Ruang Untukmu
Bab 426
Helen, yang berada di pelukan Nando saat itu, tiba–tiba membuka matanya. Nando pun segera menurunkannya.
Tiba–toba, seorang pelayan buru–buru mendekat. “Nona Helen, mengapa Anda ada di sini? Saya sudah mencari
Anda ke mana–mana.”
“Ada apa dengan Nona Helen ini?” tanya Belinda.
“Tuan Muda Elan menyuruh kami menjaga Nona Helen makan di aula samping,” jawab pelayan itu.
Tatapan Tasya bertemu dengan Helen, dan kebencian di mata Helen diarahkan tepat padanya. Tasya langsung
mengerti ternyata Helen juga hadir, tetapi Elan telah mengatur ruang makan terpisah untuknya.
Helen jelas tidak datang atas undangan resmi, dia datang atas kemauannya sendiri.
“Kamu-” Nando menatap Helen, lalu menatap ke Tasya. Dia merasa seperti baru saja bertemu Tasya versi bajakan,
dan jejak operasi plastik wajah Helen terlihat jelas di bawah sinar matahari.
“Nona Helen, saya akan menyiapkan mobil untuk mengantar Anda pulang setelah makan.” Pelayan lain muncul dan
menunjuk ke arah Helen. “Silahkan lewat sini.”
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt“Saya akan memberi tahu Nyonya Hana dulu,” kata Helen kepada pelayan itu.
“Maaf, tapi Tuan Muda Elan telah memintaku untuk segera membawamu pulang.” Pelayan itu tidak ingin Helen
mengganggu tamu lain.
Helen sedikit enggan, tetapi pada saat itu, para tamu wanita yang berkumpul di sekelilingnya tampak
memperhatikannya dengan heran. Dia hanya bisa berkata, “Baiklah, aku akan pergi. Namun, bisakah aku berbicara
dengan temanku terlebih dahulu?”
Dia menunjuk Tasya.
Tasya langsung menolak dengan jijik. “Tidak ada yang perlu dibicarakan di antara kita.”
“Tasya, ketika kamu dilecehkan lima tahun lalu, kamu bilang bahwa akulah yang melakukannya. Kenapa kamu
memberi tahu Elan bahwa aku adalah orang di balik semua itu? Sejak kapan aku memerintahkan pria itu untuk
tidur denganmu hingga kamu melahirkan seorang putra?” Helen berkata dengan keras.
Nando yang berada di sampingnya sangat marah hingga dia ingin sekali menutupi mulut wanita itu. Demikian pula
Tasya, wajahnya memerah karena marah. Bagaimana tidak, Helen sengaja menyebutkan kejadian itu di depan
semua tamu.
“Helen, sudah cukup main–mainnya!” Tiba–tiba, Elan berjalan ke arah mereka dari suatu tempat dengan ekspresi
geram.
Helen terkejut dan sedikit gemetar, tetapi dia menjawab, “Apakah aku mengatakan sesuatu yang salah? Elan, aku
tidak ingin kamu salah paham. Aku benar–benar tidak menyakitinya.”
Tasya mengepalkan tangannya erat–erat dengan ekspresi marah. Bahkan sampai sekarang, Helen
masih terus melewati batas.
Bagaimana seseorang bisa memutarbalikkan kebenaran sejauh ini?
Ekspresi Elan benar–benar marah. Helen sengaja sekali mengambil kesempatan ini untuk memberi tahu semua
kerabat Keluarga Prapanca tentang kejadian itu. Jelas, dia ingin merusak reputasi Tasya.
“Diam, Helen.” Elan memberinya tatapan peringatan.
Mata Helen langsung memerah dan dia menyalahkan Elan sambil menangis, “Elan, aku memberimu kesucianku
untuk pertama kalinya lima tahun yang lalu demi menolongmu, tapi kamu menindasku tanpa henti. Aku bahkan
pernah keguguran sekali untukmu. Beginikah seharusnya kamu memperlakukanku?”
Semua orang yang hadir menatap Elan dengan kaget. Mereka tidak percaya Elan melakukan hal seperti itu.
Mereka tidak tahu apakah mereka harus menyalahkan tuan muda paling mulia dari Keluarga Prapanca ini.
Wajah Tasya memucat dalam sekejap saat dia menatap Helen. Dia pernah keguguran sekali demi Elan?
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmHana baru saja tiba di lokasi dan mengetahui bahwa Helen hanya berakting. Dia berkata kepada Helen, “Nona
Helen, aku tahu bahwa Elan telah melecehkanmu sebelumnya dan dia juga melakukan beberapa kesalahan.
Namun, Elan telah mencarimu selama lima tahun terakhir hingga dia bisa menebusnya padamu. Sekarang, kami
berusaha sebaik mungkin untuk memberi kompensasi kepadamu atas insiden lima tahun lalu. Sejak kami
menemukanmu, apakah Keluarga Prapanca pernah memperlakukanmu dengan buruk?”
Keinginan Helen yang sebenarnya bukanlah objek material, melainkan ingin menjadi istri Elan. Sambil
menggertakkan giginya, dia berkata, “Nenek, aku bahkan tidak bisa menemukan pria untuk menikahiku sampai
sekarang. Aku ingin menjadi istri Elan. Aku ingin menikah
dengannya.”
Helen mengungkapkan ambisinya tanpa menahan diri. Dia melihat ke arah Elan dengan tatapan penuh arti. “Elan,
aku tidak menyalahkanmu atas apa yang kamu lakukan padaku malam itu. Aku hanya ingin berada di sisimu dan
bersamamu.”
“Kamu tidak bisa memaksakan cinta, Helen. Aku tidak akan pernah menganggapmu sebagai istriku,” tolak Elan
dingin.
Previous Chapter
Next Chapter