We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Antara Dendam dan Penyesalan by Jus Alpukat

Bab 61
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Bab 61

Setelah Lewis pergi, barulah Selena bisa melepaskan diri dari pelukan Harvey. Dengan ekspresi datar,

dia berkata, “Memangnya aku akan mengalami apa? Aku baik–baik saja.”

Selena terlihat lebih segar dan berseri–seri setelah beberapa hari beristirahat. Wajahnya terlihat

lebih merona daripada sebelumnya, dan dia tidak lagi terlihat pucat dan lemas. Harvey pun

bergumam, “Ya, tubuhmu memang selama ini sehat.”

Selena tersenyum sinis di dalam hatinya. Tanpa menjelaskan apa pun, dia melepas pakaian yang

dikenakannya dan berkata, “Tuan Harvey, jangan khawatir. Aku akan mematuhi isi kontrak dan

tidak akan menikah lagi ”

Peraturan perceraian mereka adalah hasil pemikiran Harvey yang cermat. Meskipun dia memberi

Selena materi yang banyak, aɲuran bahwa Selena tidak boleh menikah lagi itu hampir

menghilangkan semua kebebasannya.

Jika menikah lagi, Selena harus membayar kompensasi sepuluh kali lipat.

Berarti senilai puluhan triliun rupiah.

Selena bisa menandatangani kontrak tanpa ragu–ragu karena tahu bahwa hidupnya tidak lama

lagi. Dia tidak merasa hal itu tidak layak dilakukan.

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

Anggur yang baru saja diminum Selena berputar–putar di dalam perutnya, rasa sakit yang

menusuk datang bertubi–tubi hingga membuat Selena kesakitan luar biasa. Selena menahan rasa

sakitnya dan hendak berbalik badan untuk pergi.

1

Pergelangan tangannya malah digenggam erat oleh pria itu, tepat di tempat yang baru saja

disentuh oleh Lewis.

“Tuan Harvey, tunanganmu masih menunggumu. Apakah kamu ingin semua orang tahu bahwa

aku adalah mantan istrimu?”

Tanpa menghiraukan kata–kata Selena, Harvey hanya berkata dengan dingin, “Kotor, cucilah

hingga bersih.”

Selena merasa bukan dirinya yang sakit, melainkan Harvey!

Meskipun sudah bercerai, rasa posesif Harvey terhadap dirinya tidak berkurang, bahkan sudah

mencapai tingkat yang tidak wajar.

Selena dipaksa masuk ke dalam lift. Ketika dia hendak menjelaskan beberapa hal, lift berhenti di lantai

lima, sekelompok orang mabuk pun masuk.

Harvey mengernyitkan dahi, tetapi kakinya mundur selangkah tanpa suara, lalu mendorong

Selena ke sudut. Bayangan besarnya seperti tembok manusia yang memisahkannya dari orang

E

lain tanpa suara.

+15 BONUS

Selena menatap punggung Harvey yang mengenakan setelan jas rapi, terlihat juga bagian

belakang kepalanya yang rapi.

Harvey adalah orang yang sangat teratur dalam bekerja, tetapi terkadang dia bisa bersikap gila

dan ekstrem.

Sikapnya itu sungguh kontras, hingga membuat orang merasa takut.

Selena merasa perutnya semakin sakit, rasa sakit itu terus menusuk sampai membuat setiap saraf di

tubuhnya juga terasa seperti tertusuk–tusuk.

Selena ingin sekali menemukan tempat untuk bersandar dan menarik napas dalam–dalam, tetapi dia

berdiri di dalam lift yang cerminnya memenuhi empat sisi, bahkan hingga langit–langit. Dia berdiri di

belakang mantan suaminya dengan mengenakan sepatu hak tinggi, bahkan satu gerakan kecil seperti

membungkuk pun akan menunjukkan kelemahan dirinya..

Di dekatnya ada punggung lebar pria itu, tempat Selena sering bersikap manja. Namun, kini bahkan

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

sentuhan ringan pun terasa tak terjangkau.

Selena menghitung lantai yang dilalui lift, setiap detik terasa seperti bertahun–tahun.

Akhirnya sampai juga di lantai yang dituju. Bisnis Grup Irwin mencakup berbagai bidang, hotel ini juga

salah satu dari bisnisnya.

Ketika Harvey menekan suatu kode sandi, Selena meliriknya. Ternyata kode sandi itu sama dengan

kode brankas, masih berhubungan dengan dirinya.

Sebelum Selena sempat menebak maksud Harvey, tubuhnya sudah diseret masuk dengan keras.

Harvey melempar jasnya dengan santai. Dalam sekejap mata, dia telah menarik Selena ke kamar

mandi.

Selena menahan rasa sakitnya sambil melihat Harvey. “Tuan Harvey, kita sudah bercerai. Aku tidak

lagi memiliki kewajiban untuk tetap setia padamu. Aku pergi dulu,” ujar Selena.

Jari yang jenjang itu sudah menekan tombol, air pancuran yang dingin pun membasahi kepala Selena

hingga membuatnya basah kuyup.

“Har… vey!” Selena memanggil namanya sepatah demi sepatah.

Di bawah pancuran air dingin, Harvey mengangkat wajah Selena dan menatapnya dengan tatapan

posesif sambil berkata, “Seli, bukankah aku sudah bilang? Jangan biarkan orang lain

menyentuhmu. Aku tidak suka, oke?”

+15 BONUS

Bab 62