Bab 807
“Apa yang lebih penting daripada pernikahannya sendiri? Di mana dia? Bawa saya menemuinya. Saya tidak ingin
pergi ke kapel. Saya ingin menemuinya dan mengajaknya pergi ke kapel bersama.” Meila tahu betapa
memalukannya jika pengantin pria tidak pernah muncul sementara dia, sang pengantin wanita, kapel.
Maka dari itu, dia bersikeras untuk tampil bergandengan tangan dengan Arya.
menunggu di
Orang tuanya sudah pergi ke kapel untuk menyambut para tamu. Seharusnya dia muncul dengan iring–iringan
besar di mana deretan penjaga kehormatan akan menyambut kedatangannya. Bagaimana mungkin saya muncul
di mobil biasa?
“Nona Meila, sudah terlambat. Mengapa Anda tidak pergi ke kapel lebih dulu?”
“Tidak, saya ingin muncul bersama pengantin pria saya!” Meila bersikeras dan memelototi pengawal itu. “Katakan
yang sebenarnya. Di mana dia, dan dengan siapa dia?”
“Nona Salsa tiba–tiba jatuh sakit, dan Tuan Muda Arya membawanya ke rumah sakit.”
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt“Apakah mereka pergi dengan mobil pengantin saya?” Saat ini, wajah Meila terlihat marah, bahkan sangat
mengerikan. Tidak disangka wanita pertama yang duduk di mobilnya menuju kapel adalah Salsa Anindito.
Pengawal itu mengangguk dan tidak berani membohonginya.
“Bawa saya ke rumah sakit.” Meila menarik napas dalam–dalam dan merasa sangat marah. “Sekarang!”
Sebelumnya, Arya membawa Salsa ke UGD setelah sampai di rumah sakit. Banyak dokter yang pergi untuk
menghadiri pernikahannya. Oleh karena itu, mereka yang ditugaskan di rumah sakit terkejut sesaat ketika melihat
pengantin pria datang ke rumah sakit dengan membawa wanita yang berbeda di pelukannya.
Salsa diberi cairan infus untuk mendinginkan tubuhnya. Arya berdiri di samping tempat tidurnya dan
memperhatikan semuanya, mulai dari bagaimana perawat memasukkan jarum ke lengan Salsa hingga Salsa yang
mengerutkan kening karena menahan rasa sakit, dan saat perawat memasukkan kembali jatumnya karena
pembuluh darah Salsa terlalu halus. Hal ini menyebabkan perawat itu secara tidak sengaja melakukan kesalahan.
Ketika melihat itu, Arya melirik sang perawat dengan dingin hingga perawat itu merasakan ketidaksenangannya.
Perawat itu berkeringat deras. Bekerja di hadapan Tuan Muda Arya saja sudah membuatnya cukup stres, apalagi
dia ditatap dengan tatapan waspada seperti itu. Memang, dia tidak sengaja menempatkan jarumnya dalam posisi
yang salah karena kegugupannya.
“Cepat pergi ke kapel!” Salsa mengusir Arya, tetapi Arya mengabaikannya dan hanya mengecek arlojinya.
Kemudian, ponselnya berdering, dan dia menjawabnya. “Halo, disini Arya.”
“Tuan Muda Arya, Nona Meila tidak mau pergi ke kapel. Dia bersikeras menemui Anda.”
“Jangan biarkan dia datang.” perintahnya dengan nada monoton.
“Tapi Nona Meila tidak mau mendengarkan saya. Dia ada di mobil saya sekarang.”
“Berikan ponselnya.”
Meski jengkel, Meila menahan amarahnya dan berbicarà dengan suara lembut setelah mengambil telepon dari
pengawal itu. “Arya, saya ingin muncul di kapel bersamamu. Saya akan datang sekarang. Tunggu saya, oke?”
“Kamu pergi saja ke kapel duluan.” Arya tidak ingin Meila berada di sekitar rumah sakit.
“Tidak, saya ingin pergi denganmu.” Meila mulai merengek.
“Saya tidak bisa pergi sekarang. Kamu pergilah ke kapel!” Arya mengakhiri panggilan itu.
Salsa langsung tahu bahwa Meila sedang mencarinya setelah mendengar panggilan telepon itu. “Pergilah ke kapel.
Saya baik–baik saja sekarang. Kamu tidak perlu tinggal di sini lagi.” Salsa menatapnya.
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmArya menunduk dan memusatkan pandangannya pada Salsa selama beberapa detik sebelum bertanya, “Salsa,
bisakah kamu putus dengan pacarmu?”
Dia bilang apa? SeketikaSalsa lupa cara bernapas.
“Jika kamu bersedia putus dengan pacarmu, maka saya bersedia membatalkan pernikahan saya,” ucap Arya
dengan sungguh–sungguh sambil menatap Salsa dengan tegas.
Salsa yang terkejut langsung terduduk tegak dan tidak sengaja menarik selang infusnya. Hal ini menyebabkan dia
meringis kesakitan. “Aduh…”
Arya langsung menekan bahu Salsa ke bawah dan membaringkannya kembali ke tempat tidur. “Jangan bergerak.”
Arya tidak ingin melihat Salsa mendapat suntikan lagi karena dia sudah mendapat dua suntikan.
Salsa yang hampir tidak memiliki kekuatan, kembali berbaring ke tempat tidur dengan tertatih–tatih. Namun, itu
tidak menghentikan keterkejutannya hingga dadanya masih naik–turun. Dia begitu terguncang oleh apa yang baru
saja dikatakan pria itu.
“Apa yang baru saja kamu katakan?” tanya Salsa dengan nada yang nyaris tak terdengar.
Arya tidak menyangka bahwa kata–katanya akan mengejutkan Salsa. Dia menunduk dan memegang tangan Salsa,
lalu berkata dengan mata berkaca–kaca, “Saya bilang, jika kamu bersedia putus dengan pacarmu, maka saya
bersedia—”