Bab 471
“Jangan khawatir. Jodi akan baik–baik saja.” ujar Elan.
“Bagaimana denganmu? Kamu talu, saya tidak hanya mengkhawatirkan Jodi, tapi juga mengkhawatirkanmu.” ujar
Tasya dengan suara parau.
“Saya juga akan baik–baik saja. Percayalah pada saya.” ujar Elan sambil tertawa, mencoba untuk menenangkan
rasa khawatir Tasya.
“Elan, berjanjilah pada saya kalau kamu akan kembali dengan selamat.”
ULL
“Apa ada hadiahnya kalau saya kembali dengan selamat?” tanya Elan dengan nada serius.
“Ayo menikah kalau kamu sudah kembali. Saya akan menikah denganmu dan menjadi istrimu!” jawab Tasya
dengan penuh keyakinan.
Itu membuat Elan terkejut. “Kamu serius? Kamu akan menikah dengan saya kalau saya bisa kembali dengan
selamat?”
“Iya. Saya tidak membohongimu.” ujar Tasya dengan serius. Dia mau melakukan apapun selama Elan bisa kembali
dengan selamat.
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtBenarkah dia bisa? Bisakah Elan lepas dari cengkraman anak buah Rully tanpa luka sedikit pun?
Semua anggota komplotan penculik itu sangat terlatih dan kemampuan mereka tidak bisa diremehkan.
“Setuju. Saya akan merangkak kembali padamu demi menikah denganmu, meskipun saya harus merangkak dari
dalam neraka.” Ujar Elan tegas, seolah dia sedang mengucapkan sebuah sumpah
Tapi, itu membuat Tasya takut. “Saya tidak mau kamu kembali sambil merangkak, Elan. Saya mau kamu kembali
berjalan dengan selamat.”
Sambil merangkak berarti Elan akan kehilangan tangan atau kakinya. Tasya tidak bisa membayangkan hal
mengerikan itu karena itu membuatnya takut dan khawatir.
“Saya tahu. Saya janji akan kembali padamu dengan berjalan kaki.” ujar Elan sambil tertawa, scolah dia termotivasi
untuk menepati janjinya.
Dua jam kemudian, Tasya tidak tahu apa yang sedang dia lakukan. Pikirannya kalut dan dia sama sekali tidak
mengalihkan pandangannya dari kamera pengawas itu sedetik pun. Dan dia tidak sengaja melihat sosok Elan di dek
kapalnya. Tapi, tak peduli seberapa keras dia menatap layar, dia tidak bisa menemukan Jodi.
“Saat ini lokasi lak Elan berada sepuluh mil dari mereka. Sebentar lagi mereka akan bertukar sandera.”
Roy dan Tasya tampak tegang dan mereka pun semakin fokus menatap layar saat mendengar perkataan itu.
Akhirnya, kedua kapal mendekat, hanya berjarak beberapa mil saja. Kapal Elan mendekati kapal Alanna dengan
cepat. Dan dari layar, Alanna menyapanya secara langsung dengan sebuah senyum ramah dan sumringah.
Sementara itu, di dua kapal yang ada di lautan internasional, Alanna melihat Elan turun dari kapalnya. Saat itu
Alanna mengenakan gaun seksi yang membuatnya tampak cantik. Dia tahu kalau dia tidak bisa lagi
menyembunyikan identitasnya.
“Elan, kita tidak perlu bertindak sejauh ini.” ujar Alanna sambil menghela napas. Dia bisa merasakan kalau Elan ada
di bawah kendalinya.
“Berikan anak itu pada saya,” ujar Elan sambil menatapnya tajam. “Kamu bisa berurusan dengan saya sesukamu
nanti.”
Sebersit rasa benci terlihat di balik tatapan Alanna saat mendengar perkataan Elan. Bagaimana bisa Tasya
membuat Elan terpesona padanya sampai dia rela mengorbankan nyawanya sendiri demi anak tasya? Anak itu
bahkan tidak sedarah dengannya!
Alanna menepuk tangannya dan tak lama, anak buahnya membawa seorang anak kecil keluar dari kabin. Saat Jodi
melihat Elan, dia terkejut dan seketika berseru, “Om Elan!”
Elan menatap wajah Jodi dan saat dia melihat darah di wajah jodi, dia menatap Alanna tajam. Sepertinya, Alanna
bisa merasakan kekejaman di balik tatapan Elan, yang membuatnya bergidik ngeri. Dia segera menjelaskan, “Dia
tidak mau menurut, jadi saya hanya memberinya pelajaran. Tidak lebih dari itu.”
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm“Saya baik–baik saja, Om Elan.” ujar Jodi karena dia tidak ingin Elan mengkhawatirkannya.
“Bagaimana agar saya bisa mendapatkan anak ini kembali?” tanya Elan dengan tenang
“Saya akan menyerahkannya pada anak buahmu sedangkan kamu ikut dengan saya. Nyawamu, ada di tangan
saya.” Ujar Alanna dengan tenang. Kali ini dia sudah mempertaruhkan semuanya agar rencana ini berhasil, jadi dia
tidak mau bertindak gegabah.
Elan mendekati anak buah Alanna. Ada sekitar sepuluh orang dari mereka yang ada di dek kapal sekarang,
sedangkan Elan hanya membawa dua pengawal. Apalagi, ada Jodi disana. Elan tidak akan berani melakukan
sesuatu, pikir Alanna.
Ditambah lagi, bisa jadi nyawa Jodi akan jadi taruhannya kalau situasi mulai
memanas.
Sambil berjalan mendekati Alanna, Elan mengulurkan tangannya untuk diikat oleh anak buah Alanna.
“Berikan anak itu pada mereka. Kalau tidak, saya akan memburumu dengan semua yang saya punya.” Perkataan
Elan ini seolah seperti sebuah kutukan ataupun mantra yang terngiang–ngiang dalam hati Alanna.
Previous Chapter
Next Chapter