Samara dan kedua orang itu berjalan menuju lantai delapan gedung Unit Kejahatan Berat.
Lantai delapan digunakan oleh ahli dan tim forensik, lampu pijar berwarna putih yang
menyilaukan mata, dan mungkin karena jaraknya yang dekat dengan kamar mayat, udara
di lantai ini jauh lebih dingin daripada lantai lainnya. Samara juga tidak terlalu menikmati
suasana kantor barunya, dia langsung mensterilkan diri dan bersiap memasuki ruang
autopsi dengan dua asistennya. Saat dia berbalik, dia menemui Jane yang masih menatap
keluar jendela kearah mobil Bentley yang masih belum beranjak pergi. “Masih memikirkan
Asta?” Isi hati Jane seolah dibaca oleh wanita itu dan dia langsung menyangkalnya : “Ti,
tidak…bicara sembarangan.” “Saya bicara sembarangan atau tidak kamu lah yang paling
tahu.” Samara menatapnya dengan dingin : “Saya tidak peduli dengan kehidupan pribadi
bawahanku, tapi kalau permasalahan pribadimu sampai mempengaruhi pekerjaanmu,
maka saya akan menyuruhmu untuk mengemasi barang-barangmu dan pergi dari sini,
saya tidak peduli walaupun kakekmu adalah Perwira Tinggi di Unit Kejahatan Berat.” Jane
mengigit bibirnya, dia merasa tidak puas dalam hatinya namun dia tidak bisa berbuat apa-
apa. Sebelum Samara resmi ditugaskan, kakeknya sudah berpesan kepadanya untuk
menahan emosinya dan belajar dengan serius dari ahli forensik. Dan apabila ahli forensik
memberikannya nilai D pada penilaian akhir tahun, maka kakeknya juga tidak akan
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtmembantunya dan memecatnya sesuai dengan peraturan. Jane juga takut kalau Samara
akan benar-benar melaporkannya kepada kakeknya, lalu mulai menghilangkan pikirannya
tentang Asta dan mulai bekerja dengan serius. Dalam ruangan bedah, lampu bedah hijau
menyinari meja bedah, dan menetralisir warna darah yang menyilaukan. Samara mulai
menyusun potongan-potongan mayat itu diatas meja bedah dan setelah bagian-bagian itu
tersusun, dia mulai menjahitnya. Gerakannya terlihat terampil dan profesional, benang
bedah bergerak dengan lancar di tangannya, membuat Lucas dan Jane yang melihatnya
juga tercengang. Meskipun mereka sudah tahu kalau Samara yang sudah menjabat
sebagai ahli forensik khusus pasti memiliki kemampuan yang luar biasa, tapi mereka tidak
menyangka profesionalitas Samara akan mencapai titik seperti ini! Ck ck, wanita ini…..
Lantas apakah dia tidak merasa jijik kepada mayat yang sudah membusuk itu? Setelah
potongan-potongan tubuh mayat itu selesai disatukan, mereka harus memeriksa jaringan
DNA yang sudah rusak, dan mereka bertiga kembali menyibukkan diri. …… Malam
harinya, di kediaman Keluarga Costan。 Samantha yang sudah menyelesaikan jadwal
syutingnya, bergegas mampir ke kediaman Keluarga Costan. Samantha menggunakan
alasan hendak menjenguk kedua anak kembarnya untuk mengunjungi kediaman Keluarga
Costan, namun alasan sebenarnya bukanlah kerinduannya terhadap kedua anaknya,
melainkan terhadap Asta. Lima tahun lalu, dia mengira dia bisa memperalat kedua anak
itu dan menjadi istri dari Tuan Muda Keluarga Costan, tapi Asta hanya ingin menerima
kedua anaknya, dan tidak berniat menerima ‘ibu kandung’ dari kedua anak ini. Orang luar
sama sekali tidak tahu kalau Samantha adalah ibu dari kedua cucu Keluarga Costan.
Begitu juga dengan Keluarga Costan, mereka semua hanya menganggapnya sebagai ibu
dari kedua anak ini, dan tidak ada yang memperlakukannya sebagai Nyonya dari Keluarga
Costan. Selama beberapa tahun ini, Samantha juga terus menahan dirinya, dan terus
berpura-pura baik kepada anak yang dilahirkan oleh Samara, karena dia berpikir dengan
memanfaatkan Oliver dan Olivia, suatu hari nanti dia akan bisa menikah dengan Asta.
Tapi, lima tahun berlalu begitu saja, dan dia masih belum menjadi Nyonya dari Keluarga
Costan. “Nona Samantha, Anda sudah datang ya.” Michael menyapa dan memimpin jalan
untuk Samantha. “Pak Michael, apakah Asta sudah pulang?” “Tuan Muda Asta belum
pulang, tapi Tuan Kecil dan Nona Kecil ada dirumah.” Michael menganggap Samantha
sebagai ibu kandung dari kedua cucu Keluarga Costan dan memperlakukannya dengan
hormat : “Anda juga sudah lama tidak bertemu dengan mereka kan?” Samantha yang
mendengar bahwa Asta tidak dirumah dan hanya ada kedua anak kembar itu seketika
merasa pusing. Karena anak kembar itu bukanlah anak kandungnya, dan tidak akrab
dengannya serta selalu mengali lubang untuk mempersulitnya. Saat Asta dirumah
suasana akan sedikit lebih baik, tapi saat Asta tidak ada, kedua anak itu bahkan tidak bisa
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmberkomunikasi dengannya dan selalu mengabaikannya. Dia sangat ingin main tangan dan
memberi pelajaran kepada dua anak itu, tapi bagaimanapun mereka adalah kesayangan
Asta. Dia takut kalau dia benar-benar menampar mereka, Asta tidak akan membiarkannya
muncul lagi di Keluarga Costan. “Nona Samantha….” “Hm?” Samantha tersadar dan
segera tersenyum : “Pak Michael, sebenarnya tadi saya merasa bersalah, merasa bersalah
karena sebagai ibu mereka saya tidak bisa menemani mereka setiap saat. Meskipun saya
juga sangat rindu pada mereka, tapi….saya tidak punya hak untuk tinggal disini.”
Samantha yang merupakan seorang aktris tentu tidak sulit baginya untuk berakting
seperti ini. Pak Michael mengira kalau Samantha benar-benar merasa bersalah, dan
menghiburnya : “Nona Samantha, jangan terlalu dipikirkan, sekarang saya akan
membawamu menemui mereka.” “Maaf merepotkan Pak Michael ya.” Samantha
mengikuti Pak Michael menuju lantai dua dan Pak Michael mengetuk pintu kamar Oliver
dan Olivia. “Tuan Kecil, Nona Kecil, tolong buka pintunya, ibu kalian datang untuk
menjenguk kalian.” Samantha mengira kalau kedua anak itu akan mengabaikannya
seperti sebelumnya, tapi siapa yang menyangka sebuah suara anak-anak yang jernih
terdengar dari dalam. “Kakek Michael, biarkan dia masuk sendirian, saya dan Olivia ingin
menghabiskan waktu bersamanya.” Pak Michael yang mendengar itu merasa lega : “Nona
Samantha, lihatlah, memang naluri ibu dan anak itu ada, bukan hanya kamu yang
merindukan mereka, mereka juga merindukanmu.” Samantha tersenyum pahit, tapi
didalam hatinya dia tiba-tiba merasakan firasat buruk.