Bab 1937
Dewi menatap wajah tampan Lorenzo, perlahan-lahan ia menyadari sesuatu....
Sebelumnya ia mengira Lorenzo mirip seperti gunung es, orang yang acuh dan tidak tahu etika, ia mengira
Lorenzo hanya memiliki bakat, tapi punya strategi yang pintar, namun sekarang tampaknya bukan demikian.
Di balik penampilannya yang terkesan acuh, sebenarnya ia memegang seluruh kendali.
Seperti sebelumnya, jelas-jelas Dewi begitu banyak keteledoran, namun ia sama sekali tidak pernah
memeriksanya, tidak pernah menanyainya, bahkan tidak melihat kartu identitasnya sama sekali, belakangan ini,
ia sudah mengetahui identitas Dewi yang sebenarnya, namun ia masih bersikap tenang.....
Sampai karena keteledoran Dewi, membuka identitasnya sendiri.
Bahkan sekarang, ia dengan mudah bisa menangkap Brandon dan menggunakannya untuk mengancam Dewi.
Dewi tiba-tiba menyadari, ia telah sepenuhnya dimanipulasi olehnya ........
Pria ini, sungguh sulit diprediksi.
la merasa mungkin ia tidak akan mampu melawannya...
Sebaiknya ia secepatnya kabur dari jurang yang dalam ini..
Tunggu sebentar, jangan-jangan dia sudah mengetahui identitas Bibi Lauren?
Pikiran semacam ini terlintas dalam benaknya, Dewi tidak bisa menahan rasa penasarannya
Saat pikiran Dewi sedang kemana-mana, mobil masuk ke dalam area kastil.
Lorenzo menu ik ke pemandangan bersalju di luar jendela dan berkata kepada Dewi. “Disini sangat besar,ti
setelah kamu menikah denganku, kamu boleh membawa keluargamu untuk tinggal disini atau berikan sebuah
kastil terpisah untuk mereka juga boleh, tinggal bersama juga boleh, asalkan kamu senang.”
Dewi melihat keluar, ia tidak mengagumi kastil-kastil ini, ia hanya melihat barisan mobil militer dan pengawal-
pengawal profesional yang bisa dipakai kapanpun ...
Ratusan pengawal di kastil sebesar itu, hanya melayani satu tuan, yaitu Lorenzo!
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt
Perhatian semua orang tertuju pada Lorenzo, sedangkan seluruh perhatian Lorenzo tertuju pada Dewi...
1/3
Bab 1937
Dewi menatap wajah tampan Lorenzo, perlahan-lahan ia menyadari sesuatu....
Sebelumnya ia mengira Lorenzo mirip seperti gunung es, orang yang acuh dan tidak tahu etika, ia mengira
Lorenzo hanya memiliki bakat, tapi punya strategi yang pintar, namun sekarang tampaknya bukan demikian.
Di balik penampilannya yang terkesan acuh, sebenarnya ia memegang seluruh kendali.
Seperti sebelumnya, jelas-jelas Dewi begitu banyak keteledoran, namun ia sama sekali tidak. pernah
memeriksanya, tidak pernah menanyainya, bahkan tidak melihat kartu identitasnya sama sekali, belakangan ini,
ia sudah mengetahui identitas Dewi yang sebenarnya, namun ia masih bersikap tenang ....
Sampai karena keteledoran Dewi, membuka identitasnya sendiri.
Bahkan sekarang, ia dengan mudah bisa menangkap Brandon dan menggunakannya untuk mengancam Dewi.
Dewi tiba-tiba menyadari, ia telah sepenuhnya dimanipulasi olehnya.....
Pria ini, sungguh sulit diprediksi.
la merasa mungkin ia tidak akan mampu melawannya ....
Sebaiknya ia secepatnya kabur dari jurang yang dalam ini..
Tunggu sebentar, jangan-jangan dia sudah mengetahui identitas Bibi Lauren?
Pikiran semacam ini terlintas dalam benaknya, Dewi tidak bisa menahan rasa penasarannya
Saat pikiran De sedang kemana-mana, mobil masuk ke dalam area kastil.
