Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar
Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Sang Bos Besar Bab 299
“Omong kosong!” Tuan Besar membentaknya. “Keluarga Moorc adalah musuh bcbuyutan keluarga
kita. Bagaimana mungkin aku inengijinkanmu menikalinya?”
“Benar, jadi tidak perlu membahas lagi masalah pernikahan untuk mempererat aliansi antar keluarga,”
ujar Daniel scraya meluruskan naksud perkataannya. “Semun hasil kerja keras dari seluruh generasi
keluarga kita, bukan untuk mengorbankan hidupku sebagai tunbal untuk keluarga ini.”
“Anak kurang ajar...”
Amarah Tuan Besar membuat wajahnya membiru. Ia tidak hentinya terbatuk–batu mencengkeram
dadanya.
1/
mungkin...
“Lihat, pukulanmu sama sekali tidak terasa. Kakek sudah benar–benar tua...
Ada nada candaan yang tersirat dalam suara Daniel.
“Anak kurang ajar... kamu...”
Amarah Tuan Besar sudah tidak terbendung, napasnya mulai tersengal–sengal.
“Kakek!” Daniel buru–buru menenangkannya, “Kakek baik–baik saja? Obatmu dimana?”
“Seseorang datanglah ke sini!”
Tak lama kemudian, terdengar suara langkah kaki tergesa–gesa dari kamar sebelah.
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtTracy dengan gelisah mencengkeram dadanya, ia berjalan mengitari kamarnya.
Semoga Tuan Besar baik–baik saja. Kalau tidak, ini akan semakin membawa masalah baginya.
“Kakek! Kalian kenapa? Kalian jangan menakut–nakutiku,” suara panik Linda terdengar dari kamar
sebelah. “Apa yang terjadi? Tadi kalian baik–baik saja!”
“Diamlah!” perintah Daniel.
Ruangan sebelah mendadak sunyi. Daniel buru–buru menyuruh, “Semuanya pergilah.”
“Baik!” seluruh orang pun keluar dari ruangan!
“Kakek, biarkan aku membantumu kembali ke ruanganinu,” ucap Linda lembut
“Biar aku saja,” Daniel bergegas membantu kakeknya.
“Pergi kamu dari hadapanku!” teriak Tuan Besar marah. “Anak kurang ajar sepertimu hanya ingin
sengaja memancing amarahku!” ||
“Aku tidak berani!” ujar Daniel pelan.
“Ilmph!” “Tuan Besar mendengus, memelototi Daniel dengan penuh amarah. Linda menuntunnya ke
luar ruangan.
Luar ruangan pun akhirnya hening kembali. Seluruh lampu di aula dan koridor vila mulai dimatikan.
Tracy menghembuskan napas lega, dengan hati–hati ia berbaring di ranjangnya. Perasaannya campur
aduk...
Apakah Daniel tidak mau menikahi Linda demi dirinya?
Atau, sesuai dengan ucapan Daniel tadi, bahwa pernikahan ini tidak menguntungkan baginya,
schingga ia sama sekali tidak tertarik?
Saat ia tengah memikirkan semuanya itu, pintu kamarnya terbuka. Tracy terperanjat, hampir saja ia
terjatuh dari ranjangnya.
“Ini aku!” Daniel menenangkannya.
Di tengah kegelapan, Tracy melihat siluct yang tidak asing berjalan masuk ke dalam kamarnya. Daniel
mengunci pintu kamarnya, lalu berjalan ke arahnya sambil membuka kancing kemejanya.
“Kamu masih berani menemuiku?” bisik Tracy, khawatir suaranya terdengar oleh orang lain. “Kamu
tidak takut ketahuan oleh kakekmu?”
Danicl mengabaikannya. Ia melemparkan kemejanya ke atas sofa, menutup pintu geser balkon,
menutup urai jendela kamar, lalu berjalan masuk ke dalam kamar mandi.
“Hei, kamu...
Daniel menutup pintu kamar mandinya, memotong ucapan Tracy.
Tracy pun terdiam. Ia merasa cemas, khawatir Tuan Besar akan memergoki cucunya sedang
bersamanya di dalam kamar ini. Kakeknya pasti akan menghancurkannya hingga berkeping keping!
Tak lama kemudian, Daniel keluar dari kamar mandi hanya mengenakan sebuah handuk yang terlilit di
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmpinggangnya.
Merasa lelah sctelah menghadapi kakeknya, Daniel duduk di atas sola dan membuka sebuah botol
mineral, lalu segera meminumnya habis.
“Mumpung mereka sedang beristirahat, sebaiknya kamu mengatur orang untuk mengantarku pulang.”
Tracy berkata dengan suara pelan. “Kalau tidak sekarang, besok mereka akan melihatku saat keluar...”
“Lalu kenapa?” Daniel menatapnya dingin.
“Suasana pasti akan menjadi canggung... Tracy buru–buru menjelaskan, “Kakekmu pasti tidak
menyukaiku, ia pasti akan mempermalukanku...”
“Itu tidak mungkin,” jawab Daniel sambil mengeringkan rambutnya.
“Thpi...” ucapan Tracy terpotong oleh suara kctukan pintu dari luar. Tak lama kemudian, terdengar
suara lembut Linda. “Daniel, apa kaunu sudah tidur?”
Tracy terperanjat, la mendengarkan dengan saksina. Suara Linda terdengar dari ruangan sebelah,
berarti Linda tadi mengetuk pintu kamar Danicl. Tetapi...
Daniel saat ini sedang berada di kamar Tracy!
Tracy bergegas mengayunkan tangannya menunjuk ke luar pintu kamarnya, mengisyaratkan agar
Danicl segera memikirkan cara untuk menjaiwab Linda yang berada di depan kamar sebelah.
Daniel tidak peduli. Ia melempar handuknya ke atas sola, lalu membaringkan tubuhnya ke atas
ranjang, memeluk Tracy.