Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar
Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar Bab 1180
Bab 1180
Tracy tidur seienak, ketika bangun, diluar turun hujan, dia memanggil Naomi dan bertanya: “Apa anak–
anak sudah kembali?”
“Masih belum, aku barusan sudah bertanya, Nyonya Besar Louis membawa mereka pergi ke taman
anggur untuk makan siang, mereka bermain dengan gembira. Paula dan kak Jeff mengikuti mereka,
tidak perlu khawatir.” Lapor Naomi.
“Carlos sudah harus kembali untuk mengikuti kelas online.” Tracy menatap jam tangannya, “Carla juga
sudah saatnya menerima perawatan.”
“Ya, akan segera kutanyakan.” Ketika Naomi ingin menelepon, dari luar terdengar suara mobil, dia
pergi ke balkon untuk melihat, kemudian berbalik dan melapor, “Carlos dan Carla sudah kembali.”
“Aku pergi lihat mereka.”
Tracy mengganti pakaian dan keluar dari kamar, kebetulan bertepatan dengan Carlos yang sedang
naik ke atas, “Mami!”
“Carlos, senang mainnya?” Tracy membungkuk dan menyentuh kepala kecilnya.
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt“Lumayan, sudah bisa menunggang kuda.” Carlos merasa bangga, “Paman Jeff mengajariku hingga
bisa. Nanti jika bertemu Carles, aku mau pamer padanya, agar dia tidak terus menyebutku kutu buku.”
“Haha...” Tracy tertawa, “Kamu lihat, ada beberapa hal yang tidak kamu kuasai, sebenarnya jika
dicoba, tetap bisa melewatinya, ‘kan?”
“Ya, benar.” Carlos menganggungkan kepala, “Kedepannya aku akan banyak mencoba, Mami.”
“Bagus.” Tracy sangat senang, “Mami bukannya ingin kamu belajar banyak hal, hanya berharap kamu
bisa menguasai lebih banyak keterampilan untuk bertahan hidup, banyak–banyak berlatih.”
“Aku mengerti.” Carlos memeluk Tracy, “Mami, aku kembali ke kamar untuk ikut kelas online dulu.
Carla dibawah sedang menerima pengobatan, Mami pergi temani Carla saja.”
“Baiklah.” Pandangan Tracy mengantarkan Carles pergi, kemudian dia turun ke bawah.
Pada saat ini, seseorang datang dan buru–buru melapor: “Nona Tracy, Putri kecil Tini menghilang.”
“Apa?” Tracy terkejut, “Apa yang terjadi?”
“Katanya Nyonya Besar Louis membawa ketiga anak bermain petak umpet dikebun anggur, tapi tiba–
tiba Tini menghilang. Sekarang Nyonya Besar Louis sangat panik, sedang mencari ke semua
tempat...”
“Segera kesana.” Tracy segera mengenakan sepatu dan menuju ke kebun anggur.
“Tracy tunggu aku.” Pada saat ini, Duke yang juga menerima informasi ini segera bergegas turun
dari lantai atas, “Aku ikut mencari bersamamu.”
“Ya.”
Tracy berbalik dan berkata pada Naomi, “Kamu tetap di sini jaga Carles dan Carla.”
“Baik.”
Tracy dan Duke segera menuju ke kebun anggur, Maggie dengan beberapa orang lainnya masih
mencari Tini.
Melihat Tracy datang, Maggie segera minta maaf: “Tracy, aku benar–benar minta maaf, awalnya aku
berniat menemani anak–anak bermain, tidak disangka baru melepas pandangan sebentar Tini...”
“Ini bukan salah Nyonya.” Tracy menoleh dan melihat Paula, “Apa yang terjadi?”
“Maaf, Nona Tracy...” Paula tidak tahu harus berkata apa, “Orang kita masih sedang mencarinya, pasti
akan menemukannya.”
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm“Bagaimana dengan Wini dan Biti?” tanya Tracy.
“Sedang beristirahat di kilang anggur, Cecil dan yang lainnya sedang mengawasi mereka. “Paula
berkata dengan perasaan bersalah, “Kak Jeff sedang pergi keluar memeriksa sesuatu.”
“Dia tidak ada, kalian tidak bisa mengawasi anak–anak?” Tracy sangat marah, “Segera cari, jika terjadi
apa–apa dengannya, kamu harus bertanggung jawab.”
“Baik.”
Paula segera membawa orang untuk mencari Tini.
“Maaf, siapa yang terakhir kali melihat Tini?” Tracy membalikkan kepala dan bertanya.
“Aku.” Tamara segera menjawab, “Aku dan Nyonya Besar Louis bersama ketika putri bermain petak
umpet, sebelum aku menutup mata, aku melihat Tini membelakangi kami sambil berhitung, tidak
disangka......”
“Dimana? Aku akan mencarinya di sana.”
“Di sana...”
Tamara membawa Tracy ke dalam kebun anggur, Duke mengikuti dari belakang.
Tempat ini sangat indah, dipenuhi tanaman anggur yang merambat, tetapi Tracy tidak dapat
menikmatinya, ia membungkuk didalam kebun anggur mencari anak itu: “Tini, Tini, ayo keluar,
permainan petak umpet sudah berakhir, mari kita pulang.”