Bab 1932
Perawat-perawat ini berbicara dalam bahasa Inggris. Jasper tahu Dewi tidak mengerti Bahasa Emron, maka ia
sengaja memerintahkan beberapa perawat yang bisa berbahasa inggris untuk merawat Dewi.
Setelah mendengar pembicaraan mereka, Dewi mendongak menatap ke arah perawat gemuk yang sedang
membersihkan sampah, perawat itu membungkuk membelakanginya sambil memungut sampabh....
Dewi tidak dapat melihat wajahnya, ia tidak tahu tampang orang ini.
Terdengar suara pintu tertutup di belakangnya, semua perawat telah pergi.
Saat ini, perawat gemuk itu berdiri tegak, ia berbalik menatap Dewi dan tersenyum) menyeringai.....
“Bibi Lauren!”
Dewi berseru.
“Hush-“Bibi Lauren langsung memberikan isyarat agar Dewi memelankan suaranya.
“Bagaimana Bibi bisa masuk?” Dewi mengendalikan semangatnya, “Bagaimana dengan Brandon?”
“Anak itu sama sekali tidak berguna, aku menyuruhnya mencari tempat untuk menunggu.” Bibi Lauren berjalan
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtmendekati tempat tidur dan berbisik, “Kebetulan dalam dua hari ini ada beberapa perawat baru yang
dipindahkan ke rumah sakit ini, aku menggunakan beberapa trik untuk menyusup masuk.”
“Hihi, Bibi hebat!”
Dewi sangat gembira, biar bagaimanapun, ia merasa sangat senang bisa bertemu dengan orang- orang
telekatnya.
Bibi
membungkuk memeluk Dewi, “Anak malang, kenapa kamu terluka seperti ini? Apa orang Moore itu
mengusikmu? Tunggulah, Bibi akan membereskannya.”
“Panjang ceritanya.” Dewi menjelaskan dengan singkat, “Aku terluka karena kecelakaan, kita tida bisa
menyalahkannya ...."”
Sebenarnya lukanya disebabkan oleh ledakan kapal pesiar, namun setelahnya ia ditabrak oleh mobil Lorenzo,
ditambah lagi dengan insiden penculikan kemarin, semua itu adalah alasan kondisi lukanya memburuk.
Lorenzo bertanggung jawab atas semua ini.
Namun ia tidak ingin Bibi Lauren tahu, jika tidak, ketika amarah Bibi Lauren memuncak, ia mungkin benar-benar
akan melakukan sesuatu....
“Kalau begitu, kamu sedang berpacaran dengannya?” Bibi Lauren bertanya dengan senang, “Brandon bilang,
pria itu sangat tampan, benarkah?”
“Uh...” Dewi merasa geli, “Memang tampan, tapi imenyebalkan juga, soal berpacaran, dia ingin berpacaran,
tapi aku tidak mau...."
“Kenapa?” Raut wajah Bibi Lauren penuh keingintahuan.
“Bibi tahu, banyak hal yang belum aku lakukan.” Dewi sedikit kehilangan kesabaran, “Terlebih lagi, aku suka
kebebasan, aku tidak suka dikekang.”
“Benar juga.” Bibi Lauren menganggukkan kepala, “Kamu dibesarkan di atas gunung sejak SMA, saat umur 16
tahun kamu baru memasuki masyarakat, kamu menyukai dunia yang luas ini, kamu memiliki mimpi dan cita-cita
yang besar, kamu tidak bisa diam di satu tempat.”
“Betul.” Dewi tersenyum pahit, “Apalagi aku tidak akan hidup lebih dari 30 tahun, menikah dengan orang lain,
bukankah akan merugikannya?”
“Itu belum tentu, melalui pengobatanmu sendiri, bukankah sekarang penyakitmu sudah dapat dikontrol dengan
baik? Pemeriksaan melalui mesin, membuktikan tidak ada masalah apapun pada dirimu.”
Bibi Lauren menatapnya sedih.
“Terkendali dengan baik saat ini, tapi di masa depan apakah akan kambubh lagi, tidak ada seorangpun yang
tahu.” Dewi menghembuskan napas panjang.
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm
“Dalam dua hari terakhir ini, ingatanku mulai pulih, aku ingat guru sering berkata, jika aku tinggal di gunung, dia
akan mengobati penyakitku setiap hari, aku bisa hidup beberapa tahun lebih panjang, tapi jika aku bersikeras
untuk turun gunung, aku pasti tidak akan hidup sampai umur tiga puluh....”
Tidal 1
Bibi Lauren langsung menggelengkan kepala, “Aku yakin, kekuatan manusia segalanya, keterampilan medismu
begitu tinggi, kamu pasti bisa menyembuhkan diri sendiri, pasti!”
bisa me
“Hidup dan mati adalah takdir ....” Dewi tersenyum pahit, “Itu takdir yang tidak bisa dilanggar.”
“Dewi, kamu bukan orang yang pesimis seperti ini, kamu harus kuat, optimis dan terus berpikir positif....”
“Betul, sebelumnya aku tidak takut mati, akhir-akhir ini entah kenapa ....” Dewi menatap ke bawah dan berkata
pelan, “Sedikit takut!”
Wajah tampan Lorenzo terlintas di dalam benaknya saat ia mengatakan ini, semakin dalam
perasaan Lorenzo kepadanya, ia semakin gelisah
la tidak ingin berpisah karena kematian, jadi hatinya sama sekali tidak tergerak.
Tidak ada cinta, maka tidak akan ada rasa sakit.