Bab 2010 Tidur yang Nyenyak
Lorenzo pun pergi dengan tenang. Setelah menutup pintu, raut wajahnya langsung menjadi serius, “Ivan kabur?”
“Tuan, tebakan Anda sungguh tepat.” Jasper berkata dengan terkejut, “Aku baru menerima kabar, juga sangat
kaget.”
“Seharusnya orang-orang Monarki yang membuat ulah.” Lorenzo langsung masuk ke ruang kerjanya,
“Sekelompok orang di belakang Pastorico masih belum menyerah.”
“Ya.” Jasper mengangguk, “Meski kekuatan Pastorico berkurang karena kejadian sebelumnya, tapi sekarang
orang-orangnya masih diam-diam mendekati Ivan, sepertinya ingin membuat masalah.”
“Huh!” Lorenzo terlihat meremehkan.
“Pasar Eropa dan Amerika tidak mudah direbut.” Jasper menghela napas, “Tuan, apa kita mau ...."
“Kita sudah mengangkat senjata, mana bisa mundur?” Lorenzo berkata dengan dingin, “Hadapilah sesuai situasi
yang sebenarnya!”
“Baik.” Jasper mengangguk, “Kalau begitu, apa yang mau kita lakukan sekarang?”
“Tidak perlu.” Lorenzo berkata dengan datar, “Dalam masalah ini, Presiden lebih panik dari kita, biarkan dia
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtsendiri yang mengurusnya. Kita adalah pengusaha, hanya melakukan hal yang seharusnya dilakukan oleh
pengusaha.”
“Mengerti.” Jasper langsung paham, “Kalau begitu, jika Presiden mencari Anda dalam waktu dekat ini, aku akan
mencari alasan untuk menolaknya.”
“Ya.” Lorenzo mengangguk puas, “Bagaimana dengan tiga keluarga besar?”
“Belakangan ini, Keluarga Kingsley dan Winston sangat tenang.” Jasper berkata dengan suara rendah. “Keluarga
Henderson masih mau berulah. Mungkin karena sebelumnya mereka berhasil membuat gosip tentang Anda,
maka mereka pun menggunakan kesempatan ini...."”
“Sifat Michael benar-benar tidak berubah.” Lorenzo menyipitkan matanya sambil memancarkan. aura
berbahaya, “Tidak perlu memedulikannya. Biarkan mereka lanjut berulah, kesalahan semakin banyak semakin
bagus.”
“Mengerti.” Jasper sangat paham, “Namun, kalau tidak dikontrol, takutnya mereka akan semakin bertindak
lancang. Nanti mungkin bisa memengaruhi hubungan Anda dengan Nona Dewi...."
“Dewi bukan orang yang tidak rasional. Lagi pula, aku tidak melakukan apa-apa.” Lorenzo malah tidak peduli,
“Sekarang kalau mau mengungkap kejahatan tiga keluarga besar, maka harus membiarkan mereka berbuat
jahat.”
“Mengerti.”
“Dalam waktu dekat ini, harus pergi ke Negara Maple. Sampah di sana sudah seharusnya dibersihkan.”
“Mengerti, aku akan segera mengurusnya.”
Lorenzo bekerja sebentar di ruang kerjanya, lalu kembali ke kamar saat pukul 1 subuh lebih.
Dewi sudah tertidur, kira-kira karena baru menggunduli kepalanya, dia masih merasa malu, maka dia
menggunakan selimut untuk menutupi kepalanya, seperti seekor kucing kecil yang bersembunyi di dalam
selimut.
Melihat sisi menggemaskan ini, hati Lorenzo tergerak. Namun, teringat kondisi luka Dewi yang saat ini sangat
serius, Lorenzo pun takut tidak sengaja mengenai luka Dewi, maka dia langsung tidur di sofa.
Dulu Lorenzo sangat pemilih dalam hal tempat tidur. Mungkin karena beberapa waktu ini terbiasa berjaga
semalaman di rumah sakit, ditambah sangat lelah, sekarang dia malah bisa tertidur pulas di sofa.
Dengan cepat Lorenzo pun tertidur, tidur dengan sangat nyenyak.
Saat terbangun di tengah malam, Dewi meraba-raba sisi bantalnya dalam kondisi setengah sadar. Tidak
merasakan keberadaan Lorenzo, dia merasa sedikit sedih. Namun, kemudian menyadari bahwa pria itu tidur di
sofa, dia pun sedikit tersentuh.
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm
Dulu Lorenzo begitu arogan, kalau ada orang yang menyentuh ranjangnya, dia sudah merasa itu
kotor.
Sekarang pria ini malah langsung memberikan ranjang pada dirinya. Lalu, demi tidak memengaruhi tidurnya, dia
langsung tidur di sofa.
Kenapa pria ini begitu bodoh?
Dalam hati, Dewi sangat tersentuh. Dia pun membuka selimutnya, bersusah payah turun dari ranjang, lalu
berjalan pelan-pelan ke arah sofa.
Dia ingin menemani Lorenzo, tapi baru berjalan beberapa langkah, tubuh dan kakinya terasa lemas, sehingga
dia jatuh ke depan.
Untung saja, pada saat ini, lengan yang kuat menangkapnya.
“Apa yang kamu lakukan saat tengah malam seperti ini?”
Lorenzo langsung menggendongnya dan membaringkannya di ranjang dengan lembut, lalu sedikit menindihnya.
Namun, dia takut akan melukai Dewi, maka kedua tangannya berada di kedua sisi bahu Dewi, mempertahankan
jarak satu inci.
Wajah yang tampan berjarak sangat dekat.