Keesokan harinya, pada sore hari, ruangan rapat hening dan tidak terdengar suara, semua
orang tampak sangat tidak berdaya. Sebagai petugas yang bertanggung jawab atas kasus
ini, Max mengumpulkan data yang ada didepannya : “Kalau tidak ada lagi yang ingin
ditambahkan, maka rapat hari ini selesai sampai disini, ikuti terus perkembangan tentang
daftar wanita yang hilang baru-baru ini, kita harus segera memastikan identitasnya.” Pada
saat semua orang sedang menguap dan bersiap meninggalkan ruangan rapat, seseorang
dari sudut berdiri perlahan. “Ada yang ingin saya tambahkan.” Samara yang mengenakan
jas putih dengan satu tangan yang diletakkan didalam saku berkata dengan tenang dan
acuh tak acuh. Orang-orang yang ada disekitarnya pun langsung menatap Samara yang
bangkit berdiri dan mulai berbisik-bisik. “Wajah baru, saya belum pernah melihat dia
sebelumnya, apakah dia anak baru di departemen forensik?” “Apakah anak muda
sekarang semuanya segila ini? Begitu banyak orang yang jauh lebih berpengalaman
dibandingkan dengan dia, mereka saja tidak mengatakan apa-apa, anak baru seperti dia
malah mau menambahkan sesuatu?” “Saya penasaran dengan omong kosong apa yang
ingin ditambahkannya!” Jane dan Lucas saling bertukar pandang, seolah sedang
bertelepati, ck ck ck, orang-orang ini menganggap atasan mereka adalah anak baru?
Kalau begitu tunggu saja wajah tebal orang-orang ini dipermalukan oleh atasan mereka!
Samara sama sekali tidak peduli dengan suara-suara itu, dia berjalan menghampiri Max,
dan berjongkok lalu mengambil secarik kertas laporan, dan diatas kertas laporan itu juga
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtterlihat bekas injakan. “Selain laporan autopsi, saya juga menuliskan selembar laporan
lainnya tapi sepertinya orang malah menganggap kertas ini sebagai kertas bekas ya.”
Suaranya tidak keras, tapi setiap katanya begitu bergema, seperti seberkas cahaya yang
menembus hati manusia. Max menjadi sedikit canggung dihadapan semua orang lalu
berkata tanpa pikir panjang : “Berikan laporannya kepadaku, saya akan membacanya.”
“Kalau sudah diperlakukan sebagai kertas bekas sekali, pasti akan diperlakukan seperti
kertas bekas untuk kedua kalinya.” Samara menepuk-nepuk debu yang ada diatas kertas
laporannya itu. “Autopsi tidak hanya sekedar menguji untuk mendapatkan waktu kematian
dan mengekstrak informasi DNA, saya sudah menjahit dan menyatukan kembali mayat
kedua wanita itu, meskipun tidak bisa dikenali, fitur wajah yang sulit dibedakan, tetapi
dari karakteristik fisiknya saya bisa menarik kesimpulan bahwa mereka sudah menikah,
dan keluarga mereka cukup kaya dan mereka sering mengunjungi klub kecantikan tingkat
atas. Dan dengan informasi ini, hanya 3 orang dari daftar orang hilang yang memenuhi
persyaratan. Dan hanya ada dua orang yang cocok jika diklasifikasikan dari segi usia,
yaitu Levana dan Yumi, kalian boleh meminta keluarga dari kedua wanita ini untuk datang
memeriksa DNA nya. Departemen Investigasi harus segera mengintensifkan pencarian
wanita ketiga yang masih belum ditemukan, dia harus bisa ditemukan sebelum sesuatu
terjadi padanya. Keterampilan pisau pembunuh ini cukup bersih, dia tidak memiliki simpati
sedikitpun, ini termasuk sebagai pembunuhan berantai dan dia memiliki jiwa psikopat
yang khas, kalau dia tidak segera ditangkap dan dipenjara, akan lebih banyak wanita lain
yang terbunuh. Setelah selesai berbicara, Samara meletakkan dokumen itu dihadapan
Max. Max meliriknya sekilas, dia tahu kalau apa yang diucapkan Samara tadi benar, dan
dia berhasil menyempitkan lingkup pencarian dari ratusan orang menjadi dua orang.
