunaan obat dan beberapa hal yang harus diperhatikan, lalu

menyuruh mereka memperhatikan efek obat setiap hari, serta melaporkannya pada Willy.

Robin mengingat semuanya.

Selesai menelepon, Willy berterima kasih pada Dewi. Meski hanya sepenggal kata dan tidak bicara terlalu

banyak, tapi rasa terima kasih di matanya sangat tulus dan dalam.

Dewi merespons seadanya dengan berkata jangan sungkan, lalu sibuk meracik obat.

Mina membantu Willy mengoleskan obat. Melihat tatapan Willy terus memperhatikan Dewi, Mina pun merasa

sangat sedih.

Beberapa hari berikutnya, Dewi sibuk mengobati Willy. Dengan pengobatan darinya, Iuka luar Willy pun sudah

sangat membaik, tapi penyakit lama di kedua kakinya tetap sulit sembuh.

Dewi menyadari keracunan kali ini juga memengaruhi kaki Willy. Sebelumnya, seharusnya kondisi sudah stabil.

Sekarang malah semakin sulit.

Karena itu, setiap hari Dewi meneliti cara pengobatan yang baru, juga menelepon Brandon untuk

mengirimkannya beberapa buku medis kuno kemari.

Dalam sekejap, sudah berlalu seminggu. Lorenzo masih belum pulang, tapi terkadang dia bisa mengirimkan

pesan pada Dewi. Meski Dewi merasa sangat sedih, tapi dia tetap menunggu. dengan sabar.

Kiriman buku medis kuno dari Brandon sudah sampai. Setiap hari Dewi mempelajari buku itu di rumah. Akhirnya

ia menemukan sesuatu, lalu dia pun lanjut mengobati Willy.

Sore hari itu, Dewi baru saja selesai mengobati Willy dan sedang membereskan barangnya. Tiba- tiba Sonny

datang melapor dengan buru-buru, “Nona Dewi, Nyonya Presiden datang.”

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

“Ha?” Dewi tertegun, lalu mengerutkan kening, “Kenapa dia datang lagi?”

“Sepertinya Nona Tamara sakit parah, tidak bisa menemukan dokter. Jadi, dia datang kemari untuk meminta

bantuan Nona.” Sonny berkata, “Aku lihat dia sangat panik. Kak Jeff pun menyuruhku mencari Nona.”

“Ini berkaitan dengan nyawa orang.”

Dewi segera membereskan kotak obatnya, lalu bersiap pulang.

“Dewi.” Tiba-tiba Willy menghentikannya.

“Ha?” Dewi menoleh dan menatapnya.

“Biarkan Mina ikut denganmu.” Willy melirik Mina, “Sekarang dia sudah mempelajari beberapa

2/3

ilmu medis dasar, bisa jadi asistenmu.”

“Tapi, kalau dia pergi, siapa yang menjagamu?” tanya Dewi.

“Ada banyak pelayan di sini, tidak apa-apa. Mina buru-buru berkata, “Selesai minum obat, Pangeran akan tidur.

Sebenarnya saat malam, juga tidak ada gunanya aku di sini.”

“Baiklah. Aku pergi lihat keadaannya dulu. Nanti kamu baru datang.”

Dewi berkata begitu, lalu buru-buru pergi.