Bab 503
Seolah telah berhasil melewati bencana, seluruh kekhawatiran di dalam hati Tracy pun hilang. Di saat
ini, ia hanya ingin memeluknya erat, menciumnya…
Seolah dunia akan kiamat, ia ingin menghargai waktu yang tersisa.
Ciuman panas Tracy seperti api membara membakar Daniel.
Daniel sangat antusias, sikap pasifnya berubah menjadi aktif. Ia membungkukkan badan memeluknya
dan membalas ciuman itu dengan bergairah…
Pagi ini, karena kehangatan satu sama lain, mereka berubah menjadi sentimental.
Lily berada di luar. Ia tak sengaja melihat pemandangan di dalam kamar itu ketika hendak mengetuk
pintu. Ia lalu memberi isyarat kepada perawat lain agar tidak mengganggu.
Ryan dan pengawal lainnya berjaga di luar pintu. Pengawal yang dulunya malu dan panik, sudah
terbiasa dengan pemandangan ini. Sekarang ekspresi mereka menjadi lebih datar.
Ujung bibir Ryan terangkat, akhirnya hari cerah tiba setelah hujan.
Semuanya akan menjadi lebih baik.
Beberapa saat kemudian, Daniel melepaskan Tracy dengan tidak rela. Bukan karena kamar ini ada
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtpintu kaca dan dapat dilihat dari luar atau pun malu.
Tetapi, karena Tracy baru saja kembali. Ia khawatir tubuhnya masih lemah, jadi ia tidak
melanjutkannya.
Ia menangkup wajah Tracy, menggunakan ibu jari mengelus bibir halusnya dengan lembut, lalu
memandangnya dengan tatapan dalam. Sebenarnya banyak hal yang ingin dikatakan kepadanya,
tetapi di saat ini, ia hanya mengucapkan satu kalimat, “Kedepannya, aku tidak akan membiarkanmu
terluka lagi.”
Mata Tracy merah, air mata sebening kristal sedang berbinar, “Aku merasa dulu aku bodoh sekali…
seharusnya aku menghargaimu dengan baik…”
“Sekarang juga tidak terlambat.” Daniel mengecup keningnya.
Tracy memejamkan mata, lalu memeluk Daniel erat-erat. Setelah merenung beberapa saat, ia tiba-tiba
berbicara dengan berani, “Ada hal yang ingin kukatakan padamu.”
“Hm? Hal apa?” Daniel menangkup wajahnya agar Tracy memandangnya.
“Aku telah membohongimu….” Tracy menarik napas dalam, lalu berbicara dengan pelan, “Sebenarnya,
sebenarnya tiga anak itu…”
“Adalah anakku!” Daniel langsung mengungkap jawabannya, “Benar, ‘kan?”
Tracy memandangnya dengan terkejut, “Kamu, bagaimana kamu bisa tahu?”
lana
“Beberapa hari selama kamu menghilang, Carlos menemuiku dan berdiskusi denganku.” Daniel sangat
sedih ketika mengingat Carlos, “Dia bilang, jika sungguh-sungguh menyukai seseorang, tidak akan
pernah melukai orang itu apa pun yang terjadi.
Waktu itu, ia duduk di hadapanku. Aku melihat tubuhnya kecil, namun posturnya sangat tegap, wajah
kecil yang tenang, mata yang penuh tekad, membuatku teringat dengan diriku saat kecil..
Tiba-tiba, ada suatu perasaan di dalam hatiku, aku merasa ia adalah anakku. Tapi aku tidak yakin,
kemudian ia tak sengaja minum jus yang mengandung kiwi. Ia alergi dan masuk rumah sakit.
Aku mencurigainya, lalu mengutus orang melakukan tes DNA. Hasil itu menunjukkan bahwa ia adalah
anak kandungku….”
Tracy tertegun, beberapa saat kemudian kesadarannya kembali, “Kamu, kamu sudah tahu? Lalu,
bagaimana keadaan Carlos sekarang?”
“Ia baik-baik saja, sudah disuntik, alerginya sudah hilang.” ucap Daniel lembut, “Sekarang tiga anak itu
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmada di rumahku. Aku telah mempersiapkan kamar baru untuk mereka. Kedepannya itu adalah rumah
mereka…”
Ia memegang dagu Tracy dan mencium bibirnya, “Juga rumahmu!”
“Rumahku?”
Tracy benar-benar tertegun, ia sama sekalit tak menyangka setelah mengalami musibah hidup dan
mati, hidupnya tiba-tiba mengalami perubahan besar.
Ia tidak perlu memikirkan bagaimana menjelaskan kepada Daniel. Pria ini sudah tahu dan telah
mempersiapkan segalanya….
Apakah dirinya sedang bermimpi?
“Seharusnya aku memikirkannya sejak awal, tidak seharusnya aku salah paham padamu.” Daniel
teringat dirinya dulu yang paranoid dan penuh kekerasan, ia sangat menyesal, “Dulu, kamu tidak
berani memberitahuku, seharusnya karena sikapku yang suka berubah. Kamu takut, begitu aku dan
anak-anak saling mengenal, akan ada banyak bahaya tak terprediksi yang terjadi, benar?”
“Maafkan aku….” Tracy memeluknya erat, “Aku yang terlalu ceroboh, seharusnya sejak awal aku jujur
padamu.”