Bab 679
Devon Mensciar Nara yang masuk ke dalanı restoran dan kebetulan dia melihat Nara duduk bersama Axel dan Alina
bersama-sama.
Dia buru-buru merapikan pakaiannya dan di dalam benaknya dia berpikir bagaimana cara untuk memulai
percakapan dengan mereka.
Pada saat ini, tuan Rodriguez dan istrinya berjalan masuk.
Begitu Axel melihat mereka, dia segera bangkit berdiri: “Tuan dan nyonya Rodriguez, mari, mari
Tuan Rodriguez dan istrinya menyapa dengan sambil tersenyum dan langsung menghampiri mereka
Devon langsung tercengang lalu dengan cepat dia menyusul orang tuanya dan berkata dengan suara rendah, “Pa,
apa... apa ini adalah kencan buta yang kau bicarakan?”
Tuan Rodriguez meliriknya, “Ya, apa ada masalah?”
Devon sangat gembira, “Tidak ada! Tidak ada maslaah!”
“Pa, kalau memang gadis ini yang kau katakan maka aku bersedia untuk menikahinya!”
“Lebih cepat lebih baik!”
*Tidak peduli keluarganya kaya atau tidak, aku bersedia untuk menikahinya!”
Tuan Rodriguez meliriknya dengan marah: “Lihat saja apa yang ada di dalam otakmu itu.”
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt“Setidaknya kau lihat dulu apa dia cocok untuk menjadi menantu keluarga kita atau tidak.”
“Bagaimanapun juga keluarga kita adalah keluarga berada. Bagaimana mungkin kita mencari seorang menantu
yang hanya akan jadi pajangan saja nantinya?”
Nyonya Rodriguez juga mengangguk dan berkata, “Ya benar.”
“Meskipun gadis ini cantik namun sulit dikatakan apa dia cukup pantas untuk keluarga kita.”
“Mantan – mantan pacarmu itu saja hanya bagus diluarnya saja tetapi semuanya tak bisa apa –
apa.”
“Kalau gadis ini juga seperti mereka, maka lebih baik kau tidak menikahinya!”
Devon tidak peduli. “Aku rasa tidak.”
“Pokoknya aku sudah tertarik kepadanya.”
Selama percakapan berlangsung tampak beberapa orang menghampiri mereka.
Axel dan Alina bankkit berdiri lalu menyapa mereka kemudian senila orang sama-sama
Nara benar–benar mengira bahwa tuan Rodriguez dan istrinya adalah mitra bisnis yang ditemukan olch kedua
orang tuanya jadi dia sangat menghormati mereka.
Namun selama acara makan malann, Devon bertanya tentang situasi Nara lcrus schingga membuat Nara merasn
agak betc.
Dia sudah melihat terlalu banyak pemuda playboy seperti Devon ini.
Meskipun tuan Rodriguez dan istrinya tampak tenang namun keberadaan Devon membuat Nara tidak berencana
untuk bekerjasama dengan keluarga ini lagi.
Namun demi menghormati mereka maka dia juga tidak mengatakan apa-apa. Dia hanya ingin menyelesaikan
acara makannya dengan secepat mungkin dan pulang ke rumah.
Tuan Rodriguez dan istrinya sangat menyukai Nara.
Dari cara Nara berbicara serta penampilannya, semuanya tampak cukup baik.
Selain itu, dia juga memegang kendali atas perusahaan farmasi Shu yang asetnya sangat tinggi sehingga membuat
mereka begitu menyanjungnya.
Tampak jelas, bahwa mereka sudah setuju untuk menjadikan Nara sebagai menantu perempuan mereka.
Setelah selesai makan, kemudian tuan Rodriguez dan istrinya bangkit berdiri lalu sambil tersenyum berkata, “Tuan
Axel, sudah lama kita tidak bertemu. Ayo kita pergi minum teh.”
“Oh yah ngomong–ngomong, kalian yang masih muda bisa pergi jalan–jalan dan mengobrol lebih banyak lagi.”
Devon merasa sangat gembira lalu dia langsung berkata, “Pa, Ma, paman Axel dan tante, kalian tenang saja. Aku
pasti akan menjaga Nara dengan baik.”
Axel dan Alina juga mengangguk dengan puas. “Baiklah, kalau begitu maka kalian yang muda – muda ini bisa
mengobrol sendiri.”
“Tuan Rodriguez, ayo kita pergi!”
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmSetelah mengatakan itu lalu Axel dan istrinya beranjak untuk pergi sehingga membuat Nara tertegun.
Bagaimana situasinya?
Bukannya mau membicarakan bisnis? Lalu mengapa mereka malah meninggalkannya disini dengan si pria playboy
ini?
“Pa, Ma, aku masih ada sesuatu hal yang harus aku selesaikan di perusahaan. Aku juga akan kembali.”
“Tuan dan nyonya Rodriguez, lain kali kita baru bicara lagi yah!”
Nara berkata dengan tergesa-gesa lalu meraih tasnya dan berlari keluar.
Tuan Rodriguez mengernyit sedikit. Reaksi Nara itu membuatnya sangat tidak senang.
Menurutnya, meskipun Nara tampak cantik dan berbicara dengan sopan tetapi pendidikannya terlalu rendah
sehingga masih ada kesenjangan antara dia dan putranya.
Sepertinya agak terlalu memaksakan kalau putranya licndak dijodohkan dengana Nara, itu bisa dianggap seperi
Nara hendak pansos.
Namun, sikap Nara yang barusan ini membuatnya merasa sedikit kesal.
Dia sudah memberikan kesempatan kepadanya tetapi sikap macam apa yang dia tunjukkan itu?
Melihat hal ini. Axel langsung berkata: “Nara, kalau sudah pulang kerja jangan memikirkan masalah kantor lagi.”
“Avo, kau temani Devon inengobrol.”
“Devon baru saja pulang dari luar negeri sehingga dia tidak terlalu mengenal banyak tempat di sini. Jadi kau harus
mengajaknya pergi jalan – jalan.”
“Sudah yah, begitu saja!”