Bab 570
Namun, Tasya sebenarnya tahu bahwa Elan yang selalu sibuk tidak punya waktu sama sekali untuk mengelola
Jewelia. Pencapaian itu hanya berkat pengaruh Grup Prapanca saja. Seolah–olah mereka telah berlayar di atas
kapal yang kokoh, Jewelia akan dapat berkembang tanpa salah satu dari mereka berusaha melakukan sesuatu.
“Oh, pameran perhiasan akan diadakan hari Jumat ini. Produk akhir dari desainmu sudah keluar dan itu benar–
benar sempurna! Saya yakin desainmu akan membuat kehebohan nanti,” kata Felly.
Tasya tidak bisa menahan kegembiraan setelah mendengar berita itu, karena setiap desainer memperlakukan
pekerjaan mereka seperti bayi mereka. Jadi, bukankah seseorang akan bangga dan bahagia ketika anak–anak
mereka memperoleh prestasi yang luar biasa?
“Kamu sangat melebih–lebihkan.”
“Rencana awalnya adalah menggunakan mosaik berlian biasa, tetapi Pak Elan mengatakan bahwa berlian dengan
kualitas terbaik harus melakukan caranya sendiri. Saat saya melihat produk akhir untuk pertama kalinya, hasilnya
terlihat sangat memesona sehingga saya hampir pingsan karena berlian itu benar–benar sangat indah.”
Tasya bingung. Kenapa dia tidak memberitahu saya?
“Benarkah? Kenapa dia melakukan itu?” Tasya sungguh tidak memahaminya sama sekali.
“Mungkin karena itu adalah desainmu!” seru Felly yang telah menyadari perasaan Elan untuk Tasya setelah berada
di perusahaan itu sajak lama. Tapi tetap saja, dia mencoba untuk menyimpan asumsinya sendiri untuk saat ini.
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtTasya mengangguk. “Akan saya pastikan untuk bisa menghadiri pameran itu. Saya tidak sabar untuk
menyaksikannya sendiri.”
Kemudian, mereka terus mengobrol tentang Felly, yang akhirnya menemukan cinta sejatinya dan pernikahan Felly
yang akan dilangsungkan di bulan Mei. Tasya mengucapkan selamat kepada Felly dari lubuk hatinya.
“Kamu mungkin menikah lebih cepat daripada saya!” kata Felly.
Meski begitu, Tasya tidak terlalu yakin dengan hal itu karena upacara pertunangan mereka dipastikan akan
diadakan pada akhir bulan karena ketidaksabaran Elan.
Setelah meninggalkan Jewelia, Tasya pergi ke lantai tempat kantor Elan berada. Karena lokasinya yang tinggi,
seseorang dapat menikmati pemandangan gedung pencakar langit di sana.
Bahkan jika hari itu hujan, Elan masih bisa menikmati sinar matahari yang masuk ke kantornya. Sedangkan orang
lain akan merasakan tetesan hujan yang menempel di jendela mereka.
Tidak butuh waktu lama sebelum Elan kembali, yang kemudian dia meletakkan dokumen dokumen yang di pegang
ke samping setelah memperhatikan wanita yang ada di sofa.
“Saya dengar kamu bertemu Helen beberapa saat yang lalu. Jangan pedulikan dia,” hibur Elan.
Lang
“Saya tidak peduli padanya, tapi saya juga tidak ingin dia melihatmu.” Tasya mengungkapkan pikirannya yang
tulus.
Elan mengangkat tangannya dan berjanji, “Saya bersumpah saya tidak akan melihatnya di masa depan.”
Tidak mungkin bagi Tasya untuk melupakan apa yang telah terjadi lima tahun lalu. Dia harus menerima masa lalu,
namun ada jarum tak kasat mata yang menusuk ke dalam hatinya untuk terus–menerus mengingatkannya akan
rasa sakit itu.
“Apa kamu sudah memberitahu ayahmu tentang pertunangan itu?”
“Belum.” Tasya menggelengkan kepalanya karena itu adalah keputusan yang baru dilakukan tadi malam.
Jari Elan mengusap ujung hidung Tasya dan berkata. “Sepertinya kamu tidak begitu bersemangat dengan
pertunangan kita.”
а мнения растителната покана на ласку
Tasya langsung tersenyum getir. “Saya berjanji akan memberitahunya hari ini.”
Barulah Elan merasa puas dan berkata lagi, “Kita akan mulai mempersiapkan pernikahan tepat setelah
pertunangan.”
Tasya mengangguk setuju, karena dia telah menerima kenyataan bahwa dia tidak bisa lepas dari telapak
tangannya.
“Ayo kita jemput Jodi bersama sore ini.” Elan sebenarnya terdaftar sebagai ayah Jodi dalam catatan sekolah.
JAYDINLA
“Tentu! Omong–omong, saya akan pergi ke pameran hari Jumat ini.”
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm“Baiklah. Bagus juga untuk jalan–jalan.”
Di sisi lain, Frans memutuskan untuk mengunjungi Pingkan di sel tahanan setelah menahan keinginannya untuk
melakukannya selama beberapa hari terakhir.
Dengan tangan terbelenggu dengan borgol, dia menerkam pagar besi dengan kuat begitu dia melihat Frans.
“Frans! Frans, akhirnya kamu datang menemui saya. Maafkan saya. Saya benar benar minta maaf. Ini semua salah
saya. Maafkan saya.”
Matanya berbinar dengan harapan saat dia tahu bahwa Frans adalah satu–satunya orang yang bisa
menyelamatkannya. Dia adalah sinar harapan terakhirnya dan dia tidak lagi ingin dipenjara.
Menatap wanita yang telah menua jauh lebih tua dari sebelumnya, Frans mengingat kata–kata ganas yang dia
dengar sebelum kehilangan kesadarannya. Tidak pernah dalam mimpi terliarnya dia membayangkan istrinya begitu
kejam. Dia berharap itu hanya mimpi buruk dan itu hanya sisi jahat dari Pingkan yang mencoba membunuhnya.
“Tapi satu pertanyaan. Bagaimana kamu bisa memaksa dirimu untuk membunuh saya?” Wajah Fras tiba–tiba
terlihat sangat terluka.
“Frans, saya salah! Saya tidak ingin membunuhmu. S–saya kehilangan kendali! Frans, kamu tahu
betapa saya mencintaimu, kan? Bukankah kita sudah rukun selama dua puluh tahun terakhir ini?” Wanita yang
putus asa itu menampar wajahnya sendiri. “Saya orang berdosa…”
Previous Chapter
Next Chapter