Lorenzo menunjuk ke pemandangan bersalju di luar jendela dan berkata kepada Dewi, “Disini sangat besar,
nanti setelah kamu menikah denganku, kamu boleh membawa keluargamu untuk tinggal disini atau berikan
sebuah kastil terpisah untuk mereka juga boleh, tinggal bersama juga boleh, asalkan kamu senang.”
Dewi melihat keluar, ia tidak mengagumi kastil-kastil ini, ia hanya melihat barisan mobil militer dan pengawal-
pengawal profesional yang bisa dipakai kapanpun
Ratusan pengawal di kastil sebesar itu, hanya melayani satu tuan, yaitu Lorenzo!
Perhatian semua orang tertuju pada Lorenzo, sedangkan seluruh perhatian Lorenzo tertuju pada Dewi....
Dia jelas-jelas sedang memberitahunya: Lihat, penjagaan di sini sangatlah ketat, kamu ingin kabur? Itu sama
sulitnya dengan mendaki langit!!!
Sebelumnya, Dewi masih menyangka pikiran Lorenzo sama sederhananya dengan pikiran dia, kini ia baru
menyadari, yang punya pikiran sederhana benar-benar hanya ia seorang .....
Mobil berhenti di depan kastil Lorenzo.
Lorenzo turun terlebih dahulu dari mobil, lalu berjalan memutar ke sisi sebelah untuk membopong Dewi.
Dewi melihat pengawal-pengawal itu mengangkat Brandon dan berjalan menuju ke tempat pelatihan satwa liar.
Brandon tidak berhenti memberontak, keluar suara “Huhu” dari mulutnya, tatapan matanya penuh ketakutan.
la takut dilempar sebagai makanan harimau!!!
“Apa yang akan kamu lakukan?” Dewi buru-buru bertanya ke Lorenzo.
“Jangan khawatir, dia hanya akan dikurung, dia tidak akan mati.” Lorenzo berkata dengan ringan,
“Bagaimanapun, dia masih berguna sekarang.”
“Kamu ...."”
Hampir saja Dewi hendak merobek-robek muka tebalnya Lorenzo, namun Bibi Lauren memberinya kedipan
mata, lebih baik ia menahan dulu emosinya....
“Tuan, Nona Wiwi, kalian sudah pulang!” Nola menyambut mereka dengan antusias, “Aku baru saja selesai
memasak sop, tepat sekali aku ingin memberikannya pada Nona Wiwi.”
“Bagus sekali,
juga sudah lapar.”
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm
Lorenzo membopongnya naik ke lantai atas, masuk ke dalam kamarnya, membaringkannya ke atas ranjang, lalu
berbaring di sebelahnya....
“Apa yang kamu lakukan?”
Dewi menepuk nepuk Lorenzo mengusirnya.
“Hei-" Lorenzo melihat tatapan waspada Dewi, merasa lucu, “Jangan lupa, sebelumnya kamu berinisiatif naik ke
atas ranjangku, mendekatiku dengan berbagai cara.”
“Tidak per ...."
Dewi belum selesai dengan perkataannya, Lorenzo langsung menggigit bibir Dewi.
Ciumannya begitu canggung dan amatir, seperti seekor binatang buas yang sedang menyantap makanannya,
ada rasa agresif dalam ciumannya
Dewi hendak mendorongnya menjauh, namun sepasang tangannya tidak bertenaga, ia sama sekali tidak dapat
mendorongnya.
Dan anehnya, setiap kali Lorenzo menciumnya, seluruh tubuhnya seolah mati rasa, sekujur tubuhnya lemas,
pikirannya melayang tidak terkendali...
Seperti sebuah genangan air yang melebur di atas tubuhnya.
Ciuman Lorenzo semakin lama semakin dalam, ia memiringkan tubuhnya, satu tangannya berada di pinggang
Dewi, secara perlahan-lahan naik ke atas, menyentuh belah dadanya, menggunakan tenaga....
“Uhr
Dewi tiba-tiba membuka matanya lebar-lebar dan menggigitnya dengan keras.
Lorenzo mundur tanpa sadar, ia merasa ada sebuah kucuran darah segar keluar dari bibirnya, dengan bau darah
yang kuat.
la menjilat-jilat bibirnya, merasa sedikit tidak puas, namun tetap mundur....
3/3