Samantha membuka pintu kamar dan melangkah masuk kedalam. Samantha tidak suka
pada sepasang anak kembar itu, tapi demi menyenangkan mereka, dia terpaksa harus
tersenyum : “Olivia, Oliver, ibu datang menjenguk kalian.” Oliver dan Olivia yang sedang
duduk di karpet seketika bergidik saat mendengar kata ibu keluar dari mulut Samantha.
Meskipun ayahnya mengatakan kepada mereka kalau wanita ini adalah ibu yang
melahirkan mereka, tapi mereka tidak suka padanya, sangat tidak suka. Mata hitam Oliver
berputar beberapa kali dan raut wajah jahil terlihat di wajahnya. “Bisakah kamu kemari
sebentar?” Samantha tidak tahu apa yang sedang Oliver rencanakan, tapi dia tetap
berjalan menghampirinya. “Saya memiliki sesuatu yang sangat berharga untuk saya, saya
ingin memperlihatkannya kepadamu.” Jarang-jarang Oliver tidak menunjukkan sisi
gelapnya dan memperlihatkan senyuman polos di wajah tembemnya. Samantha yang
melihat Oliver mulai menurunkan kewaspadaan terhadap dirinya, hendak menggunakan
kesempatan ini untuk mendekatkan diri dengannya, jadi dia berpura-pura lembut dan
berkata : “Baik, apa yang ingin kamu perlihatkan kepadaku?” Oliver mengeluarkan tangan
kecil yang tersembunyi di balik punggungnya, dan seekor ular kecil berwarna putih salju
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtterlihat melingkar di tangannya, dan tidak berhenti menjulurkan lidahnya. “Ini hewan
peliharaanku, Snowy.” Ular putih itu seolah tahu Oliver sedang memperkenalkan dirinya,
dan sepasang mata kuningnya menatap Samantha dan lidahnya menjulur dengan
bersemangat. Dan saat Samantha melihat ular putih yang ada didepannya, dia terkejut
setengah mati dan bergegas melangkah mundur. “Singkirkan! Cepat singkirkan! Jangan
kemari!” Oliver mengelus kepala ular itu dan sengaja melangkah mendekat pada
Samantha. “Saya dan Olivia sangat menyukai Snowy, kalau kamu takut sebaiknya kamu
tidak usah berlama-lama disini.” Olivia yang tidak bisa berbicara juga menganggukkan
kepalanya sebagai isyarat kalau dia setuju dengan ucapan kakaknya. Samantha menatap
sepasang anak kembar yang sengaja memprovokasinya, dia menggertakkan giginya dan
hatinya dipenuhi dengan kebencian, dia sangat ingin menampari mereka namun setelah
memikirkan konsekuensi yang akan terjadi, dia menahan diri.” “Bagaimanapun saya
adalah ibu kalian! Kalian keterlaluan sekali!” Setelah mengucapkan kalimat itu, Samantha
keluar dari kamar Oliver dan Olivia dengan marah. Tangan kecil Oliver bermain dengan
Snowy, menunjukkan ketidakpuasannya : “Wanita itu sangat tidak berguna kan? Bahkan
Snowy saja bisa membuatnya sekaget itu, sebenarnya apa yang dipikirkan ayah sampai-
sampai bisa tertarik padanya?” Olivia menganggukkan kepalanya, dan dia kembali
teringat pada bibi yang dia temui di bandara.” Dia sangat ingin mengganti ibunya, bibi
yang ditemui di bandara itu barulah sosok ibu dalam hatinya! …… Pukul sebelas malam.
Sesampainya Asta dirumah, Michael melaporkan kepadanya kalau Samantha datang
untuk menjenguk Oliver dan Olivia. “Kali ini berapa lama Samantha bertahan disini?”
“Lebih lama dibandingkan beberapa kali sebelumnya, kali ini dia bertahan selama 15
menit.” “Baik, kamu turun saja.” Asta membuka kancing kemejanya dan kemejanya
sedikit terbuka, memperlihatkan tulang rahangnya dan tulang selangkanya yang indah.
Enam tahun lalu, dia dibius oleh seseorang dan obat itu membuat nafsunya bergejolak,
dan dia menjadikan Samantha sebagai pemuas nafsunya, tapi dia tidak menyangka akan
mendapatkan Oliver dan Olivia. Malam itu, enam tahun lalu, jelas-jelas dia sangat terpikat
oleh tubuh seksi dan mempesona itu, meskipun dia terus merintih seperti seekor hewan
kecil dibawah tubuhnya, tapi dia mengabaikannya dan terus memperkosanya dengan
kejam. Namun lima tahun ini, dia berhadapan dengan wajah yang sama, orang yang sama
tapi dia tidak lagi merasakan perasaan bergejolak dalam dirinya. Dia hanya menganggap
Samantha sebagai ibu dari kedua anaknya saja saat ini. Saat ini Asta tidak memperdulikan
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmSamantha, dia lebih peduli tentang Samara yang mengabaikannya pagi tadi, lalu
menelpon Wilson. “Wilson, bagaimana kabar Samara disana?” “Sampai saat ini dia belum
pulang kerja, kabarnya kasus yang dia tangani saat ini adalah korban mutilasi, beban
kerjanya sangat berat.” Wilson melaporkan keadaan dengan jujur. Asta melirik jam
dindingnya dan berkata dengan tatapannya yang dalam : “Kirimkan makan malam
untuknya atas namaku.” Wilson yang mendengarnya tercengang dan tidak bisa menahan
dirinya untuk tidak membuka mulut : “Tuan, wanita ini sangat tidak tahu diri, apa Anda
masih…..” Asta menyela dengan sinis : “Kamu sedang mengajariku?” Wilson : “Tidak
berani, Tuan, maaf, saya salah.” Setelah panggilan berakhir, Wilson segera memesan
makan malam untuk diantarkan kepada Samara. Asta bangkit berdiri dan menatap
halaman belakangnya yang dipenuhi dengan mawar putih dari jendela besarnya. Dia tidak
peduli sesulit apa sosok Samara, dan berapa banyak uang yang harus dihabiskannya, dia
hanya peduli apakah dia bisa meminta bantuannya untuk menyembuhkan afasia yang
diidap Olivia. Bagi Asta, dia tidak ingin putrinya sendiri tidak bisa berbicara seumur
hidupnya, bahkan tidak bisa memanggilnya Ayah.