Bab 2235 Provokasi
Kata-kata ini penuh dengan provokasi..
Dewi mengerutkan kening, ketika hendak berbicara, Nyonya Presiden buru-buru membantunya berbicara.
“Sudahlah, sudahlah, sekarang tugas utama adalah menemukan Lorenzo.”
“Aku juga ingin menemukannya.” Juliana berkata pada Nyonya Presiden, “Aku dan anak buahku sudah
menceritakan kondisi spesifiknya pada Jeff, Jeff sudah memahami seluruh informasinya, sedang menyelidikinya.”
“Baguslah kalau begitu, baguslah kalau begitu.” Nyonya Presiden menghela napas dengan sedih, “Semoga
Lorenzo pulang dengan selamat!”
“Kami juga berharap begitu.” Pada saat ini, Michael berkata dengan anch, “Lorenzo tidak ada, beberapa proyek
mendesak tidak bisa dijalankan dan beberapa proyek penting tidak ada orang yang memberi persetujuan, hanya
bisa dihentikan untuk sementara waktu, sudah menyebabkan kerugian besar bagi perusahaan, kalau begini
terus, masalahnya akan semakin parah.”
“Presiden sudah mengutus orang ke sana.” Nyonya Presiden mengalihkan topik pembicaraan, “Di saat yang
sama juga berkomunikasi dengan pejabat di sana, memastikan Lorenzo bisa kembali dengan selamat.”
“Ada bantuan Tuan Presiden, itu bagus sekali.” Michael buru-buru berkata, “Aku yakin Lorenzo bisa segera
kembali.”
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt
“Ya.” Nyonya Presiden menganggukkan kepala, “Kita makan dulu, sambil makan sambil mengobrol.”
“Nyonya Presiden ....” Juliana berkata dengan lemas, “Aku tidak enak badan, tidak leluasa berada di luar terlalu
lama, malam ini tidak bisa menemanimu makan.”
“Ya, ya.” Michael buru-buru setuju, “Juliana terluka parah, dia dibawa pulang dari rumah sakit tadi pagi, kalau
bukan karena Nyonya Presiden mau bertemu, kami sama sekali tidak akan keluar.”
“Kebetulan, Dewi adalah tabib, bagaimana kalau biarkan Dewi memeriksa Juliana?” Nyonya Presiden berkata
dengan antusias.
“Tidak perlu.” Juliana melirik Dewi dengan dingin, “Luka kecilku ini, tidak perlu diperiksa oleh Tabib Dewi!”
Dewi sangat kesal di dalam hati, Nyonya Presiden sekali lagi membantunya berbicara, “Keterampilan
pengobatan Dewi sangat hebat, sebelumnya penyakit jantung Tamara kambuh, dokter-dokter lain sudah tidak
bisa berbuat apa-apa, dialah yang bantu menyelesaikan masalahnya.”
“Tamara baik-baik saja, ‘kan?” Juliana bertanya dengan perhatian.
“Kondisi penyakitnya sudah stabil.”
1/3
Saat Nyonya Presiden berbicara, ponselnya tiba-tiba berdering, dia melihat tampilan di layar ponsel, buru-buru
berkata, “Telepon dari Presiden, aku pergi angkat dulu, kalian duduk dulu. sebentar, tunggu aku kembali”
“Baik, baik, Anda angkatlah telepon dulu.”
Michael buru-buru menganggukkan kepala.
Juliana juga menganggukkan kepala.
Nyonya Presiden membawa ponselnya dan pergi, di dalam ruang VIP hanya tersisa ayah dan anak dari keluarga
Henderson, Dewi, dan beberapa pelayan wanita..
Michael berkata dengan anch, “Jangan mengira Lorenzo bersamamu, kamu pun bisa menjadi nyonya keluarga
Moore, kamu harus tahu dengan jelas, kalian masih belum menikah, tanpa status, nyonya seperti apa itu?”
“Ayah...” Juliana menghalanginya dengan mengerutkan kening.
“Juliana, kamu memang terlalu mudah diajak bicara.” Michael memelototi Dewi dengan marah, “Juga tidak tahu
apa yang disukai Lorenzo darimu, tidak punya apa-apa, sekarang masih memanfaatkan situasi untuk memberi
perintah, aku beri tahu kamu, cepat atau lambat kamu harus serahkan stempelnya.
“Lorenzo tidak ada, direksi lain juga harus menjamin pengoperasian grup, bukan kamu orang awam yang bisa
ambil keputusan
“Apa sudah cukup bicaranya?” Dewi berteriak dengan marah, “Kalian ingin memanfaatkan Lorenzo tidak ada
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmuntuk merebut kekuasaannya, masih membicarakannya dengan bermartabat, benar-benar munafik!!”
“Kamu ...."”
“Kamu apa kamu?” Dewi menyela kata-katanya dengan marah, “Jangan mengira aku mudah ditindas, ada aku,
siapa pun jangan berharap bisa menyentuh barang apa pun di keluarga Moore.”
“Benar-benar tidak tahu apa yang aku bicarakan.” Michael menggertakkan giginya dengan marah, “Kamu kira
siapa kamu? Apa kamu benar-benar anggap dirimu sebagai seorang tokoh? Bukankah hanya seorang wanita
yang pernah dipermainkan oleh Lorenzo? Cepat atau lambat akan diusir keluar....”
“Ayah...."”
“Kurang ajar.”
Dewi sangat emosi, mengambil asbak di samping tangannya dan langsung melemparkannya ke
sana...
Michael menghindarinya dengan panik, terhindar dari serangan asbak.
2/3
Tapi, asbaknya terjatuh ke tubuh Juliana, Juliana berteriak kesakitan, ekspresinya berubah..