We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Menantu Dewa Obat

Bab 1264
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Bab 1264 Master Blynx masuk ke dalam hutan.

Mata sang pangeran membelalak: “Brengsek, hal seperti ini pun kau bisa menebaknya?”

“Sepertinya saat masuk ke hutan itu nanti aku harus mengikutimu!”

Pria gemuk itu juga tampak kaget dan bersemangat, tiba–tiba dia tersadar bahwa mencari Reva adalah keputusan

yang sangat tepat.

Dibandingkan dengan sekelompok orang lainnya, Reva ini jauh lebih profesional.”

Reva melirik sang pangeran: “Kalau menurut aku, lebih baik kau jangan ikut pergi.”

“Ini bukan sesuatu yang menyenangkan!”

Pangeran menolaknya dengan jijik: “Jangan khawatir, pamanku telah mempersiapkan pengawal yang lebih hebat

untukku kali ini. Kau pasti tidak akan bisa mengalahkan mereka.”

Reva terdiam sejenak. Keluarga pangeran memiliki latar belakang yang kuat. Dia benar–benar tak tertandingi.

“Ngomong–ngomong, setelah masuk ke hutan nanti, kau harus hati–hati.”

“Sebelum orang ini meninggal, dia mengatakan kata naga. Aku rasa seharusnya hewan penjaga itu bentuknya

seperti ular berbisa.”

“Ular berbisa bisa menyerang secara diam–diam. Jadi mungkin akan ada bahaya di dalam kegelapan. Jadi harus

hati – hati, yah.”

Ujar Reva.

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

Keesokan harinya, setelah selesai sarapan lalu semua orang berkemas dan berangkat ke hutan itu.

Ada selusin lebih petani herbal obat yang pergi bersama dengan mereka.

Ada cahaya yang tak terlihat melintas di mata Reva saat melihat penampilan para petani herbal obat mengenakan

pakaian tipis seperti untuk perang itu.

Dia tahu bahwa orang–orang seperti si gemuk Doddy itu tidak mengatakan yang sebenarnya kepada mereka.

Namun Reva tidak mengatakan apa yang ada dibenaknya.

Para petani herbal obat ini punya rencana mereka sendiri sedangkan Reva juga punya rencananya sendiri.

Tidak lama setelah mereka masuk ke dalam hutan bersama dengan Reva, tampak beberapa mobil yang melaju di

dekat desa tersebut.

Di dalam mobil itu ada Anton dan teman–temannya.

Master Blynx juga ada di dalam mobil itu, tetapi sekarang dia tampak seperti seorang pria tua berusia tujuh

puluhan

dengan rambut beruban.

Di sampingnya ada Ryan dengan postur tubuh yang pendek dan gemuk.

Cedera di tubuh Ryan sudah pulih kembali sepenuhnya. Ini karena master Blynx membantu Ryan memulihkan

kembali cederanya.

Orang–orang Maui tidak hanya ahli dalam menggunakan sihir tetapi juga cukup ahli dalam bidang pengobatan.”

“Aku sudah selesai menyelidiki, Frans sudah pergi ke kota Carson.”

“Pada saat ini, hanya Reva sendiri yang masuk ke hutan itu.”

“Meskipun sang pangeran juga ikut bersamanya namun para pengawal yang ada di sekitar sang pangeran sama

sekali tidak bisa dibandingkan dengan Frans.”

“Asalkan kita bisa masuk ke hutan dan mendapatkan kesempatan maka kita pasti bisa membunuhnya!”

Ujar Anton sambil menggertakkan giginya.

Master Blynx menganggukkan kepalanya dengan perlahan. Tampak ada cahaya dingin di matanya lalu dia bangkit

berdiri dengan perlahan.

“Waktu itu aku membiarkannya kabur saat di Gnome. Kali ini, aku pasti akan membunuhnya!”

Ujar Master Blynx sambil menggertakkan giginya.

Dia benar–benar telah dibuat sangat menderita gara–gara Reva. Dia bahkan telah menggigit sebagian tubuh dari

serangga sihir Immortalnya, oleh karena itu dia benar–benar sangat benci sekali kepada Reva!

Ryan juga tidak mengatakan apa–apa, dia bangkit berdiri dan langsung berjalan ke arah hutan.

Semua muridnya meninggal di Gnome. Dendam kesumat ini sudah terciptakan!

Reva dan yang lainnya berjalan di area pegunungan dan hutan itu selama tiga hari tetapi mereka masih juga belum

sampai di tempat tujuan.

Sang pangeran merasa agak kesal: “Hei, si gemuk Doddy, mau berapa lama lagi baru bisa sampai?

Reva berkata dengan lembut, “Sebentar lagi.”

Si gemuk Doddy melirik Reva dengan heran.

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

Persis seperti yang dikatakan Reva, mereka memang sudah hampir tiba di tujuan. Tetapi bagaimana Reva bisa

tahu?

Sang pangeran terkejut, “Kau tahu dari mana?”

Reva: “Apa kau tidak merasa semakin lama semakin panas?”

Pangeran mengguncang pakaiannya: “Iya juga yah, memang agak panas.”

“Tetapi, ada apa memangnya?”

Reva berkata dengan tak berdaya: “Teratai api berdaun tujuh itu biasanya tumbuh di atas batu vulkanik.”

“Selain itu, lingkungan di sekitarnya pasti akan sangat panas.”

“Aku rasa seharusnya kita sudah berada di dekat kawah.”

Setelah itu sang pangeran baru memahaminya, “Ternyata begitu!”

“Hei, si gemuk Doddy, kita sudah mau sampai, kan?”

Si gemuk Doddy menganggukkan kepalanya lalu menunjuk ke sebuah gunung yang tinggi di kejauhan, “Tuh, di

sana.”

Semua orang merasa sangat gembira sekali lalu mereka segera bergegas maju.

Di luar dugaan, saat mereka berlari menuruni gunung itu, tampak sekelompok orang yang keluar dari dalam hutan.

“Tempat ini sudah diblokir!”

“Tidak ada yang boleh masuk ke sini!”