Bab 711
Ekspresi Hiro dan Hana langsung berubah. Keduanya saling menatap dan menggertakkan gigi kemudian secara
serempak berkata, “Kami akan melakukannya!”
Keduanya kemudian mengambil obat yang ada di tangan tuan Rodriguez dan langsung pergi.
Di dalam rumah, orang–orang itu mulai berdiskusi lagi.
Peter: “Tuan Rodriguez, apa kau benar–benar akan memberinya saham sebanyak 10%?”
“Apa tidak terlalu banyak? Itu uang yang cukup banyak loh.”
“Apa keduanya pantas mendapatkan sebanyak itu?”
Tuan Rodriguez mendengus dingin, “Memangnya siapa. mereka berdua itu? Bagaimana mungkin mereka pantas
mendapatkan sebanyak itu?”
“Tetapi, kalau tidak menjanjikan sedikit hal manis. kepada mereka, bagaimana mungkin mereka mau melakukan
hal ini!”
“Setelah Reva mati, mereka berdua juga akan mati.”
“Pada saat itu, tidak akan ada yang tahu lagi bahwa kita
1/5
yang berada di balik layar atas masalah ini!”
“Orang–orang pasti akan mengira mereka berdua saling membunuh dengan Reva karena perebutan harta keluarga
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtsehingga itu sama sekali tidak ada hubungannya dengan kita!”
Semua orang baru mengerti dan langsung tertawa. Ide tuan Rodriguez ini membuat mereka semua merasa sangat
puas.
Semua orang lalu membahas bagaimana proyek area villa itu akan di bagi dan pada akhirnya Peter dan yang
lainnya pun merasa puas kemudian meninggalkan tempat itu.
Sekarang hanya tersisa tuan Rodriguez dan kakek Alfonso.
Tuan Rodriguez menyuruh semua orang pergi lalu menghampiri Alfonso. Dia membungkuk dengan hormat dan
berkata, “Kak, menurutmu bagaimana?”
Alfonso duduk di teras sambil menyaksikan mobil – mobil para tamu yang pergi satu demi satu. Dia mendengus
dingin. “Sangat sempurna!”
“Jadikan mereka semua sebagai perisainya. Kalau Kenji hendak membalas dendam, dia hanya akan mencari
mereka.”
2/5
“Sementara proyek area villa itu, heheh… nantinya saat putramu menikah dengan Nara, maka semua itu akan
menjadi milik keluarga kita.”
Peter dan yang lainnya sama sekali tidak tahu bahwa sejak pertama Alfonso memang tidak berencana untuk
membagi proyek area villa itu dengan mereka.
Kalau Alfonso yang menelan proyek bernilai milyaran dolar ini sendirian maka kekuatan keluarga Rodriguez pasti
akan langsung meroket.
Jadi bagaimana mungkin Alfonso mau melewatkan kesempatan sebaik itu?
Dia mengundang mereka datang hanya untuk membuat mereka semua menanggung kemarahan Kenji.
Sayangnya orang–orang ini tidak tahu. Mereka masih terbuai dalam mimpi indahnya!
Malamnya, Hiro dan Hana pulang ke rumah dan segera mencari Axel dan Alina untuk berdiskusi.
Tentu saja, mereka berdua tidak berani bilang bahwa mereka telah diundang oleh tuan Rodriguez. Mereka hanya
memberitahukan kepada Axel dan Alina agar tidak membuat Reva curiga dan waspada untuk sementara ini.
Karena Devon dan teman–temannya sudah dihajar maka
3/5
tuan Rodriguez pasti akan mencari cara untuk menangani Reva. Mereka hanya perlu menonton pertunjukkannya
saja.
Axel dan Alina yang sudah diributi selama dua hari juga sudah merasa lelah.
Begitu mendengar hal ini, mereka juga benar–benar tidak ingin ikut campur lagi.
Sekarang mereka yang sudah tahu bahwa tuan Rodriguez hendak menangani Reva, tentu saja membuat mereka
merasa senang.
Kemudian Hiro meminta Alina untuk menelepon Nara. Dengan alasan mereka sekeluarga ingin duduk bersama dan
mendiskusikan hal ini dengan tenang lalu dia meminta Alina untuk menyuruh Nara dan Reva pulang.
Sebenarnya, dia hanya ingin membuat Reva pulang saja.
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmNara yang tidak tahu sedang dijebak, benar–benar mengira bahwa akhirnya orang tuanya sudah sadar sehingga
dia menelepon Reva untuk pulang besoknya.
Begitu sampai di rumah Hana dan Alina juga sudah mempersiapkan semeja penuh makanan yang lezat.
Sikap Axel juga tampak jauh lebih lembut. Sementara Hiro, dengan ramah dia mempersilahkan Reva dan yang
lainnya untuk duduk.
4/5
“Kak, kami terlalu buru–buru atas masalah ini.”
“Setelah dipikir – pikir, seharusnya hal seperti ini tidak terjadi.”
“Kita semua sama sama satu keluarga, kenapa harus marah hanya karena masalah seperti itu?” ujar Hana dengan
penuh kemunafikan.
Nara tidak tahu bahwa sebenarnya Hana punya rencana lain. Dia mengira bahwa akhirnya adiknya sudah sadar diri
dan berubah sehingga dia merasa sangat senang.
“Hana, bagus sekali kalau kau bisa berpikir seperti itu.”
“Sebenarnya kita semua ini masih satu keluarga. Aku juga ingin semua orang baik–baik saja. Jadi untuk apa marah–
marah hanya karena masalah sepele seperti itu?”
“Baiklah, sekarang jangan bahas masalah yang sudah lewat itu.”
“Di kemudian hari, asalkan keluarga kita bisa bersatu pasti akan jauh lebih baik dari apapun!” ujar Nara.
Hana mengangguk dengan munafik.
Hiro keluar dengan beberapa mangkuk nasi di tangan dan meletakkannya satu persatu. Dia membawakan
mangkuk nasinya untuk Reva. “Kakak ipar, ayo makan.”