We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar

Bab 1019
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Bab 1019

“Ada banyak hal yang kalau dijelaskan, itu malah seperti sedang mencari alasan untuk diri sendiri.”

Daniel tersenyum pahit, “Jadi, aku tidak pernah suka menjelaskan. Aku selalu merasa. orang yang

mengerti, akan mengerti dengan sendirinya...... Mungkin karena seperti itu, barulah bisa menimbulkan

lebih banyak kesalahpahaman.”

“Dulu ada orang yang menggunakan obat penawar untuk memaksamu mengirimnya pergi?” Tabib

Hansen kira–kira bisa menebak kejadian yang sebenarnya.

“Ya.” Daniel menggangguk, “Tapi itu tidak penting. Pada dasarnya, akulah yang salah. Aku tidak

mengendalikan situasi dengan baik, menyebabkan hasil yang begitu buruk......”

“Seperti dugaanku.” Tabib Hansen menganalisis dari sudut pandang medis, “Berdasarkan logika, kalau

dulu dia pergi dalam keadaan seperui itu, ia pasti mati, kecuali ada obat penawar. Tapi aku juga tidak

mengerti. Berhubung sudah ada obat penawar, kenapa ada gejala sisa yang begitu parah?”

“Terjadi sesuatu saat obat penawarnya tersisa satu botol terakhir.....” Daniel menjawab dengan

sederhana, “Hari itu, terjadi masalah pada Bibi Juni, dia juga dipermalukan di tengah badai petir,

hampir mati. Di saat krisis, kakaknya datang menolongnya, membawanya pulang ke Keluarga

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

Moore.…..”

“Aku sudah mengerti.” Tabib Hansen menghela napas dalam–dalam, “Nasib mempermainkan orang!”

“Aku berutang terlalu banyak padanya. Sekarang aku hanya berharap, dia bisa cepat sembuh......

Saat Daniel berbicara, ada seekor serangga terbang di depan matanya. Dia mengayunkan tangan

untuk mengusir serangga, tidak memedulikannya.

CSU

“Ada apa dengan matamu?” Sepertinya Tabib Hansen menyadari sesuatu yang aneh, “Aduh, aku lupa

memakai kacamata, tidak bisa melihat dengan jelas. Aku akan memeriksamu besok.”

“Tidak apa–apa, hanya ada seekor serangga terbang.” Daniel tidak merasakan apa–apa, “Mataku

sangat baik.”

“Tidak. Aku selalu merasa ada yang aneh..….” Tabib Hansen sedang berbicara, Amanda berjalan

masuk, “Guru, luka Nona Tracy sudah diobati. Aku sudah menyuapinya sebotol obat sesuai

dengan pesan Anda. Seharusnya dia bisa tidur nyenyak malam ini.”

“Baik.” Tabib Hansen mengangguk, “Aku juga harus pergi beristirahat. Tubuh yang tua ini tidak tahan

bergadang.”

Daniel memapahnya berdiri.

“Kamu juga istirahatlah lebih awal.” Tabib Hansen melambaikan tangan padanya, “Kalau lain ka dia

menggigit lagi, kamu masukkan sesuatu ke dalam mulutnya, tidak harus menggigit orang. Dasar

bodoh.”

“Aku tahu.....”

Saat melihat punggung Tabib Hansen, Daniel merasa orang tua itu bukan hanya seorang dokter

genius, tetapi juga memiliki kebijaksanaan yang luar biasa.

Ada banyak hal yang bisa dia lihat dengan jelas tanpa harus dikatakan.

Mungkin, dia bisa menjadi kunci pendamai antara Keluarga Moore dan Keluarga Wallance....

“Man, Anda baik–baik saja, ‘kan?” Saat turun dari lantai atas, Bibi Riana melihat Daniel, bertanya

dengan penuh perhatian, “Bagaimana dengan lukamu? Coba aku lihat.”

“Luka kecil, tidak apa–apa.” Daniel menyembunyikan tangannya di belakang.

“Bagaimana bisa tidak apa–apa? Tadi aku naik ke atas untuk beres–beres, ada begitu banyak darah

diselimut..….”

Saat bicara, suara Bibi Riana tercekat.

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

“Sungguh tidak apa–apa, hanya luka kecil.” Daniel takut dia akan menangis, “Sudah, sudah, Bibi cepat

pergi istirahat, besok bibi masih harus membuat sarapan untuk anak–anak.”

US CII 10

1 un

“Baiklah. Lagipula, Tabib Hansen sudah memeriksanya, seharusnya tidak akan ada masalah besar.

Tapi kelak Anda harus menjaga diri sendiri dengan baik, jangan sampai terluka. Kalau tidak, Tuan

Besar akan sedih. Dia selalu menanyakan kondisi kalian padaku setiap hari......”

Bibi Riana bicara sampai keceplosan, “Astaga, sudah begitu malam, aku akan pergi tidur.”

Lalu dia menutupi mulutnya, pergi seperti melarikan diri.....

“Haha…..”

Daniel tertawa sambil menggeleng–geleng. Dulu dia dingin dan tidak berperasaan, selalu merasa

semua hal itu sangat membosankan dan tidak menarik. Tapi sekarang, dia merasa orang dan hal hal di

sekitarnya memiliki sisi yang menggemaskan.

Contohnya Tabib Hansen, Bibi Riana..….

Juga Tuan Besar yang tidak bisa melepaskan, meski sudah begitu tua.

Saat sedang berpikir, ponsel Daniel berdering. Kebetulan itu telepon dari Tuan Besar. Dia terdiam. Bibi

Riana sungguh sangat cepat.

Dia segera kembali ke kamarnya untuk menjawab telepon: “Halo!”