Bab 690
Hartono memiliki keterampilan mengemudi terbaik di antara semua pengawal, jadi biasanya ia sclalu
menyetir untuk Daniel.
Pengawal keluarga Wallance semuanya pengawal ahli yang terkemuka. Setiap bidang keahlian
mereka bisa dianggap sebagai profesional tingkat atas.
Hingga saat ini, tidak ada orang yang dapat mengalahkan keterampilan mengemudi Hartono, tetapi
hari ini ia malah bertemu saingannya.
Mobil Roll Royce Phantom perak ilu bergerak seperti aliran air, menyelinap dalam lalu lintas. Di mana
ada celah langsung masuk dengan lancar, jadi mereka selalu berada di depan.
Entah bagaimana Hartono mengejar, pada akhirnya sclalu tertinggal belasan meter di belakang.
1
“Hartono, ada apa denganmu? Cepat kejar dia.” Ryan mendesaknya. Kening Hartono berkeringat, ia
menambah kecepatan mengejar, tetapi ia selalu tertinggal di belakang
Dalam seketika, ia incrasa dipermalukan. la 111CDITcrtakkan gigi dan berusaha keras mcnambah
kecepatan.
“Cepat, jangan kalah dari wanita.”
Hati Ryan berkobar–kobar ketika teringat pengawal wanita di mobil itu yang mengatainya – semalam.
Hari ini, ia harus memenangkan kembali.
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtDalam Roll Royce Phantom perak.
Pengawal wanita mengenakan kacamata hitam duduk disamping pengemudi, mobil itu hampir mau
terbang
Naomi yang duduk di samping kursi, mengemudi menatap kaca spion belakang dan tersenyum dingin
dengan bangga, “Ingin mengejar kami? Jangan harap.”
Tracy sedang istirahat dengan mata tertutup. Ia memerintah dengan tenang, “Hati–hati.”
“Baik, Nona Tracy!” jawab Naomi.
Paula yang sedang menyetir, mengernyitkan kening ketika melihat mobil hitam Roll Royce dari kaca
spion mengejar mereka.
“Paula, kenapa? Cepat.” Naomi mendesaknya.
“Aku tahu.” Paula mengernyitkan kening, “Tak disangka, bocah tengil itu hebat juga.”
“Tambah kecepatan, jangan sampai mereka mengejar,” ujar Naomi dengan kesal.
Paula pelan–pelan menambah kecepatan, tetapi pada akhinya berhasil dikejar kembali oleh Roll Roycc
hitam itu.
Kedua mobil berjalan beriringan dan berdampingan.
“Stabilkan!” Ryan memerintah Hartono.
“Baik.” Hartono berusaha keras tidak boleh cepat dan lambat. Harus sejajar dengan Roll Royce perak
itu.
Jarak kedua mobil hanya satu meter, kedua inobil sangat dekat.
Daniel menoleh menatap mobil di scbelahnya. Ia ingin melihat jelas orang di dalam mobil itu, tetapi ia
hanya dapat melihat sesosok orang.
Dapat dilihat, orang itu juga sedang melihat dirinya.
“Itu adalah Danic! Wallance?”
Tracy memincingkan mata menatap sosok tubuh dalam mobil itu dengan dingin. Walaupun hanya
samar–samar, namun ia dapat merasakan rasa familiar.
“Scharusnya iya.” Naomi mendekat dengan cermat, “Tidak terlihat jelas.”
“Pelan sedikit.” perintah Tracy.
“Baik.” Paula mulai menurunkan kecepatan.
Mobil di sebelah juga menurunkan kecepatan. Entah bagaimana mereka menyetir, kedua mobil sclalu
sejajar.
“Menyebalkan.” Paula menggerakkan gigi kesal.
Kecepatan mulai diturunkan.
Tracy menurunkan jendela mobil, memperlihatkan sepasang mata jernih dan gesit.
Mobil di sebelah juga menurunkan jendela memperlihatkan setengah wajahnya.
Kedua orang itu saling menatap satu sama lain, namun tatapannya tak sama.
Tatapan Tracy dingin, angkuh dan agak sedikit menantang...
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm
Sedangkan tatapan Daniel, ruwet dan tak bisa diungkapkan dengan kata–kata. Peristiwa masa lalu
membanjiri benaknya dalam seketika, emosi yang kuat melonjak hebat di dalam hatinya...
Kerinduan itu, rasa bersalah, emosi yang dalam, membentuk cahaya kompleks yang berbinar dalam
matanya.
Namun, ia berusaha mengendalikan diri sendiri...
Harus tenang, harus tenang!
Scpasang mata di hadapannya benar–benar familiar. Jelas–jelas dia adalah Tracy Smith.
Tetapi. Tracy scbclumnya tidak penal memiliki tatapan scperti ini. Meskipun ia pernah arogan di
hadapannya, tctap tidak sama dengannya yang sekarang...
Namun, entah kenapa, hati Daniel Ictap yakin, dia adalah Tracy Smith!
Tracy melihat sepasang mata di hadapannya. Entah kenapii, hatinya bergetar, seolah ada duri dalam
jantungnya. Setiap kali melihat orang ini, ia seperti dilusuk.
11
la mengalihkan pandangan dengan dingin dan menutup jendela mobil, “Tambah kecepatan!”
“Baik.” Paula mulai menambah kecepatan.
Mobil di sebelah juga menambah kecepatan, seolah mereka sedang berlomba.
“Tinggalkan mereka!” perintah Tracy.
“Baik!”