We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Ruang Untukmu

Bad 769
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Ruang Untukmu

Bab 769

Tanda kenakalan tersirat di mata Arya saat menantang perempuan muda ini. “Siapa perduli? Kecuali kamu

memulai tanpa berkata ‘tidak‘ terhadap apapun malam ini, saya tidak akan memanggilmu ‘kucing mungil‘ lagi.

Kamu tidak diperkenankan untuk menolak apapun.”

“Baiklah, saya tidak akan berkata ‘tidak‘ kalau begitu,” kata Salsa dengan penuh integritas walaupun wajahnya

bersemu merah.

Arya kemudian berdiri, menarik tubuh Salsa dan membopongnya dengan gaya pengantin menuju ke kamar tidur di

mana mereka akan berinteraksi dengan penuh gairahi sepanjang malam ini.

Salsa sudah tidur nyenyak di tengah malam buta, lelah tetapi terlihat bahagia. Namun, Arya tidak bisa tidur sama

sekali.

Arya kemudian mengeluarkan ponselnya dan memeriksa begitu banyak pesan dan panggilan tak berjawab. Dia

tahu dirinya tidak bisa memunda lagi untuk pulang ke rumah, karena mereka telah menunggu kehadirannya untuk

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

menduduki jabatan sebagai kepala Keluarga William. Ini adalah peristiwa penting dalam kehidupannya, dan dia

harus hadir di sana.

Arya kemudian meraih pulpen dan kertas dan menulis surat. Setelah menempatkannya di meja di sisi tempat tidur,

Arya menyorongkan tubuh dan mengecup kening kekasihnya, sambil berbisik, “Tunggu saya, ya.”

Para pengawal William sudah menunggu di lantai bawah, dan setelah melihat tuan muda, mereka pun

menghembus napas lega.”

“Tuan Muda, pesawat sudah menunggu tuan.”

“Ayo.” Arya kemudian memandangi kompleks apartemen di belakangnya, secara khusus pada jendela yang

berpenerangan redup, sebelum masuk ke dalam mobil dan meninggalkan lokasi itu.

Beberapa saat kemudian, sebuah pesawat jet pribadi berwarna abu–abu gelap dan masif melesat menerobos awan

dan menghilang dalam kegelapan malam.

Sementara itu, Salsa bermimpi indah sambil memeluk selimut, merasakan kehangatan yang melekat padanya.

Dalam mimpinya, dia tengah mengenakan gaun pengantin, sambil memeluk lengan Arya menyambut para

tamu.

Ketika pagi tiba, Salsa memiringkan badannya ke satu sisi dan merentangkan tangannya, dan hanya menyentuh

seprei dingin. Dia tiba–tiba merasa aneh, dan segera duduk sambil melihat kasur kosong di sebelahnya.

Keheningan di dalam apartemen itu menyelipkan firasat ke dalam dirinya. Setelah itu, Salsa segera turun dari

tempat tidur, mencari–cari di dalam kamar yang tidak begitu luas sebelum akhirnya menemukan surat yang ditulis

tangan oleh Arya di meja di sisi tempat tidur.

‘Salsa, ada urusan mendadak di rumah yang harus saya tangani, tetapi percayalah saya akan segera kembali.

Begitu urusan keluarga selesai, saya akan datang dan membawamu kembali ke Elegan untuk merencanakan

pernikahan kita. Cintamu, Arya!”

Salsa merasa lega setelah membaca surat itu. Namun, kepergian Arya yang tanpa permisi ini telah membuatnya

sedikit kesal.

Kemudian, bila dia benar–benar ingin mengucapkan selamat tinggal, Salsa akan semakin merasa lebih ngeri dan

enggan untuk berpisah dengannya, bukan?

Surat ini telah memberinya kekuatan dan rasa aman.

Salsa akan menunggunya kembali dengan sabar. Kalaupun dia tidak segera kembali tak masalah juga, karena dia

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

sudah merasa senang asalkan Arya tetap kembali padanya..

Sementara itu, di dalam rumah besar di Elegan, Arya hadir dengan setelan hitam berhiaskan bordir halus pada

jaketnya, menunjukkan status terhormat pemakainya.

Di sisi lain, Marina merasa lega ketika melihat Arya sudah kembali. Dia mengamati dan menilai laki–laki muda itu

tanpa bertujuan untuk mencerca atau yang lain dan menganggap dia sudah berlaku baik.

“Nenek.” Arya menghampiri nenek dan memeluknya..

Namun, Marina mendorongnya, tidak ingin cepat–cepat menerimanya. “Baiklah, jangan berpikir kamu bisa lepas

dengan cara ini. Saya tetap belum bisa menerimanya.”

“Saya sangat merindukan Nenek.” Arya terus memuji–muji perempuan tua itu, menyebabkan ketegasannya yang

pura–pura itu langsung berubah menjadi senyum berseri–seri. Marina kemudian menepuknya dengan gemas.

“Sepertinya saya masih berarti hagimu! Dasar brengsek! Apakah kamu ingat di mana rumahmu ketika kamu di

luar sana sekian lama?”

Setelah itu, sosok yang menarik datang dari luar. Meila datang berkunjung setelah mendengar kedatangan Arya.

“Arya, akhirnya kamu kembali!” Mata Meila menyiratkan sorot terkejut.

“Meila, bagaimana bila kamu hadir untuk makan malam nanti?” Marina mengundangnya.