We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar

Bab 1717
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Tiga Harta: Ayah Misterius...

Bab 1717

“Anak-anak yang membuat semua ini.” Tracy meletakkan camilan diatas meja teh, “Aku letakkan disini, kakak

makanlah nanti.”

Lorenzo mengangkat pandangannya melihat ke atas piring, kue yang bentuknya tidak rata dan punya ukuran

berbeda itu, membuatnya sedikit tergerak ....

Dia bisa membayangkan ketiga bocah kecil yang sedang menguleni kue itu, pasti tertawa bahagia, walaupun

mereka tidak menyukainya, tetapi jika mereka punya makanan enak, mereka pasti akan menyisihkan sebagian

untuknya.

“Anak-anak sedang bermain di taman, apa kakak ingin menemani mereka bermain?”

Tracy bertanya dengan lembut.

Lorenzo tidak menjawab, hanya menggelengkan kepalanya sedikit.

“Tidak peduli seberapa sibuk Daniel, setiap malam dia pasti akan meluangkan waktu untuk menemani anak-

anak, walaupun sedang sakit dan tidak bisa menemani mereka bermain, dia tetap akan membacakan cerita

untuk mereka ...."”

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

Tracy tersenyum dan berkata, “Jika ada waktu, biarkan Tini, Wini, Biti membacakan cerita untuk kakak, mereka

sudah menguasai beberapa cerita.”

Setelah selesai berbicara, Tracy pun melangkah pergi

Lorenzo melihat camilan yang ada diatas piring, mendengar suara tawa bahagia anak-anak dari dinding

belakang taman, ia kembali mengingat masa kecilnya dulu, tiba-tiba ia merasa, mungkin ia perlu berubah ......

Dia teringat apa yang pernah dikatakan oleh bibinya, sebenarnya didunia ini, banyak orang yang masa kecilnya

tidak bahagia, beberapa orang mengalami kesulitan dan terlantar, beberapa orang mengembara sendirian dan

kurang kasih sayang orang tua ....

Namun, dengan pengalaman yang sama, malah akan menciptakan karakter yang berbeda.

Sebagian orang ketika tumbuh dewasa, hatinya menjadi sensitif dan lemah, mereka hanya ingin dicintai, tapi

tidak mengerti bagaimana mencintai orang lain;

Dan sebagian orang, walaupun mengalami kesulitan, tetapi hatinya tetap kuat, dia bisa memberikan cinta,

memberikan kehangatan, lalu mendapatkan cinta ....

Mungkin sebagian orang bisa dari tipe yang pertama perlahan tumbuh menjadi tipe yang kedua, tetapi sebagian

orang lagi, tidak bisa berubah seumur hidupnya.

Tidak peduli sampai di usia berapa, kita tetap harus introspeksi diri dan terus tumbuh ....

“Papil”

Tiba-tiba, terdengar suara anak-anak, menyela pikiran Lorenzo.

Lorenzo mendongak, Tini berjalan dengan hati-hati membawa segelas jus, ditangan Wini juga terdapat

beberapa camilan, sedangkan Biti memegang sebuah buku ....

“Bibi menyuruhku membawakan ini untukmu.” Tini berkata dengan patuh, “Jus apel ini, aku sendiri yang

memerasnya.”

“Camilan ini, aku loh yang memilihnya.” Wini mengangkat kepala dan berkata dengan serius, “Aku menyisihkan

satu untuk Mami, dan satu untukmu.”

“Aku yang memilih buku ini untukmu.” Biti meletakkan buku itu diatas meja, “Huruf yang aku tahu tidak banyak,

tapi aku lihat Paman Daniel sering membacanya ....”

Lorenzo mengambil dan melihatnya, ternyata buku “Seni Berperang”, dia mengira itu adalah buku kultivasi diri

atau sejenisnya.

“Papi, kami mau pergi main di taman, apa Papi mau ikut?”

Ketiga anak menatapnya dengan penuh semangat.

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

“Aku...” Lorenzo tanpa sadar ingin menolak, tetapi mengingat apa yang barusan dikatakan oleh Tracy, tidak

peduli seberapa sibuk Daniel, setiap hari dia pasti akan menemani anak-anak bermain, bahkan waktu sakit

sekalipun, dia tetap membacakan cerita untuk mereka.

Dia adalah orang yang suka ketenangan, tidak bisa menemani anak-anak bermain dengan gaduh, jadi hanya

bisa menyarankan, “Bagaimana jika Papi membacakan cerita untuk kalian.”

“Oke, oke!”

Ini adalah pertama kalinya Lorenzo mengusulkan untuk membacakan cerita untuk mereka, anak-anak sangat

antusias, Tini bahkan memanggil Carlos, Carles dan Carla untuk mendengarkannya bersama.

Keenam anak duduk di bangku kecil, dengan dagu bertumpu ditangan, dengan wajah penuh harap menunggu

Lorenzo bercerita.

Lorenzo melihat anak-anak yang polos dan penuh harap ini, ia malah merasa gugup, dia batuk dua kali,

menyesuaikan suaranya, lalu mulai bercerita—

“Dahulu kala, ada seseorang yang mati tertabrak mobil, dia tercabik-cabik hingga anggota tubuhnya hilang

Baru bercerita setengah, wajah anak-anak sudah menjadi pucat, mereka semua menatapnya dengan mata besar

dan terheran-heran.

Sedangkan, Lorenzo mengira dia bercerita dengan sangat bagus, dan dia merasa bangga, jadi ia menegakkan

punggungnya, dan terus bercerita—-

“Polisi datang, dan mulai membersihkan tempat kejadian ...."