We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar

Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Sang Bos Besar Bab 250
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Bab 250

Setelah selesai makan, Tracy membawa Bibi Juni dan anak–anak pulang.

Segera setelah mereka sekeluarga berjalan ke gerbang komplek rumah, karyawan manajemen

properti datang menyambut mereka dengan bersemangat dan ramah, satpam juga membantu Bibi Juni

membawa tas besar dan kecil.

Bibi Juni berulang kali kagum akan pelayanan mereka, lalu berbisik pada Tracy. “Nona, iuran

pengelolaan lingkungan di komplek ini pasti sangat mahal, kan?”

“Sedikit mahal, tapi tidak apa–apa, gajiku sudah naik.”

Tracy tidak ingin Bibi Juni khawatir.

“Tidak peduli berapa banyak kenaikan gajinya, jangan dihabiskan seperti ini. Biaya sewa rumah dan

iuran pengelolaan lingkungan, sebulan harus bayar berapa?” Bibi Juni khawatir.

“Rumah ini sudah dibeli dan pengurusannya sudah siap. Tunggu Nona Tracy menandatanganinya,”

kata karyawan manajemen sambil tersenyum.

“Beli?” Bibi Juni membelalakkan matanya karena terkejut dan buru–buru bertanya, “Nona, uang dari

mana?”

“Aku bekerja dengan baik untuk perusahaan dan bos memberiku imbalan.” Tracy berbisik, “Bibi Juni,

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

jangan terlalu banyak berpikir, kila berlima bisa hidup damai.”

Bibi Juni tidak berkata–kala lagi, tapi wajalinya icrlihat sangat berat.

Berjalan memasuki rumah, mereka semua tercengang. Rumah ini benar–benar berbeda dari rumah

yang mereka tinggali sebelumnya. Di sini sangat indah, luas, cerah, romantis dan hangat!

Sctiap perabot dan dekorasi dipilih dengan teliti dan terlihat jelas dikerjakan dengan pemikiran yang

matang

Karyawan membawa mereka untuk mengunjungi kamar. Kamar tidur utama sangat luas, dilengkapi

dengan ruang ganti dan meja, serta kamar mandi.

Ada dua kamar anak–anak, kamar putri dan pangeran.

Kamar putri didekorasi dengan sangat indah seperti kamar putri dalam dongeng, warna utamanya

adalah warna merah muda dan putih dengan banyak tirai dan boneka.

“Walı, cantik sekali!!”

Begitu Carla inembuka pintu dan melihat, dia segera bersorak dan melompat ke ranjang dengan penuli

semangat.

“Cepatah lihat kamar kita.”

Carlos dan Carles tidak sabar untuk lari ke kamar pangeran di scbclahnya.

Ada dua ranjang di kamar pangeran dengan latar belakang bertema sci–fi, satu ranjang dibuat menjadi

model pesawat dan yang lainnya adalah model mobil.

Di kamar juga ada banyak mainan, semua mainan yang dinanti–nanti, tapi tak mampu mereka beli.

“Wow, aku sangat suka kamar ini.

“Aku juga!”

Kedua anak itu berlari dengan penuh semangat, membuka scuiap mainan, lalu merangkak ke ranjang

sambil membawa mainan dan memainkannya.

“Bibi, ini kamar Anda, lihatlah.”

Karyawan membawa Bibi Juni untuk mengunjungi kamarnya.

Tracy buru–buru mengikuti.

Kamar Bibi Juni dilengkapi dengan ranjang keras untuk orang tua dan kursi pijat.

Bibi Juni berbaring untuk mencobanya, lalu menghela napas berulang kali: “Ini sangat nyaman. Aku

biasanya sakit punggung saat bekerja. Pergi ke panti pijat orang buta sangat mahal dan memakan

waktu. Sekarang aku bisa pijat di rumah.”

“Ini dibuat khusus untuk Anda.” Karyawan tertawa.

“Terima kasih, terima kasih, terima kasih banyak.” Bibi Juni merasa lerharu.

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

Manajer properti incngajari Bibi Juni cara menggunakan peralatan rumah tangga terbaru dan juga

menyesuaikan AC sentral dan sistem udara segar, lalu pergi

Tracy sangat lega melihat Bibi Juni dan anak–anak sangat bahagia.

Pada saat yang bersamaan, suasana hatinya menjadi sangat rumit.

Semua ini sempurnia tanpa cela.

Dia tahu bahwa semua detail diatur oleh Lily..

Tapi sebenarnya, semua ini pemberian Daniel, apa dia akan mengambilnya kembali saat merasa

scdikit tidak senang?

Nanti anak–anak akan kecewa lagi... Tracy menggelengkan kepala untuk menghentikan dirinya

berpikir hal ini.

Tracy bermain dengan anak–anak sejenak sampai anak–anaknya kelelahan dan tidur siang, dia

segera berganti pakaian dan bersiap untuk pergi dengan membawa tasnya,

“Nona, Anda ingin pergi?” Bibi Juni baru saja kembali dari berbclanja, lalu berkata sambil tersenyum,

“Ada penjual sayuran di komplek, aku membeli Sayuran dan akan memasak makan

malam yang lezat untuk merayakan kepindalan kita!”

“Jangan masak untukku, aku ingin pergi ke makam, entah kapan aku kembali.”