Bab 1077
Setelah menutup telepon, Daniel lekas memanggil orang, “Ryan, Ryan!”
“Iya.” Ryan buru–buru lari ke dalam, “Ada apa? Tuan Daniel.”
“Carla mungkin dibawa pergi oleh orang Wallance, sekarang tidak tahu ia di mana.” Daniel buru–buru
memerintah, “Segera selidiki, apa Devina memiliki komplotan yang masuk ke Kota Bunaken? Minta
orang selidiki juga masalah Danny.”
“Baik, baik.” Wajah Ryan berubah ketika mendengarnya, ia bergegas mengaturnya.
Daniel keluar mencari Sanjaya, memintanya menangani acara pelayatan, kemudian menginstruksi Lily
untuk menjaga Carles dan Carlos. Setelahnya, ia membawa
sekelompok orang buru–buru pergi
Sanjaya tidak tahu apa yang terjadi, tetapi ia paham ini masalah besar. Ia lekas bergerak dan maju ke
depan melayani tamu.
Carlos dan Carles tidak mendapat kabar Carla, mereka ingin bertanya kepada Papi, tetapi Papi sedang
keluar.
Carles mengernyitkan kening, berkata dengan tidak senang, “Di saat ini, kenapa Papi malah pergi?”
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtCarlos mengamati sekeliling dengan diam. Ia menyadari Kakek sanjaya yang sakit, selalu istirahat di
ruang belakang, tiba–tiba keluar melayani tamu. Thomas, Ryan, Hartono juga tak terlihat. Hanya ada Lily
yang mengikuti mereka berdua dan menjaga mereka dengan hati–hati...
Ia tahu, pasti ada sesuatu yang terjadi....
Ia berjalan ke ruang belakang, menggunakan jam tangan ponsel menelepon Carla, telepon tak
tersambung.
la menelepon Windy, juga tak tersambung.
Tatapan Carlos berubah menjadi beku. Ia ingin menelepon Mami, tetapi baru saja ingin menekan nomor,
ia tiba–tiba mengurungkan niatnya.
Di saat ini, Papi dan Mami pasti sedang menangani masalah, lebih baik tidak mengganggu mereka.
“Kak Carlos kenapa?” Carles bertanya dengan gelisah, “Ekspresi wajahmu berubah, apa terjadi
sesuatu?”
“Tidak apa–apa..” Carlos menenangkannya, “Mungkin Papi dan Mami sedang
menangani sesuatu, jadi Carla malaman baru bisa datang.”
“Aku takut sekali.” Carles ingin menangis, “Perasaanku tidak enak, seolah sesuatu akan terjadi.”
“Tidak apa.” Carlos menepuk pundak kecilnya, “Kamu adalah pria, harus berani! Kita harus bersama–
sama melindungi Carla.”
“Iya, iya.” Carles menarik napas dalam–dalam, lalu mengangkat kepala kecilnya, berusaha menguatkan
diri.
“Sudahlah, kita ke depan saja. Papi tidak ada, kita seharusnya melayani tamu.”
“Oke.”
Dua anak melayani tamu dan berterima kasih kepada tamu dengan lincah, Sanjaya sangat bersyukur.
Akhir–akhir ini keluarga Wallance selalu menghadapi kesulitan, satu–satunya hal yang disyukuri adalah
tiga anak ini.
Anak?
Tiba–tiba Sanjaya tertegun sejenak, ia menoleh kepala bertanya kepada Lily, “Mana Carla? Bukankah
katanya malam ini ia akan mengikuti acara duka Tuan besar?”
“Mungkin agak malaman.” Tatapan Lily agak gelisah, “Carla masih belum pulih, mungkin kondisi
penyakitnya kambuh lagi, jadi Nona Tracy masih mengobatinya.”
“Kamu sedang berbohong, ‘kan?” Sanjaya langsung tahu ia sedang berbohong, “Kalau begitu, aku
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmterpaksa menelepon Tuan Daniel.”
Setelah bicara, Sanjaya hendak menelepon...
“Paman Sanjaya.” Lily lekas menghentikannya, ia melirik Carlos dan Carles di samping, lalu berbisik,
“Carla hilang, Tuan Daniel dan Nona Tracy sedang mencarinya. Aku tidak memberitahu Anda, karena
takut Anda cemas.”
“Apa yang terjadi?” Sanjaya terkejut.
“Aku hanya tahu, Carla dan teman Nona Tracy yang bernama Windy, dibawa orang pergi. Mobil yang
menjemput mereka adalah mobil Wallance. Tampaknya memang orang Wallance, hal lain masih belum
diketahui...“.
“Apa yang terjadi?” Sanjaya marah dan panik, “Memangnya pengawal Nona Tracy tidak memeriksa dulu,
langsung begitu saja membiarkan Carla dijemput pergi?”
“Aku curiga Windy itu bermasalah.” Lily berkata sambil mengernyitkan kening, “Nona Tracy
menganggapnya sebagai saudara sendiri. Pengawal Moore memperlakukannya sebagai setengah tuan
rumah. Toh orang yang menjemput
adalah mobil Wallance. Jika Windy bilang Nona Tracy sudah bilang padanya, maka mereka pasti tidak
akan melarang.”