Bab 1645
“Tentu saja mau.” Tiba–tiba Dewi teringat masih ada hal ini, “Benar juga, jika kamu mati,
maka aku harus meminta biaya pengobatan pada siapa?”
Setelah bicara, Dewi mengerutkan keningnya, lalu bicara sendiri sambil menghitung–
hitung…..
“Aku lihat kondisi Tracy, takutnya dia bahkan tidak bisa menyelamatkan dirinya sendiri. Jika
meminta uang padanya, juga tidak akan mendapatkannya. Lagi pula, jika meminta uang
padanya, bagaimana jika ditangkap oleh Lorenzo si bajingan itu?”
“Karena itu, kamu harus menyembuhkanku, barulah bisa mendapatkan uang itu.” Daniel
buru- buru berkata, “Resep obat ini ditulis di atas kertas minyak. Kamu gunakanlah cairan
obat untuk menghapus noda darahnya, maka sudah bisa melihat tulisan di atasnya dengan
jelas…”
“Oh, benar.” Dewi memungut resep obat itu, “Kalau begitu, tambah biaya membersihkan
resep obat sebesar 20 juta.”
……” Daniel membelalakkan matanya dengan terkejut, “Mengapa kamu tidak pergi
merampok. bank saja?”
“Omong kosong, merampok bank bisa merampok sebanyak ini?” Dewi menatapnya dengan
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtkesal.
Daniel dibuat tak bisa berkata–kata oleh perkataannya. Sepertinya benar juga, dengan
merampok bank, tidak akan bisa mendapatkan uang sebanyak merampok dirinya.
“Uang 20 juta ini tidak mudah didapatkan.” Dewi mulai mengeluh, “Di tempatku ini, hanya
ada obat herbal. Harus pergi mencari cairan obat untuk membersihkan resep obatmu ini,
harus berupaya keras, masih harus turun bukit untuk pergi mencari obat di rumah sakit.”
“Masih mungkin bertemu dengan bawahan Lorenzo si bajingan itu. Jika aku ditangkap,
maka akan sangat merepotkan…”
Daniel menutup matanya, lalu berkata dengan tak bertenaga, “Sudahlah, kuberikan 20 juta.
Cepatlah pergi.“‘
“Hehe.” Dewi tertawa senang. Dia segera mengeluarkan buku utang, lalu menarik jari
Daniel dan menggigitnya sehingga bisa membubuhkan cap.
“Jika terus seperti ini, takutnya seluruh aset kekayaanku akan menjadi milikmu.”
Melihat luka di jempolnya, Daniel merasa sedikit sedih.
“Orang hebat banyak bekerja, juga merasa lelah!” Dewi berbicara dengan sikap bahwa itu
sudah seharusnya, sambil tersenyum merekah, “Ini sudah sepantasnya aku dapatkan!
Hehe!”
Setelah bicara, Dewi membereskan barang–barang dan turun bukit…
Di dalam rumah kayu itu, Daniel ditinggal seorang diri lagi. Melihat tubuhnya yang kaku,
serta tangan dan kakinya yang tak bisa digerakkan, hati Daniel merasa sangat sedih.
Saat sore hari, dia membujuk Dewi untuk mengoperasikan laptop. Namun, baru sebentar,
wanita itu sudah mengeluh lelah dan tidak bersedia membantu. Dirinya sendiri juga tidak
bisa bergerak. Berdasarkan progres saat ini, takutnya tidak akan bisa melakukan apa pun.
Awalnya jika ada ponsel canggih, dirinya masih bisa mengaktifkan bantuan suara untuk
mengoperasikannya. Namun, Dewi wanita sialan ini malah membeli ponsel payah yang
paling murah demi menghemat uang.
Saat melihat ponsel itu, Daniel tercengang, lalu bertanya pada Dewi, mengapa tidak
membeli sebuah ponsel yang bagus. Wanita itu malah menjawab dengan percaya diri,
‘Sudah ada laptop. untuk apa ponsel yang memiliki begitu banyak fitur?”
Jadi, sekarang Daniel melihat ponsel itu, juga tidak bisa mengoperasikannya..
Hanya bisa menunggu tangannya mampu bergerak, barulah bisa menelepon…
Dewi turun bukit dengan mengemudikan mobil minivan miliknya, lalu asal mencari sebuah
klinik pribadi untuk membeli obat. Setelah membeli obat dan hendak pergi, tiba–tiba dia
menyadari sosok yang familier…
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm“Apakah klinik ini terpercaya?”
“Tenang saja, Presdir, bos di klinik ini adalah kawan saya, pasti terpercaya. Selain itu, dia
berbisnis kecil–kecilan. Presdir Sammuel sama sekali tidak memperhatikannya. Kita hanya
melakukan pemeriksaan darah, akan pergi dengan cepat.”
“Benar juga…”
Billy melepas maskernya, lalu melihat sekeliling. Setelah memastikan tidak ada orang yang
mengikuti, dia pun melangkah masuk dengan cepat.
Sama sekali tidak menyadari bahwa di sudut koridor, ada seorang gadis bertubuh mungil
yang sedang menatap mereka sambil menyipitkan mata….
“Orang ini berwajah sangat mirip dengan pria yang kupungut pulang itu.”
Dewi berbicara sendiri dengan suara kecil. Dia teringat Daniel pernah berkata bahwa
kemungkinan besar ada orang yang menyamar menjadi dirinya, lalu bersekongkol dengan
Sammuel untuk bersama–sama merebut harta kekayaan Keluarga Wallance…
Jadi, seharusnya orang di hadapannya ini adalah penyamar.
Teringat putrinya, Tini, diculik hingga terluka oleh sekelompok bajingan ini, maka langsung
terlintas cahaya dingin di mata Dewi…
The will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!