“Karena kedatangan saya bertepatan dengan kasus mutilasi ini, maka saya tidak sempat
menyapa kalian semua.” Tatapan Samara setenang air : “Saya Samara, Ahli Forensik
Khusus dari Unit Kejahatan Berat, mohon bantuannya.” Setelah mendengar ucapan
Samara, semua orang yang ada di ruangan rapat seketika bergidik. “Saya kira Ahli
Forensik Khusus itu akan berusia 40 tahunan, tidak disangka masih semuda ini!” “Dengan
analisanya tadi, apakah itu berarti kita tidak perlu repot-repot mengerjakan daftar nama
berisikan ratusan orang itu lagi?” “Astaga! Dia baru saja menyelamatkan kita dari
bergadang!” “……” Samara tidak memperdulikan keraguan mereka, dan juga tidak peduli
dengan pujian mereka. “Saya sudah memaparkan informasi dari segi forensik, kalau
begitu saya pamit dulu, semoga yang lainnya juga bekerja keras agar saya bisa
mengurangi jam lembur saya minggu ini.” Sudut bibir Samara melengkung keatas dan
menunjukkan senyumannya, mata almondnya juga terlihat jernih seperti kristal. Semua
rekannya menatap punggung Samara yang tegas, dan mengira dia sedang
menyombongkan dirinya. Wah, berlagak sekali! Kenapa memangnya kalau dia baru
berumur dua puluh tahunan? Diseluruh Unit Kejahatan Berat tidak ada satu orang pun
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmyang bisa sepertinya, dia sanggup mempersingkat waktu penyelidikan yang seharusnya
memakan waktu berhari-hari dan bermalam-malam, dan membuat mereka memiliki lebih
banyak waktu berharga untuk menyelesaikan kasus ini. Di ruang ganti, saat Samara baru
mengganti jas putihnya, dan mendapat telepon dari putranya. “Ibu, apakah kamu sibuk
dan sudah lupa padaku?” Javier mengeluh kepada Samara, tapi nada bicaranya tidak
terdengar menyalahkan Samara sama sekali, sebaliknya malah penuh kehangatan :
“Tidak apa-apa kalau kamu melupakanku, tapi jangan sampai kamu lupa akan
kesehatanmu, saya sudah membuatkanmu sup ayam herbal, ingat diminum saat kamu
pulang ya.” Teringat keterampilan memasak putranya itu, Samara tidak menahan diri
untuk mencium ponselnya sebentar. “Sayangku, ibu cinta sekali padamu~~” “Ibu, saya
juga mencintaimu.” Javier kembali bertanya beberapa pertanyaan kepada Samara
sebelum akhirnya mengakhiri panggilan dengan tidak rela. “Bu, siapa sayang-mu yang
menelponmu barusan, apakah dia pacarmu?” Jane yang mendengar kata ‘sayang-ku’
seketika menjadi penasaran dan bertanya. Pacar? Samara tidak bisa menahan gelak
tawanya dan menepuk pundak Jane : “Jane, sayangku bahkan ada lebih dari satu.” Jane
yang mendengarnya langsung bergidik, astaga! Atasannya ini luar biasa sekali, ada Asta
yang mengiriminya makan malam dan dia masih punya dua brondong kesayangan.
Samara turun kebawah dan keluar dari area Unit Kejahatan Berat. Tapi, belum sempat
melangkah jauh, sebuah mobil Hummer mengkilap berhenti di sisinya. Pintu mobil itu
terbuka, dan saat Samara belum sempat melihat dengan jelas orangnya, dia sudah ditarik
masuk kedalam kursi penumpang.