Bab 308 Ardika Cepat Selamatkan Aku
Apa mungkin Kakek sebalik in1?‘
Sambil menggenggam ponselnya, mulut Luna tampak sedikit terbuka, dia merasa agak terkejut.
Dia benar–benar tidak berani memercayai bahwa ada saatnya kakeknya memikirkannya..
“Kakek, kalau Kakek meminjamkan gedung perkantoran Grup Agung Makmur untukku, bagaimana dengan Grup Agung Makmur?” tanyanya dengan sedikit curiga.
“Nggak lama lagl Grup Agung Makmur hanya sisa kerangka saja, apa gunanya gedung perkantoran sebesar itu, lebih baik kamu gunakan untuk mengembangkan bisnismu.”
“Sekarang kamu cepat pulang ke kediaman Keluarga Basagita, aku akan meminta pamanmu dan yang lainnya untuk mendiskusikan hal ini denganmu.”
Setelah tertegun sejenak dengan menggenggam ponselnya, Luna memutuskan untuk pergi ke kediaman lama Keluarga Basaglia.
Dia bisa merasakan kelulusan dari ucapan Tuan Besar Basagita.
“Aku harus pulang sebentar, kallan kembali dulu ke perusahaan, nanti baru kita bicarakan lagi.”
Setelah mengucapkan beberapa patah kata itu kepada para karyawannya, Luna pun mengendarai mobilnya ke kediaman lama Keluarga Basagita.
Beberapa karyawan itu hendak kembali ke perusahaan dengan sedih.
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt“Vania, ayo kita pergl. Jangan merasa bersalah lagi. Charlie sendiri yang keterlaluan, nggak ada hubungannya denganmu,” kata seorang karyawan melihat Vania masih tidak bergerak.
“Kalian pergi dulu saja, aku masih ada sedikit urusan.”
Melihat rekan–rekan kerjanya sudah pergl. Vania mengeluarkan ponselnya dan membuka fitur perekam
suara.
Kemudian, dia menoleh dan melirik plakat Starindo yang tergantung di depan gedung.
“Bu Luna adalah orang yang sangat glat bekerja, juga sangat baik padaku. Aku nggak bisa membiarkannya ditindas oleh Charlie begitu saja. Paling nggak, aku harus mendapatkan 4 miliar itu kembali!”
Vania menarik napas dalam–dalam, lalu memasuki gedung dengan ponsel yang sudah dipersiapkannya dengan baik.
Tak lama kemudian, sebuah mobil Ferrari 488 berwarna merah terang melaju ke arah gedung Starindo.
Ardika keluar dari mobil, mendongak dan melirik plakat Starindo sejenak, lalu melangkahkan kakinya
+15 BONUS
masuk ke dalam gedung.
“Dasar wanita jalang! Berani–beraninya kamu memainkan trik seperti ini di hadapanku! Begitu melihatmu masuk, aku sudah tahu kamu pasti ada maksud lain!”
Di dalam ruang kerja manajer umum, Charlie melayangkan tamparan di wajah Vania.
“Ah….”
Vania berteriak kesakitan dan meronta dengan sekuat tenaganya.
Seorang pria kekar berdiri di belakangnya dan menahan kedua tangannya di belakangnya, agar dia sama sekali tidak bisa bergerak.
Charlie meniupkan asap rokoknya ke wajah Vania, lalu terkekeh dan berkata, “Eh, ternyata suara teriakanmu enak didengar juga. Selain itu, kamu juga cukup cantik. Walau dibandingkan dengan Luna. kamu masih belum mencapai level yang sama dengannya, boleh dibilang kamu sudah termasuk wanita
cantik.”
Beberapa bawahan Charlie tertawa cabul.
“Lepaskan aku! Tindakan kalian menahanku seperti ini adalah tindakan pelanggaran hukum!”
Vania terbatuk–batuk karena menghirup asap rokok Charlie. Begitu mendengar ucapan pria mesum itu,
saking ketakutannya, sekujur tubuhnya sampai gemetaran.
“Huh, berani–beraninya kamu mengancamku! Menikmati tubuhmu di sini juga nggak masalah bagiku!”
Melihat wanita cantik yang mengenakan setelan formal dan sudah ketakutan setengah mati mendengar ucapannya, api gairah langsung bergejolak dalam tubuhnya.
“Cepat! Tekan wanita ini di atas meja! Setelah aku puas, baru giliran kalian!”
Sambil mengisap cerutu, Charlie mulai melepaskan tali pinggangnya.
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm“Jangan, tolong lepaskan aku, aku mohon pada kalian ….”
Vania menangis dengan putus asa.
Pria yang mencengkeram lengannya langsung menyeretnya ke hadapan meja kerja.
“Bam!”
Begitu didorong dengan keras, Vania langsung telungkup di atas meja kerja..
Saat perutnya menabrak sudut meja, ekspresinya langsung berubah menjadi pucat pasi.
Kalau dibandingkan dengan rasa sakit fisik yang dirasakannya, keputusasaan dan ketidakberdayaan yang menyelimuti hatinya jauh lebih kuat.
Charlie menghampiri Vania, lalu mengulurkan lengannya dan hendak menarik rok wanita itu.
+ 15 BONUS
“Charlie, kalau kamu berani menyentuhnya, percaya atau nggak, lenganmu akan segera patah.”
Tepat pada saat Vania sudah benar–benar putus asa, tiba–tiba terdengar suara dingin seseorang.
Suasana heboh di dalam ruangan langsung berubah menjadi sunyi senyap.
Charlie dan beberapa orang bawahannya langsung menoleh ke sumber suara dengan sorot mata tajam. Dalam sekejap, mereka langsung terkejut bukan main.
Seorang pemuda tampak sedang bersandar di pintu dan merekam mereka dengan ponselnya.
“Ardika, cepat selamatkan aku!”
Begitu melihat Ardika. Vania langsung berteriak meminta tolong dengan keras, seolah–olah melihat adanya secercah harapan.