Ruang Untukmu
Bab 1182 Pesta Pernikahan Sederhana
Kamar itu terasa penuh gairah saat Raisa mendengarnya berkata, “Saya mencintaimu, Raisa.”
Perempuan itu terlalu nanar untuk membalasnya.
Tak lama hari Jumat pun tiba. Pesta pernikahan sederhana diselenggarakan di hotel yang dijaga ketat. Tak lebih dari
seratus tamu undangan hadir di pesta itu.
Raditya adalah mempelai laki–laki, dan Anita adalah mempelai perempuan. Ani sebagai pengiring mempelai
perempuan, sementara Jodi pengiring mempelai laki–laki.
Dua pasang suami–istri berdiri di tengah kerumunan tamu. Elan dan Tasya berdiri di sana bersama anak laki–laki
mereka. Arya dan Sonia juga hadir. Perut Sonia mulai membesar. Kandungannya sudah berusia lima bulan.
Tidak setiap hari mereka bisa bertemu. Meskipun begitu, pertemanan mereka tidak berubah.
Arya menepuk pundak Raditya. Dia memberi selamat kepadanya, “Selamat, Raditya.”
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt“Lalu, kapan giliranmu mengadakan pesta pernikahan?”
“Di kampung halaman? Setelah Sonia melahirkan.” Arya menghargai keinginan Sonia untuk menunggu sampai dia
melahirkan bayinya. Dia ingin melihat dirinya memakai gaun pernikahan yang indah, dan ingin anaknya
menyaksikan pernikahan mereka.
Arya sebenarnya khawatir temannya akan lajang seumur hidup. Rupanya takdir berkata lain, huh?
Raditya mengajak temannya untuk bertemu Rendra. Laki–laki itu cukup mencolok dan menarik perhatian setiap
orang di sana. Tamu perempuan yang memiliki keistimewaan untuk bisa hadir di pernikahan ini merasa hatinya
berbunga–bunga hanya dengan memandangi mereka. Meskipun sedikit frustrasi, mereka menyadari bahwa para
lelaki di sini sudah memiliki pasangan, dan sangat cantik tentu saja. Mereka berharap dapat menemukan seorang
laki–laki yang akan memandang mereka sebagai hal terbaik dalam hidupnya.
Raisa ingin menjadi pengiring mempelai perempuan, tetapi dirinya sudah tidak lajang lagi, jadi…
Mereka mengikuti seluruh proses pernikahan. Anita adalah perempuan tercantik pada hari itu, dan Raditya bahkan
mengubah perilaku biasanya kali ini. Dia tersenyum sepanjang waktu. Dia laki–laki paling bahagia di Bumi saat ini.
Semua anak buah Raditya juga hadir di sana. Mereka adalah saksi mata bagaimana cinta mereka bermula dan dan
menyaksikan bagaimana cinta itu berkembang. Saat pasangan berbahagia itu berjalan di atas karpet merah sambil
bergandengan tangan, anak buahnya mengingat bagaimana pertemuan pertama mereka terjadi. Anita adalah
perempuan yang harus dia lindungi, sementara dia sendiri sudah bertunangan dengan perempuan lain. Mereka
bertemu agak terlambat, tetapi cinta keduanya tak bisa dihentikan.
Anita tengah hamil, sehingga Raditya hampir selalu merangkulnya sepanjang jalan. Dia melarang
Anita minum, bahkan hanya setetes, anggur.
Panji, istrinya, Hardi, dan Sherin duduk di satu meja. Mereka merasa terharu sekaligus bahagia. Bagaimanapun
juga, cucu Panji akhirnya menikah, dan tak lama lagi akan dikaruniai seorang
cicit.
Rendra dan Raisa duduk di meja di sisi keluarga Hernandar. Ada banyak perempuan cantik di pesta, mereka
terpesona demi melihat kegagahan dan keanggunan Rendra. Mereka menyukainya, tetapi yang bisa dilakukan
hanyalah mengangguminya dari jauh.
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmRaditya adalah laki–laki tertampan pada malam itu. Kini dia adalah seorang suami dan segera menjadi ayah.
Sementara itu, keluarga Anita menangis bahagia. Mereka bahagia putrinya menikah dengan laki–laki yang tepat.
Pesta pernikahan berlangsung dari jam sembilan pagi sampai jam sembilan malam. Para tamu merasakan
perasaan cinta saat mereka menjadi saksi kesucian cinta dan pernikahan ini.
Tasya dan Sonia sudah menjadi sahabat baik, dan keduanya menyukai Anita. Sejak itu, mereka akan menjadi
pendukung terkuat sesamanya.
Malam pun tiba, gairah merayap di udara.
Raisa terlalu banyak minum. Anita mengenalkannya pada dua pasangan perempuan cantik dan berbakat, maka dia
minum terlalu banyak. Baru setelah hendak pulang, dia menyadari bahwa minuman beralkohol itu mulai memberi
pengaruh pada tubuhnya. Kepalanya pening, pipinya terasa terbakar. Saya mabuk.
Rendra juga masuk ke dalam mobil. Dia bertemu dan menyapa banyak orang malam itu, jadi turut minum juga.
Wajahnya merah jambu, tetapi kadar toleransi alkoholnya tinggi sehingga tidak mabuk.
Dia melihat Raisa sedang memijat–mijat keningnya. Rendra mendekat dan bertanya khawatir, “Kamu minum
banyak? Apakah kepalamu sakit?” Dia menempelkan telapak tangannya di kening
Raisa.