Ruang Untukmu Bab 271
Leave a Comment / Ruang Untukmu / By Admin 01
Bab 271 "Ayah, kumohon! Biarkan kami pergi! Aku ingin ikut." ujar Elsa sambil cemberut, memohon pada Ayahnya
untuk mengajaknya ke pesta. "Biarkan kami ikut dan melihat-lihat acara itu, Frans.
Pasti akan ada banyak tamu, jadi tidak akan ada yang mengenali kita.
Aku janji tidak akan mempermalukanmu." pinta Pingkan pada Frans.
Frans seketika tersadar kalau selama ini dia sudah mengabaikan Pingkan dan anaknya, jadi dia pun melunak dan dia
juga berpikir kalau ini adalah acara yang langka.
"Baiklah.
Ingat, ya, pakai pakaian yang pas untuk pestanya." Siang itu, Elsa dan Ibunya dengan senang berbelanja di toko
pakaian.
Elsa tak lupa memberitahu Helen tentang kabar bagus itu.
Dia mengirim pesan pada Helen.
'Helen, coba tebak hari Sabtu nanti aku akan kemana?’ 'Kamu mau kemana 'Aku akan menemani Ayahku ke pesta ulang
tahun Nyonya Prapanca.
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt'Oh iya, apa kamu sibuk malam ini, Elsa? Ayo kita bertemul' balas Helen.
Baiklah!' Elsa setuju untuk bertemu Helen.
Dia mengira kalau mereka akan bertemu seperti teman lama pada umumnya.
Sementara itu, Helen, yang membaca pesan Elsa, terkejut ketika tahu kalau Elsa sangat beruntung bisa datang ke
acara ulang tahun Hana.
Dan dia yakin Elsa pasti akan bertemu dengan Elan, jadi dia ingin memastikan kalau Elsa tidak akan
mempermalukannya di depan Elan.
Setelah melihat jam, Helen meraih ponselnya dan menghubungi nomor Elan.
Saat itu, Elan sedang membaca-baca surel di ruang kerjanya saat ponselnya bergetar di meja.
Dia melirik layar ponsel, mengambilnya, lalu mengangkat teleponnya.
"Halo, Helen."
"Elan, aku mau tanya.
Sabtu besok nenekmu ulang tahun, kan?" tanya Helen.
"Bagaimana kamu bisa tahu?" tanya Elan dengan suara berat sambil mengernyitkan keningnya.
"Aku tidak sengaja tahu saat membaca-baca berita lama dari dua tahun yang lalu.
Setelah kuhitung, aku baru sadar kalau ulang tahunnya besok Sabtu.
Jadi, apakah beliau akan merayakannya juga?" tanya Helen senang.
"Iya." "Senangnya! Aku ingat kalau dulu Nenekmu pernah tanya kapan aku akan mengunjungi beliau lagi, jadi aku
pikir ini kesempatan yang bagus untuk bisa bertemu beliau, Elan.
Barangkali aku bisa mampir ke pesta ulang tahun beliau," ujar Helen.
"Helen, akan ada banyak tamu yang datang.
Jadi aku tidak yakin mereka senang saat kamu datang." Suara Elan terdengar seolah mengatakan kalau dia tidak
berniat mengundang Helen ke acara itu.
"Jangan khawatirkan aku, Elan.
Aku akan baik-baik saja, dan aku bisa jaga diri...
Atau apakah kamu tidak mau aku datang? Apakah kehadiranku membuatmu malu? Aku tahu latar belakangku
memang tidak bagus, mungkin itu membuatmu malu, tapi...
aku benar-benar ingin datang ke acara ulang tahun Nenekmu.
Aku hanya ingin mengucapkan selamat ulang tahun pada beliau.
Apa permintaanku terlalu berlebihan? Bisakah kamu mengabulkan permintaanku?" ujar Helen dengan nada
kecewa agar terlihat kasihan.
"Baiklah, akan ku aturkan." Elan melanjutkan, "Tapi kamu jangan berulah saat pesta nanti, ya, karena Tasya dan dan
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmanaknya juga akan datang.
Jadi, sebisa mungkin menjauhlah dari mereka." "Baiklah, Elan.
Aku janji aku hanya datang untuk merayakan ulang tahun Nenekmu saja.
Aku akan bersikap sopan dan tidak akan buat masalah." ujar Helen menurut.
Setelah itu, Elan menutup teleponnya, berpikir kalau tanggung jawabnya adalah memastikan agar Helen tidak perlu
mengkhawatirkan hidupnya.
Sementara itu, Helen sakit hati mendengar perkataan Elan tadi, meskipun dia diperbolehkan datang ke acara ulang
tahun Hana.
Apalagi, sudah jelas siapa yang lebih penting bagi Elan antara Tasya atau dirinya.
Kenapa harus aku yang menjauh dari Tasya? Malamnya, Elsa dan Helen bertemu di sebuah restoran Eropa di kota,
dimana Elsa memamerkan gaun yang akan dia pakai ke pesta Hana.
Lalu, Helen menatap temannya itu dan berkata, "Elsa, ada sesuatu yang ingin kuberitahu padamu, tapi berjanjilah kalau
kamu akan merahasiakan ini.
Bisa, kan?
"Katakan saja." ujar Elsa sambil menyesap jusnya.
"Aku juga akan datang ke pesta ulang tahun Nyonya Prapanca."
"Pff!" Elsa menyemburkan jusnya.
Matanya terbelalak tidak percaya.