Bab 755
Memandangi pantai yang tidak terlalu jauh, Salsa melenguh dan berkata, “Apakah kamu masih ingat apa yang
terjadi pada pernikahan Tasya? Saya hampir terseret ke tengah laut. Ketika melihat kamu benisaha menolong saya
benar–benar terham.”
Arya mengusap kepala Salsa. “Kamu masih punya keberanian untuk mengatakan hal itu, be? Kamu tak boleh pergi
ke tempat berbahaya sejak saat ini. Bagaimanapun saya tidak akan bisa berada di sisimu sepanjang
wakm.”
“Namun, sungguh anch! Saya tak pernah berada dalam situasi seperti itu sebelum bertemu denganmu. Begitu
lengket denganmu, maka saya hampir hanyut dibawa air laut atau jatuh menggelinding dari bukit. Untungnya,
kamu selalu berada di sana untuk menyelamatkan saya.” Setelah mengatakan hal itu, Salsa memeluk pinggang
Arya dan menengadah, masih agak heran bahwa laki–laki di depannya ini adalah kekasih hatinya sekarang.
Arya memeluk Salsa erat–erat sambil berjanji, “Dengan saya berada di sisimu, kamu akan aman dan nyaman
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtsepanjang sisa hidupmu.”
“Kita akan aman dan nyaman.” Ini membuat mata Salsa agak berkaca–kaca.
Tiba–tiba pikiran melintas dalam benaknya dan diapun bertanya dengan nada serius, “Tuan Muda Airlangga, saya
punya pertanyaan untukmu. Jawablah dengan tulus.”
“Ya?” Arya menjadi serius, tidak ingin asal menjawab.
“Dengan statusmu, tentunya banyak perempuan yang mengelilingimu karena kamu muda. Lalu, mengapa kamu
memilih saya?” Salsa bertanya dengan tatapan mata penuh rasa ingin tahu.
Sambil menatap matanya yang berbinar, Arya merasa Salsa menyerupai bunga yang tengah mekar di musim
kemarau dengan pesona memukau yang sulit dijelaskan. Hal dalam diri Salsa yang paling dicintainya adalah
senyumnya; walaupun ada isyarat keluguan di sana, senyum itu selalu membuatnya tenang dan merasa hidup ini
begitu penuh kesenangan hanya dengan bersamanya.
Namun, ketika menyebut sifat apa darinya yang telah membuatnya jatuh cinta, Arya hanya ingin mengatakan
bahwa Salsa telah membawa nuansa kehidupan ke dalam dunianya. Berada bersamanya membuat Arya merasa
nyaman dan alamiah, membuatnya ingin membangun masa depan bersamanya.
Sejak usia muda, Arya selalu dikelilingi oleh perempuan dari keluarga terpandang dan terhormat di mana kehendak
dan ambisi mereka selalu dipertontonkan. Ketika muncul dalam kehidupannya, Salsa bagaikan berkas sinar yang
menyelinap ke dalam hatinya yang kokoh.
Arya tidak menjawab pertanyaan Salsa. Namun, dengan perlahan dia memeluk dan mengecup kepala Salsa dua
kali. “Kamu tak seharusnya meremehkan pesonamu. Bagi saya, kamu itu unik dan tidak dapat digantikan,” bisik
Arya.
“Tetapi saya bebal,” jawab Salsa sambil gamang.
Arya membelai kepala Salsa dengan dagunya, dan menjawab penuh perhatian, “Tak apa. Saya tidak memerlukan
hal itu darimu. Saya hanya ingin menjadi orang pertama yang kamu pikirkan kapanpun kamu berada dalam
bahaya dan orang yang kamu datangi saat menghadapi kesulitan hidup.”
Salsa merasa hatinya berdegup kuat saat mendengar kata-katanya dan tertawa keras sambil memeluk erat Arya.
Baginya, inilah bentuk pengakuan tertinggi yang dapat dia terima; bahkan lebih romantis daripada mendengar
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmkalimat ‘saya cinta padamu.
Dalam sekejap mata, hari Jumat pun tiba dan begitu pun acara yang digelar oleh Grup Prapanca. Menjadi bintang
pada acara itu, Tasya muncul di bawah sorot lensa media sambil menggenggam tangan suaminya.
Karena harus sampai di tempat acara lebilrawal, Tasya melangkah keluar dari mobil dalam gaun malam berwarna
emas terang. Gaun itu, yang terlihat begitu anggun dan mewah, menonjolkan kecantikan dan karismanya.
Bahkan di bawah sorotan begitu banyak kamera, kecantikan alamiahnya terlihat tanpa cacat. Tampil di depan
media untuk pertama kalinya setelah sekian lama, Elan tampak begitu tampan tanpa kehilangan aura dominasinya,
dan membuat perempuan di sekeliling tersengal dan menjerit.
Ternyata, bahkan setelah menikah pun, tidak bisa menghentikan para perempuan untuk mengaguminya.
Namun, Elan tidak menaruh perhatian pada semuanya karena tengah memeluk tangan istrinya dan berjalan
bersama di atas karpet merah sementara para jurnalis memastikan dapat mengabadikan momen penuh emosional
ini.
Dari merapikan pakaiannya lalu memegang tasnya, tatapan mata Elan tidak pernah lepas dari istrinya seakan tidak
ada seorangpun selain istrinya yang begitu berarti baginya.
Sementara itu, di sebuah toko pakaian mewah