Menantu Dewa Obat
Bab 505
Keesokan harinya, Reva dan Nara sedang menyikat gigi ketika Hiro bergegas masuk dengan beberapa orang.
“Ayo sini, sini. Ini dia.”
“Coba lihat bagaimana cara membongkarnya dan setelah itu pindahkan ke lantai dasar.”
Ujar Hiro yang sedang memberi perintah.
Beberapa orang itu segera berkumpul dan salah satu dari mereka berkata, “Bagaimana kalau kalian rapikan dulu
barang – barang di atas tempat tidur
ini?”
Hana yang ada di belakang mereka langsung melepaskan semua seprei, selimut dan barang – barang lainnya
kemudian langsung dibuang ke lantai yang ada di sampingnya.
“Sudah, ayo kalian mulai.”
“Lantai ini selalu dibersihkan setiap hari. Jadi cukup bersih.” Ujar Hana.
Nara yang baru saja keluar dari kamar mandi dan melihat situasi ini langsung merasa kesal. “Hana, apa yang kau
lakukan?”
“Itu adalah selimut dan seprei yang kita gunakan untuk tidur. Kau lemparkan begitu saja di lantai?”
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtHana meliriknya. “Sebentar lagi papa dan mama sudah mau pergi. Jadi kita harus menukar ke dua tempat tidur ini
secepatnya sebelum mereka pergi.”
“Waktunya sangat mepet. Sudah tidak sempat mengurusi hal lainnya.”
“Barang – barang ini nanti bisa kau bereskan sendiri.”
“Kakak ipar sudah terbiasa membersihkan toilet di RS. Jadi urusan bersih membersih seperti ini dia yang paling ahli,
kan?”
Nara sangat marah dan ingin melawannya tetapi dicegah oleh Reva.
“Terserah dia saja.”
“Kalau sekarang kau bertengkar dengannya, papa dan mama pasti akan mengira bahwa kau tidak ingin tempat
tidur ini ditukar”
“Lagipula kita juga sudah memutuskan untuk memberikan tempat tidur ini kepada mereka, jadi untuk apa
cliperdebatkan lagi?” ujar Reva dengan lembut.
Nara masih merasa tidak puas, “Aku bukannya merasa kesal karena papa dan mama ingin menukar tempat tidur
ini. Aku hanya kesal dengan sikap Hana!”
“Bagaimana bisa dia membuang barang – barang kita ke lantai dengan seenaknya?”
“Kalau barang – barang dia yang aku buang ke lantai pasti dia akan ribut terus dan tak akan ada habisnya!”
Setelah mengoceh beberapa kata lalu Hana mendengus dengan angkuh. Dias ama sekali tidak berniat untuk
membantu membereskan.
Beberapa orang yang sedang melepaskan kasurnya kemudian salah satu dari mereka mencermatinya sejenak lalu
sambil mengernyitkan kening dia berkata, “Pak Hiro, cara pemasangan tempat tidur ini agak spesial. Dikhawatirkan
ini tidak mudah dibongkar.”
Hiro menjawab, “Itu kan hanya tempat tidur biasa saja, mengapa bisa sulit dibongkar?”
“Memangnya kalian jarang membongkar dan merakit perabotan? Apa sulitnya itu bagi kalian?”
Pria itu tampak tidak canggung lalu berkata, “Yang kami bongkar dan rakit itu adalah perabotan biasa.”
“Sekali lihat juga dapat diketahui bahwa tempat tidur ini tidak murah dan cara pemasangannya juga sangat spesial”
“Kalau tidak ada gambar dan tidak ada cara pembongkaran dan perakitannya dengan benar, dikhawatirkan
tempat tidur ini akan mudah rusak.”
Hiro terperangah. Dia tidak menyangka bahwa hanya memindahkan tempat tidur seperti ini saja akan sangat
merepotkan.
Reva tersenyum simpul. Ini juga sesuai dengan harapannya.
Kalau tempat tidur senilai 200.000 dolar ini bisa dengan mudah dibongkar dan dirakit oleh orang sembarangan
maka apa makna harga mahal dari tempat tidur ini?
Hiro menatap Hana, “Apa yang harus kita lakukan sekarang?”
Hana mengerutkan keningnya lalu sambil menggertakkan giginya dia berkata, “Tak usah pedulikan terlalu banyak.
Bongkar!”
“Itu kan hanya sebuah tempat tidur saja. Kalau memang benar-benar tidak bisa dibongkar yah paling – paling
nantinya dipasang kembali saja.
Beberapa orang itu saling menatap dengan resah. Pria yang tadi berbicara itu kemudian bertanya, “Ini.. kalian
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmsendiri yang minta untuk bongkar yah?”
“Aku harus katakan dulu di awal, kalau nanti pada saat pembongkaran terjadi masalah, maka kami tidak akan
bertanggung jawab atas hal itu!”
Nara tidak tahan untuk menjawab, “Kalau memang tidak bisa lebih baik cari ahlinya saja.”
“Kalau dibongkar dan dirakit sembarangan seperti ini, bagaimana kalau nantinya terjadi kesalahan?”
Dengan marah Hana berkata, “Nara, kau sengaja mau menunda – nunda waktu yah?”
“Hmm, aku kasih tahu yah, hari ini juga aku harus memindahkan tempat tidur ini untuk papa dan mama.”
“Ayo kalian semua bongkar saja. Kalau ada apa – apa nanti aku yang akan menanggungnya!”
Dan beberapa orang ini langsung tidak merasa ragu lagi saat mendengar ucapannya ini. Mereka segera mulai
dengan alat – alatnya.
Nara berdiri di tempat sambil melihat tempat tidur itu dibongkar sedikit
demi sedikit. Dia tidak bisa menahan rasa kesal dan perasaan tertekannya.
Hana menunjukkan ekspresi senang. Dia tidak ingin Nara tidur di tempat tidur yang begitu bagus.
Di tengah kesibukan membongkar tiba – tiba salah satu dari mereka berseru, “Celaka, kenapa papan ini patah?”
Previous Chapter
Next Chapter