Bab 685
“Aku punya perhitungan sendiri.” Daniel menjawab dengan tenang, “Keschatanmu tidak baik, banyak–
banyak istirahat. Jangan cemaskan masalah perusahaan.”
“Selama dua tahun ini, aku tidak pernah menanyakan apa yang kamu lakukan.” Tuan besar berbicara
dengan tulus, “Tapi kamu harus memerhatikan hal ini, Grup Moore telah menyerang pasar domestik,
Lorenzo Moore saja hampir memonopoli pasar Asia Tenggara dan memenangkan hati banyak orang.
Jika kamu...”
“Aku taliu.” Daniel menyela ucapan Tuan besar. Ia meletakkan gelas alkohol dan bertanya dengan
acuh tak acuh, “Masih ada urusan lain? Jika tidak ada, aku ingin istirahat.”
Tuan besar memalingkan wajah tak berdaya, lalu membuat instruksi tangan ‘pergilah‘.
“Istirahat lebih awal, begadang merusak tubuh.” Daniel pergi meninggalkannya.
Tuan besar menghela napas dalam–dalam ketika melihat punggungnya. Ada banyak kesedihan dalam
matanya...
“Anda jangan terlalu cemas.” Sanjaya menuangkan segelas ich dan menenangkannya, “Walaupun
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtTuan Daniel tampak dingin, tapi ia selalu punya perhitungan sendiri terhadap masalah perusahaan.”
“Jika ia punya perhitungan sendiri, seharusnya hari ini tidak membiarkan Grup Moore menjadi
pemenang.” Tuan besar berkata dengan dingin, “Aku lihat, dia tidak fokus dalam pekerjaan, scharian
dari pagi sampai malam terus mencari wanita itu...”
“Wajar, iru perasaannya.” Sanjaya membujuk dengan hati–hati, “Sudah bagus jika ia dapat bangkit
kembali.”
“Benar–benar keras kepala.” Tuan besar bergumam kesal, “Sama saja dengan ayahnya. Dua duanya
demi cinta. Bagaimana bisa melakukan hal besar jika scperti ini?”
Sanjaya tidak berani bicara lagi, ia hanya menyelimuti kaki Tuan besar dengan diam.
“Sudahlah, dorong aku ke kamar istirahat.”
Tuan besar tahu, selain melampiaskan amarah, tidak ada yang bisa dilakukannya.
la sudah tua, banyak masalah yang harus diperhitungkan sendiri olch Daniel. Tidak ada gunanya ia
banyak bicara.
Sanjaya mendorong Tuan besar kembali ke kamar. Ketika melewati ruang tamu, ia melihat pintu ruang
kerja di lantai dua terbuka dan ada cahaya terang di dalamnya.
Ryan membawa dokumen buru–buru masuk melapor.
Sanjaya lekas berkata, “Coba Anda lihat, sudah semalam ini Tuan Daniel masih bekerja, artinya ia
memperhatikan hal ini.”
“Bagus kalau begitu.. Tuan besar menganggukkan kepala dengan senang.
СІ
Di dalam ruang kerja lantai dua, Ryan menyerahkan dokumen kepada Daniel, “Tuan Daniel, ini adalalı
seluruh data Nona Tracy Moore itu.”
Daniel menerima dan memeriksa dokumen dengan cermat. “Tidak ada cela!” cibir Danicl.
“Benar, hampir tak ditemukan cela.” Ryan berkata, “Data sckolah sangat lengkap, sejak sckolah SD
sampai kuliah, ditambah lagi kuliah pascasarjana. Bahkan, sckolah saat taman kanak–kanak juga ada
catatannya. Setiap nilai ujian pun ditulis dengan rinci...”
Daniel tidak bicara, malah lanjut membaca dokumen dan melihat foto itu. Dalam dokumen itu ada
catatan Tracy Moore scjak kecil hingga dewasa, bahkan ada foto kanak–kanak, sama sekali tidak
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmditemukan masalah sedikitpun...
“Mungkin ia bukan Nona Tracy Smith?” Ryan bertanya dengan hati–hati, “Kalau tidak, tidak mungkin
catatan hidupnya bisa selengkap ini.”
“Heh!” Daniel Lertawa dingin, “Keluarga Wallance kita juga bisa menghapus bersih seluruh catatan
hidup seseorang. Grup Moore ingin membuat catatan hidup seseorang, memangnya sulit?”
“Ini....” Ryan terdiam.
“Sudah menemukan tempat tinggalnya?” Daniel meletakkan dokumen itu, tidak ingin melihatnya lagi.
“Belum.” Ryan menggelengkan kepala, “Tampaknya sengaja dirahasiakan. Dalam waktu sesingkat ini,
benar–benar tak dapat ditemukan. Thomas sedang memeriksanya, ia pasti punya cara.”
“Minta Thomas jangan periksa lagi.” Daniel lekas berkata, “Karena mereka sengaja merahasiakannya,
jika diperiksa lagi, hanya akan mengira aku punya niat buruk.”
“Baik.” Ryan lekas memberitahu Thomas.
“Grup Moore sudah mendapatkan perairan laut Selatan, mereka berencana menyerang pasar
domestik. Kalau begitu, kedepannya pasti banyak berhubungan dalam industri bisnis. Aku percaya,
kita akan segera berjumpa!”
Daniel mengetuk meja dengan buku–buku jarinya. Walaupun hatinya sudah tak sabar, tetapi ia
memaksa dirinya untuk tetap tenang, tidak boleh terburu–buru....