Bab 1205 Melihat Lebih Dekat
Hotel ini menyediakan sarapan bagi para karyawan setiap pagi, jadi rencana Qiara adalah untuk. bertahan hingga
keesokan paginya.
Nando telah bertemu dengan banyak wanita kekanak–kanakan sebelumnya, tapi dia belum pernah melihat wanita
sekonyol dan selucu Qiara. Tiba–tiba, dia memutar setir dan berhenti di depan sebuah restoran.
Qiara menatap bingung ke arah restoran itu selama beberapa detik sebelum menoleh ke arahnya. “Apa Anda mau
mentraktir saya makan malam?”
“Apa kamu kira saya akan membiarkanmu menghabiskan semua camilan saya di rumah?” Dia mencemooh sambil
membalas.
Qiara tetap duduk di dalam mobil saat dia melihat pria itu turun. Meskipun pria itu selalu terlihat dingin dan cuck,
dia tidak dapat menyangkal bahwa pria itu sangat baik padanya.
Dia turun dari mobil dan tersenyum padanya. “Pak Nando, Anda hanya bersikap dingin di luar. Jika Anda
menunjukkan sedikit lebih banyak kelembutan, saya yakin antrean wanita yang ingin menjadi kekasihmu akan
cukup panjang untuk mengelilingi dunia. Anda akan segera mendapatkan kekasih.”
Di tengah upayanya memuji, tanpa sengaja dia menabrak punggung Nando, karena Nando berhenti secara tiba–
tiba.
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt“Aduh!” Qiara dengan cepat mundur dua langkah dan mengusap hidungnya yang sedikit sakit saat menatapnya.
Nando berbalik dan memperingatkan dengan dingin, “Berhentilah untuk bicara kalau ingin makan.”
Dia benci mendengar pembicaraan tentang mendapatkan kekasih. Dia tidak berniat untuk mendapatkannya karena
dia menganggap kekasih hanyalah sebuah gangguan baginya.
Dia pernah mengejar seorang wanita selama dua tahun. Namun, wanita itu sekarang menjadi istri sepupunya dan
baru saja melahirkan untuk kedua kalinya. Sejak saat itu, dia menyadari bahwa hidup sebagai pria lajang juga
cukup memuaskan. Oleh karena itu, selama beberapa tahun terakhir, selain mengambil alih bisnis keluarga, dia
menghabiskan waktunya untuk memanjakan minat dan hobinya.
Qiara menutup mulutnya rapat–rapat. Apa saya terlalu banyak bicara? Apa dia merasa terganggu karenanya?
Mengindahkan perintahnya, Qiara tetap diam sejak mereka masuk ke restoran sampai makanan disajikan di meja
mereka. Namun demikian, ekspresinya menjadi jauh lebih hidup begitu makanannya muncul. Dia menggosok–
gosokkan tangannya dengan penuh semangat.
Nando tidak berencana untuk makan, jadi dia hanya memesan makanan secukupnya. Dia mengeluarkan ponselnya
dan mulai bermain game.
Hanya mereka berdua yang duduk di ruang makan yang luas di restoran itu. Yang satu dengan
senang hati menyantap makanannya, sementara yang satunya lagi duduk dengan tenang sambil bermain gim. Tak
satu pun dari mereka yang berbicara, tetapi suasana tidak terasa tegang atau
pun canggung.
Qiara sesekali memandang Nando. Setelah kenyang. Qiara meletakkan dagunya di tangan dan menatap Nando
yang masih asyik dengan permainannya. Pada saat itu, dia menyadari bahwa Nando adalah pria yang cukup
tampan. Tubuhnya yang sangat bagus, sesuai dengan wajahnya yang tampan. Satu–satunya hal yang kurang
memuaskan tentang dirinya adalah kepribadiannya yang agak sulit didekati.
Anch rasanya bahwa pria seperti dia masih lajang. Dia melihat banyak tabloid yang mencoba mencari peruntungan
dengan melaporkan berbagai rumor dan gosip tentang diri Nando. Suatu ketika, ketika Nando melakukan gim
siaran langsung dengan seorang penyiar wanita dan berita tersebut berada di daftar trending media sosial selama
tiga hari penuh.
Nando sepenuhnya fokus pada permainannya ketika dia merasakan sepasang mata menatapnya. Dia bisa
merasakan intensitas tatapan itu.
Dia meletakkan ponselnya dan menatap Qiara sambil bertanya dengan nada datar, “Apa saya tampan?”
Wanita yang tertangkap basah itu tidak merasa malu sedikit pun. Dia menganggukkan kepalanya dan berkata,
Anda cukup tampan! Apa Anda tidak menyadarinya?”
Nando tidak bisa berkata–kata.
Tak perlu dikatakan bahwa dia menyadarinya, tetapi cara wanita itu meliriknya membuat Nando merasa curiga
bahwa wanita itu memiliki motif tersembunyi!
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmNando ingat bahwa dia tidak mengunci pintu kamarnya tadi malam. Dia membuat catatan mental untuk
melakukannya malam ini.
Karena Qiara sudah selesai makan malam. Nando memanggil pelayan untuk membayar tagihannya. Mereka mulai
berjalan kembali ke mobil. Qiara mengikuti Nando ke dalam lift dan bersendawa sebelum dia bisa menahan diri.
Karena merasa malu, dia segera menutup mulutnya, tetapi dia terus menerus bersendawa. Wajahnya menjadi
merah padam karena malu.
Nando berusaha sekuat tenaga untuk menahan diri agar tidak tertawa. Bahkan ketika mereka sampai di mobil,
Qiara masih bersendawa, jadi Nando memberikan sebotol air dan berkomentar dengan sedikit jengkel. “Kenapa
kamu makan dengan lahap saat makan malam?”
Qiara sedikit kesal. Sulit baginya untuk mendapatkan kesempatan makan, jadi dia harus makan sebanyak yang dia
bisa! Sendawanya mereda setelah minum air putih dan karena sudah kenyang, dia mulai mengantuk lagi. Matanya
mulai sedikit berkaca–kaca karena angin malam dan kerlap- kerlip lampu jalan yang melintas. Dia mencengkeram
sabuk pengaman dengan erat dan bersandar ke jendela saat dia tertidur.
Mobil berhenti di lampu lalu lintas. Nando menoleh ke samping dan melihat seorang wanita cantik yang sedang
tertidur di sampingnya. Lampu jalan memperhalus wajahnya dan membuatnya terlihat seperti peri halus yang tidak
pernah melihat kejahatan di dunia. Sekali
melihatnya, semua orang dapat mengetahui bahwa wanita ini dibesarkan di lingkungan yang terlindung dan sangat
disayangi sepanjang hidupnya.