Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar
Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar Bab 975
Bab 975
“Iya.” Daniel mengangguk–anggukan kepala.
“Wah, bagus sekali.” Carles sangat gembira, “Berarti, kalian sudah berbaikan?”
“Masih butuh waktu...” Daniel menoleh menatap Tracy, “Mami sedang marah pada papi, jadi papi harus
bersikap baik padanya.”
“Hihi, semangat.“Carles mongcpalkan tangan mungilnya membentuk isyarat semangat, “Aku tidak
akan mengganggu kalian lagi, aku akan menunggu kalian di bawah.”
“Pergilah.” Daniel mengusap–usap kepala mungilnya dan menutup pintu.
“Omong kosong apa yang kamu katakan ke Carles?”
Tracy selesai mengganti pakaiannya, lalu berjalan keluar dari dinding penyekat.
Daniel menoleh menatapnya, ia mengenakan rok putih panjang, rambut panjangnya terurai, wajahnya
polos tanpa riasan, ia seperti kembali menjadi dirinya yang dulu, tampak lebih lembut.
“Aku mengenakan baju ini, benar–benar terlihat lemah.” Tracy menertawakan dirinya sendiri, “Karena
inilah kalian semua mengusikku.”
“Tidak ada orang yang mengusikmu.” Daniel mengerutkan alis menatapnya, “Ada beberapa takdir yang
berada diluar kendali manusia...”
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt“Takdir, itu hanyalah alasan dari para orang gagal untuk dirinya sendiri.”
Tracy tidak ingin mengobrol lebih lanjut dengannya.
“Kamu mau kemana?Daniel langsung menghalanginya.
“Tentu saja mau pergi, mana mungkin aku tinggal disini dan membiarkan kalian membunuhku?” Tracy
menatapnya dengan dingin, “Tunggu sampai aku menemukan Tabib Hansen, aku akan membawa
anak–anak, kemudian aku akan membuat perhitungan dengan Keluarga Wallance!”
Tracy melepaskan tangan Daniel, langsung berjalan pergi...
“Tunggu sebentar.” Daniel bergegas menahannya, “Masih ada yang ingin kubicarakan denganmu.”
“Tidak ada yang perlu dibicarakan antara kita.”
Tracy membuka pintu kamar hendak berjalan keluar, tiba–tiba ia tertegun..
Carlos berdiri di luar kamar, dengan satu tangannya yang mengepal hendak mengetuk pintu, namun
karena ia mendengar pertengkaran mami dan papinya, tangannya membeku, raut wajahnya muram.
“Carlos... Tracy berlutut, ia berkata dengan lembut “Mami pergi dulu, tunggu sampai mami menemukan
Tabib Hansen, mami akan menjemput kalian.”
“Iya.” Carlos menganggukkan kepala, meskipun sulit untuk menyembunyikan rasa kehilangan di
matanya, dia masih tersenyum dan berpura–pura kuat dan berkata, “Aku akan melindungi Carles
dan Carla, mami jangan khawatir.”
Tracy memeluk Carlos, ia tidak rela berpisah...
Tidak peduli apapun yang terjadi di antara dia dan Daniel, ia selalu merasa berhutang dengan anak–
anak. Jika dipikir–pikir lagi sekarang, sejak awal ia scharusnya tidak membiarkan Daniel mengenali
anak–anak, cukup dirinya dan bibi juni saja yang menghidupi mereka. Meskipun miskin, namun
kehidupan mereka akan lebih aman dan bahagia.
Masuk ke dalam keluarga kaya, seolah masuk ke dalam lautan, sejak ia kembali ke keluarga Wallance,
seinua rasa benci pun keluar...
Nasib tidak berada di bawah kendali kita sendiri.
“Sarapan dulu baru pergi.”
Daniel melihat Tracy sudah bertckad untuk pergi, ia takut apapun yang ia katakan tidak dapat
menahannya untuk pergi, ia hanya dapat mengubah perkataannya, “Carles masih menunggu kita di
bawah, begitu juga Carla...”
“Mami!”
Suara serak dan lemah terdengar
Tracy incnolch, Naomi mendorong Carla keluar dari kamar, Carla duduk di atas kursi roda, tubuhnya
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmdiselimuti oleh selimut tipis, ia memeluk boneka alpaka puuhnya, Roxy bertengger dengan lembut di
atas bahunya....
Carla sakit begitu lama, ia kini sangat kurus, wajah mungilnya yang semula lembut dan
menggemaskan, kini pucat seputil kertas, sepasang matanya yang dulu jernih dan cerah, kini begitu
cekung ke dalam...
Membuat orang–orang yang melihatnya menjadi scdih.
“Carla, kenapa kamu keluar?” Tracy langsung berjalan menghampiri Carla dan memeluknya, “Kenapa
tidak istirahat di kamar?”
“Aku sudah lama tidak keluar kamar, cuaca hari ini begitu bagus, aku ingin keluar mencari udara
segar.” Suara Carla begitu serak, ia berusaha sckuat tenaga untuk berbicara, “Mami, mari kita makan
bersama di taman bunga.
“Nona Tracy, sarapan pagi sudah siap.” Bibi Riana naik ke lantai atas dan berkata, “Semuanya
dimsum, makanan favorit Anda dan anak–anak.”
“Terima kasih. Bibi Riana, Aku...”
“Kakek pergi jalan pagi, Victoria dan ayahnya sedang makan di dalam ruangannya sendiri.” Daniel tahu
apa yang sedang ia pikirkan, “Pagi ini, hanya ada kita berenam sekeluarga.”
“Baiklah...” Tracy melirik Danicl, ia selalu merasa Daniel sepertinya sengaja mengalur semua ini...