Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar
Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Sang Bos Besar Bab 354
Bab 354
“Kenapa? Mau mengusirku?” Tuan Besar menaikkan alisnya.
“Tidak, aku tidak berani.” Megan tergesa–gesa meminta maaf, “Aku yang tidak menyadari orang besar
seperti Anda, mohon lepaskan orang kecil seperti kami...”
“Bagaimana? Apa sudah diperiksa?”
Tuan Besar mengabaikan perkataan Megan, ia menoleh ke samping menatap Sanjaya.
“Sudah diperiksa, dia adalah istri dari ketua Grup Miller.” Sanjaya menundukkan kepala melapor.
“Grup Miller sudah hancur, tidak disangka masih berani sombong seperti ini.” Raut wajah Tuan Besar
menunjukkan penghinaan, ia memerintahkan, “Kamu tahu apa yang harus kamu lakukan?”
“Iya.” Sanjaya menganggukkan kepala.
“Jangan...” Tubuh Megan lemas, ia hampir jatuh ke lantai.
Dua orang pengawal langsung membopongnya.
Megan menangis memohon: “Tuan Besar, mohon anda lepaskan keluarga kami, ini salaliku, jika anda
mau inchukulku, mau memarahiku, aku terima
“Berisik sekali.” Tuan Besar mengerutkan kening
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtSanjaya mengisyaratkan beberapa pengawal untuk menyeret Megan.
Seketika dunia menjadi hening,
Carles dan Carla menyaksikan kejadian itu dengan mulut lernganga, kesadaran mereka masih belum
kembali.
Carlos melihat pemandangan ini dengan wajah tenang, sorot matanya menggambarkan ia sedang
menyaksikan sebuah kehormatan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
“Kenapa? Kakek membuat kalian kaget, ya?” Tuan Besar berlutut menenangkan anak–anak.
“Tidak, kakek sedang melindungi kami.” Carles menjawab dengan cepat, ia dengan bersemangat
berkata, “Apa kakek seorang Raja? Kenapa nenek yang kejam begitu takut dengan kakek?”
“Hahaha...” Tuan Besar tertawa tebahak–bahak, “Kakek bukan Raja, tapi kalau Carles
menginginkannya, kakek akan beli sebuah pulau dan menjadi Raja disana, dengan begitu kalian akan
menjadi pangeran kecil.”
“Benarkah? Hebat sekali.” Carles hampir melompat kegirangan.
“Ycy, kalau begitu aku akan menjadi scorang putril” Carla mengangkat tangannya yang gemuk, “Aku
mau tinggal di istana, mau naik kuda!”
“Hahaha, tidak masalah! Tuan Besat tertawa bahagia, menolch menatap Carlos, “Bagaimana
denganmu? Apa yang kamu inginkan?”
“Aku ingin memiliki kekuatan yang tidak terhingga.” Carlos menatap ke arah pintu, ia berkata dengan
suara pelan, “Seperti kakek, dimanapun kakek berada, kakek selalu dihormati orang orang, membuat
orang jahat takut, dengan begini, aku bisa melindungi mami dan adik–adik!”
“Anak baik!” Tuan Besar bersemangat memeluknya, “Sungguh anak baik dengan masa depan yang
cerah!”
Pada saat bersamaan, hatinya bergejolak dan bersemangat, “Apa kalian tahu? Perkataan yang sama
sering diucapkan seseorang kepadaku.”
“Benarkah? Siapa?” Carlos bertanya dengan penasaran.
“Cucuku.” Tuan Besar berkata dengan penuh emosi, “Dia mengatakan ini kepadaku ketika dia berusia
lima tahun, dan Kakek sangat bersemangat saat itu. Kakek merasa bahwa keluarga kami akan
memiliki penerus!“.
Tuan Besar mengelus kepala Carlos, menghcla napas dan berkata, “Alangkah baiknya jika kalian
adalah darah daging keluarga kami.”
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm“Darah daging apa?” Carles tidak mendengarnya dengan jelas, pikirannya fokus pada permainan,
“Kakek, aku ingin main ke sana.”
“Aku lihat es krim, aku mau makan es krim...”
Carla mengangkat ujung roknya, ia berlari seperti seckor burung kecil.
Dua orang pengawal buru–buru mengikutinya.
“Carla, tunggu aku.” Carlos berteriak panik, seorang pengawal mendorong kursi rodanya menyusul
Carla.
Hanya Carlos yang mendengar perkataan Tuan Besar, ia tidak mengerti lalu bertanya, “Kakek, apa
cucu tertuamu tidak bisa punya anak?”
“Pfft, uhuk uhuk!” Tuan Besar tidak dapat menahan lawanya.
Meskipun Carlos anak yang pintar, namun ia lctaplah seorang anak kecil, ia tidak mengerti arti darah
daging, ia mengira cucu lertua kakek tidak bisa mempunyai anak, sehingga kakek iri pada orang lain.
la terus berpikir dalam hatinya, cucu tertua itu sangatlah kasihan, tidak bisa memiliki anak.
CI
Pantas saja temperamcnnya sangat buruk.
“Tidak masalah, kami bisa menjadi cucumu nanti.” Carlos yang bijaksana mencnangkan Tuan Besar.
“Kakek, ayo kita masuk sama–sama, di sana ada snack yang enak.”