Ruang Untukmu
Bab 750
Salsa baru saja akan sarapan ketika tiba-tiba mendengar pintu kamar tamu dibuka. Sambil ketakutan, dia bergegas
menghampiri dan berpikir, Mengapa Arya tidak mengunci pintunya dari dalam?!
“Bu. Bu…” Dia berlari menuju pintu kamar tamu dan melihat kamar itu bersih dan rapi sementara Arya tidak
terlihat di sana. Dia hanya melirik ke lemari pakaian dan tertegun mendapati pintu lemari pakaian itu-yang dapat
memuat orang di dalamnya-terbuka sedikit.
“Ah!” Salsa tiba-tiba menjerit dan Emma, yang berada di sampingnya, terkejut mendengarnya. Emma pun berbalik
menatap Salsa. “Mengapa kamu berteriak seperti itu?”
Salsa melirik jendela dengan ekspresi sangat ketakutan dan satu-satunya jendela besar yang dapat dibuka kini
memang sudah terbuka lebar. Dia tahu ada jalan sempit yang mengarah ke koridor dan itu adalah tempat mesin
pendingin tergantung.
Apakah dia benar–benar … Salsa tampak sangat ketakutan. Tolong katakan pada saya bahwa dia tidak melompat
keluar jendela! Kita berada di lantai delapan belas!!!
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtSaat itu, Salsa bergegas menghampiri Emma. “Ibu, saya harus keluar dulu.”
Setelah menyelesaikan kalimatnya, Salsa membuka pintu depan dan melangkah keluar dengan jantung berdebar
sangat kencang. Dia merasa seakan jantungnya akan berhenti berdenyut kapan pun. Semoga dia baik–baik saja!
Dengan panik Salsa berlari menuju koridor dan tiba-tiba melihat Arya sedang berdiri santai di ujung koridor
menunggunya.
“Ka-kamu membuat saya takut! Bagaimana kamu bisa memanjat jendela seperti itu?!” mata Salsa memerah
karena ketakutan dan hendak memukulnya.
Walaupun ringan, pukulan itu jelas mengindikasikan betapa cemas dan takutnya Salsa. Arya terkejut karena tidak
menyangka Salsa akan setakut itu.
Arya langsung meraih tubuhnya dan meminta maaf dengan suara rendah, “Maafkan saya.”
Tubuh Salsa sedikit gemetar dalam pelukan Arya; begitu menyadari Arya memanjat jendela, jantungnya hampir
berhenti berdetak dan dirinya dilanda ketakutan akan segera kehilangan Arya.
“Lebih baik ibu saya mengetahui keberadaanmu daripada kamu bertindak berbahaya seperti itu lagi!” Ucapnya
sambil mengangkat kepala.
Arya mengacak-acak rambutnya sambil tersenyum. “Tidak apa-apa. Saya akan mencari kesempatan untuk
bertemu dengan orang tuamu lain kali. Saya khawatir mereka akan meledak marah jika melihat saya saat ini.”
“Tunggu di sini sebentar. Saya akan membawakan beberapa pakaian untukmu dan mengantar mu ke hotel
terdekat.”
Salsa segera kembali ke dalam rumah dan mengumpulkan beberapa potong pakaian untuknya. Sementara itu,
Emma sedang sibuk di dapur menyiapkan makan siang penuh nutrisi untuk putrinya. Salsa segera memberitahu
Emma kalau dia akan keluar menemui temannya dan akan segera kembali.
Emma pun menawarkan untuk mengajak teman Salsa makan siang bersama dan Salsa hanya mendengus sambil
keluar dari pintu.
Kemudian, pasangan itu berjalan menuju tempat parkir. Salsa memiliki sebuah mobil kecil dan meskipun tidak
mewah, mobil itu sangat nyaman untuk membawanya ke mana saja.
Arya masuk ke bangku belakang mobil untuk berganti pakaian. Dia melepas atasannya dan mengambil kaos
berwarna putih untuk dikenakan. Setelah itu, dia berganti dengan celana olahraga.
Setelah berganti pakaian, Arya duduk di bangku penumpang depan; tercium bau keringat dari tubuhnya yang
menusuk hidung Salsa. Pada saat itu, dia merasa napasnya sedikit tersekat.
Salsa membalik tubuhnya dan melirik laki-laki yang sudah mengganti piyamanya itu. Meskipun mengenakan
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmpakaian biasa, dia tampak sangat tampan dan aura elegan yang terpancar juga tak bisa dilewatkan begitu saja. Dia
sempurna meskipun terlihat dari belakang.
“Ada apa?” Arya menyadari Salsa sedang menatapnya dengan tatapan kosong dan dia melengkungkan bibirnya
membentuk senyuman tipis sambil menatap Salsa dengan tatapan menggoda.
Tak perlu dikatakan lagi, jantung Salsa langsung berdebar-debar keras dan menyadari bahwa hidup sudah
sedemikian indah bersama laki-laki ini, kecuali fakta bahwa jantungnya berdebar tak kunjung berhenti. Apakah ini
hal yang baik atau buruk? Apakah ini sebuah ujian untuk melihat seberapa kuatnya jantung saya?
Tiba-tiba Arya membuka pintu mobil dan turun dari mobil lalu berkata, “Biar saya yang mengemudi.”
Kemudian, pintu mobil dari sisi Salsa tiba-tiba dibuka oleh Arya dan kemudian Salsa bertanya bingung, “Kenapa?”
“Saya khawatir kamu tidak akan bisa konsentrasi menyetir di jalan karena saya.” Arya sangat percaya diri sehingga
kharismanya sudah barang tentu akan membuatnya kehilangan konsentrasi.
Dalam sekejap, wajah cantiknya merona merah meskipun tahu apa yang dikatakannya adalah benar.
Seolah-oleh karena kenyataan ini, Salsa merasa lebih malu dari yang pernah dialaminya
sebelumnya saat berkata, “Tidak benar.”
Namun, dia pindah ke bangku penumpang depan. Memang benar Elan memiliki pesona yang tidak tertahankan
sampai lupa memasang sabuk pengaman ke bangkunya.