Bab 2008 Kelemahan
Dewi menatap wajahnya yang tampan, lalu melihat lengannya yang terluka, hatinya merasa sedikit terharu.
Adegan dimana dia tidak memedulikan segalanya untuk menyelamatkannya muncul di benaknya
Dan juga beberapa hari ini, saat Kelly menjaga dirinya yang masih belum sadarkan diri, dia selalu menceritakan
detail kejadian itu.
Sejak operasinya di mulai hingga sekarang, Lorenzo tidak pernah meninggalkannya sekalipun, selalu merawat
dan menjaganya....
Seorang pria yang menghargainya, seseorang yang bahkan tidak pernah menuangkan air sendiri, sekarang
malah bisa menyeka wajah dan tangannya, menyuapinya obat, bahkan belajar beberapa perawatan medis
dasar, agar bisa menjaganya di malam hari ....
Selain itu, karena sebelumnya Dewi pernah berpesan untuk memperlakukan Tabib Legendaris dengan hormat,
jadi Lorenzo secara langsung pergi mengantar Tabib itu ke bandara ....
Semua ini, Kelly sudah menceritakannya pada Dewi....
Dewi sangat terharu mendengarnya, Lorenzo tidak mengatakan sepatah kata pun, dia hanya diam-diam
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtmelakukan semuanya untuknya.
Cinta sejati ini, membuatnya terharu.
Tapi, dia juga sedikit bingung, Lorenzo tahu nama anjing itu Wiwi, apa dia bisa berpikir mengenai hubungan dia
dengan gurunya? Apa guru mengenalinya?
Memikirkan semua ini, perasaan Dewi sedikit tidak tenang.....
“Apa yang kamu pikirkan? Hm?”
Lorenzo tiba-tiba bertanya dengan suara rendah dan serak.
“Sebenarnya, Tabib Legendaris itu adalah guruku.” Dewi tidak tahan lagi, ia pun mengatakan kebenarannya,
“Saat aku umur 3 tahun, dia memungutku dari kumpulan serigala, kemudian. membesarkanku, mengajarkanku
ilmu medis, mengajarkanku etika menjadi orang, dia adalah guruku, dan dia juga adalah ayahku.”
“Ya, aku tahu.” Lorenzo memejamkan mata, tapi ia tetap bisa merasakan perasaan Dewi, “Orang tua itu berjasa
bagimu!”
“Apa dia mengenaliku?” Dewi bertanya dengan suara rendah.
“Kamu berharap dia mengenalimu?”
Lorenzo membuka mata, menatapnya dengan lembut.
Dewi berpikir dan sedikit menggelengkan kepala, “Tidak! Aku belum punya pencapaian apa-apa sekarang,
tubuhku malah dipenuhi Iuka. Kalau dia mengenaliku, dia pasti akan sedih, cemas, gelisah, juga merasa
bersalah....”
Berbicara tentang ini, suaranya sedikit tersendat, “Meskipun dia galak dan sangat keras padaku, tapi
sebenarnya dia berhati lembut. Kalau dia sampai tahu aku terluka, takutnya dia akan menyalahkan dirinya
sendiri, tidak seharusnya membiarkanku turun gunung saat itu.”
Mendengar semua ini, Lorenzo menjadi tersentuh, dia teringat Bibinya, sama seperti yang dikatakan Dewi, selalu
berkata kasar, tapi berhati lembut, dengan keras menuntun dan melatihnya, tapi selalu merasa kasihan dan
khawatir di belakangnya.
“Kamu masih sangat muda ketika turun gunung, ‘kan?” Lorenzo mengikuti keinginan Dewi dan berbohong.
“Sekarang kamu sudah tumbuh dewasa, penampilanmu sudah berubah, mana mungkin dia bisa mengenalimu
hanya dengan melihat kepala bagian belakangmu? Lagi pula, matanya itu juga rabun.”
“Pffft”, Dewi tertawa, “Benar juga!”
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm
Melihat ekspresinya yang tampak lega, Lorenzo mengangkat sudut bibirnya, “Tunggu kita menikah nanti, kita
kembali menemuinya sama-sama!”
“Ya!” Dewi mengangguk tanpa sadar, lalu berubah pikiran dan berkata, “Apa? Siapa yang mau menikah
denganmu?”
“Dasar kamu makhluk kecil tidak berperasaan, aku begitu baik padamu, menghabiskan begitu. banyak uang
demimu, kamu malah tidak bersedia menikah denganku? Kembalikan uang yang sudah kuhabiskan demimu itu.”
Lorenzo sudah tahu apa kelemahannya.
“Cih, kembalikan ya kembalikan.” Dewi mengerutkan kening dengan tidak senang, “Katakan, berapa?”
“Mungkin lebih dari 6 triliun.” Lorenzo berkata dengan santai, “Aku sudah menyuruh pengacara untuk
mencatatnya, tidak akan dihitung lebih, kamu tenang saja!”
“Apa kamu bilang?” Dewi hampir tidak bisa bernapas, “Aku juga tidak memakai uangmu, kenapa bisa sampai 6
triliun???”
“Biaya pengobatan sudah hampir 400 miliar, Tabib Legendaris 200 miliar, Heidy dan rombongannya pulang pergi
200 miliar, dan juga ....”
“Apa? Tabib Hansen sama sekali tidak rakus dengan uang, bagaimana mungkin minta 200 miliar padamu?”
“Tabib itu menolak datang, jadi harus membayar mahal untuk membujuknya. Lalu, dia mengusulkan agar kita
menyumbangkan biaya pengobatan untuk sekolahan di daerah gunung,
aku sudah minta Jasper untuk mengurusnya.”