We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar

Bab 1845
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Bab 1845

“Tidak perlu.” Lorenzo menggelengkan kepalanya, “Tidak peduli putrinya itu anak bibiku atau bukan, aku tetap

harus menghargai pilihan mereka.

Jika dia menginginkan putrinya kembali, dia pasti akan menghubungiku, jika dia tidak menginginkannya, aku

tidak perlu memaksanya.

Selain itu, keluarga Moore saat ini sedang dalam krisis dan kondisinya tidak aman, kembali ke keluarga Moore

mungkin bukan hal yang baik.”

“Benar.” Jasper mengangguk, “Setelah menyingkirkan masalah itu dan mengambil kendali penuh atas keluarga

Moore, saat itu belum terlambat untuk membawa Nona Smith kembali.”

Lorenzo tidak mengatakan apapun, mengambil gelas anggur, kemudian menggoyangkannya dengan ringan....

Di luar, Jeff diam-diam mengawal James pergi melalui pintu belakang ....

James masuk ke dalam mobil, dengan hati-hati menyimpan kartu hitam itu, menoleh dan berkata pada

asistennya Paul, “Paul, ke makam Akiyama!”

“Presdir James, untuk apa ke makam Akiyama?”

“Kotak yang aku berikan untuk Tracy, ada satu benda lagi ....”

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

Bar Kaisar.

Dewi menyadari bahwa dia tetap tidak akan bisa masuk, lagipula ini bar, tidak ada hewan yang bisa ia panggil,

ketika sedang gelisah memikirkan apa yang harus dilakukan.

Lorenzo keluar ....

Jasper dan pengawal lainnya mengikuti dari belakang, dan dengan hati-hati melindunginya.

Bukan khawatir akan bahaya apa pun, alasan utamanya adalah Lorenzo memiliki kebiasaan bersih, menurutnya,

orang-orang di sini kotor dan dia tidak suka jika ada orang vang

Alasan mengapa dia memilih untuk bertemu James di sini, terutama karena James diawasi dengan ketat oleh

orang-orang Grup Wallance, sedangkan di tempat ini, ada banyak orang, sehingga mudah untuk bersembunyi.

Keduanya melewati sebuah ruangan, dan para wanita hampir menabrak Lorenzo.

Lorenzo mengerutkan kening, raut wajahnya tidak senang.

Para pengawal segera menjauhkan mereka dan mengawal Lorenzo pergi melalui pintu belakang.

Dewi buru-buru mengikuti, tetapi Lorenzo dikelilingi oleh pengawal, sehinga membuat Dewi tidak bisa

mendekatinya sama sekali ....

Pada saat ini, suara tembakan tiba-tiba terdengar dari belakang, dan memecah suasana yang sedang riuh.

Dalam sekejap, orang-orang di sekitar berteriak ketakutan dan mulai berlarian.

Dewi didorong hingga ke depan oleh kerumunan, ia tidak bisa mengontrol dirinya

Lorenzo melirik ke belakang, dan mengedipkan mata pada Jasper.

Jasper segera mengutus Sonny dan Wezo untuk memeriksa keadaan.

Ketika sekelompok orang itu akan keluar dari Bar Kaisar, pada saat ini, Lorenzo tiba-tiba melihat wajah yang

dikenalnya di kerumunan, apa itu dia?

Dia menghentikan langkahnya, menatap Dewi dengan bingung

Dewi juga mendongak ke atas, keduanya saling bertatapan, dan terpancar tatapan yang rumit dari sorot mata

mereka...

Dewi panik, dia tidak memakai topeng malam ini, apa Lorenzo mengenalinya? Apa pria ini akan balas dendam

padanya?

Dewi merasa sedikit tidak tenang, tapi sekarang melarikan diri bukanlah sebuah pilihan, dan dia harus

menghadapinya secara langsung untuk mendapatkan kalung itu kembali.

Tepat ketika dia mulai berpikir ssmbarangan, Dewi tiba-tiba terlempar ke lantai, kemudian

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

Dan pada saat ini, sosok bayangan ramping dan tinggi bergegas mendekat dan memeluknya dengan cepat.

Dia menatap wajah tampan yang luar biasa di hadapannya, matanya jernih dan cerah seperti bintang di langit,

bersinar dan berkilau.

Saat ini, Lorenzo melihat Dewi dengan jelas.

“Kamu ....” Dewi hendak berbicara, tetapi suara tembakan terdengar lagi.

Lorenzo menggendongnya dan melangkah pergi, dadanya lebar dan hangat, Dewi bisa mendengar suara detak

jantungnya dengan jelas ....

Dewi bingung, berdasarkan kepribadiannya, bukankah seharusnya pria ini menyeretnya dengan kasar, kemudian

balas dendam padanya karena pada saat itu dia telah mengancamnya?

Kenapa masih menggendongnya dengan begitu lembut?

“Apa kamu baik-baik saja?”

Suara Lorenzo datang dari samping telinganya, Dewi kembali sadar, dan buru-buru melepaskan diri darinya,

kemudian mengulurkan tangannya padanya, “Kalung itu milikku, kembalikan padaku!”

Lorenzo tidak mengatakan apapun, ia hanya menatapnya dalam-dalam.

“Aku tidak punya pilihan selain menyanderamu terakhir kali, tapi aku tidak menyakitimu.” Dewi sangat panik,

“Begini saja, kalau kamu ingin memukul atau memarahiku, aku akan menerimanya, dan setelah balas dendam

selesai, kembalikan kalung itu padaku, oke??”