Bab 1297
“Grup Moore sudah jatuh, keberadaan L tak jelas, Nona Tracy ini juga bukan orang besar.” Pengawal di
samping berkata dengan suara rendah, “Aku tidak paham, Mengapa Anda begitu. segan dan
menghormatinya?”
“Kalian ini terlalu dangkal.” Frisca menyunggingkan senyuman, “Sejak awal aku berpikir kejatuhan Grup
Moore hanya sementara. Ketika L kembali, maka itu adalah momen terpuncak Grup Moore.
Jadi, kita tak boleh kurang ajar pada keluarga Moore.
Selain itu, Nona Tracy ini adalah mantan istri Presdir Daniel. Ia juga melahirkan tiga anak untuknya.
Hanya melihat identitas ini saja, aku tetap harus memperlakukannya dengan sopan.
Sekalipun ini adalah kompetisi, tetapi tetap bersikap terbuka. Dengan begitu, tidak akan menyimpan
dendam di masa depan.”
“Aku paham.” Pengawal lekas menganggukkan kepala, “Memang Anda yang lebih berpikir panjang.”
Frisca berjalan ke sisi jendela. Ketika melihat mobil Tracy, keningnya mau tak mau berkerut…
“Nona Tracy, itu adalah mobil Presdir Daniel.” pengawal di sampingnya mengingatkan.
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt“Tampaknya hubungan mereka masih dekat hingga sekarang.”
Raut wajah Frisca menjadi tegang, tatapannya juga ruwet…
“Nona Tracy, kita langsung kembali ke Kota Yuling?” Naomi menyetir mobil.
“Iya.” Tracy melihat gedung Grup Wallance yang tinggi di sebrang. Kenangan masa lalu muncul di
benaknya. Mau tak mau ia merasa emosional, lampu di lantai 68 masih hidup. Apakah ia masih di
kantor?
Ketika sedang berpikir, Noami tiba–tiba berseru, “Itu mobil Presdir Daniel.”
Mata Tracy melihat ke kaca spion, ternyata Rolls Royce Phantom Daniel sedang berjalan keluar dari
parkiran mobil Grup Wallance, lalu berhenti di bawah gedung Restoran Silver.
Sedangkan di saat bersamaan, Frisca sudah membawa pengawal buru–buru menyambutnya. Daniel
turun dari mobil dan ikut dengannya masuk ke dalam restoran….
Dilihat dari belakang, hubungan mereka berdua tampak akrab.
“Nona Frisca ini sengaja?” Naomi mengernyitkan kening dengan murka.
“Kemudikan mobil dengan baik.”
Nada bicara Tracy tenang, tetapi di dalam hatinya sedang bergejolak. Jika Frisca memainkan trik
di belakang, ia tidak akan sepeduli ini. Sebaliknya, Frisca begitu terbuka dan berterus terang, ini
malahan membuatnya merasa bahaya.
Seperti yang dikatakan Frisca, ia memiliki kartunya sendiri, tak perlu memainkan trik di belakang.
Sedangkan wanita seperti inilah wanita yang disukai Daniel.
“Nona Tracy, ucapan Frisca barusan bermakna ganda, ‘kan?” Naomi tak bisa menahan diri untuk
bertanya, “Ucapannya demi proyek stadion, tapi sebenarnya ia sedang membicarakan Presdir Daniel.
‘kan?”
“Kamu juga mengetahuinya?” Tracy berpura–pura tak peduli, “Memang kamu lebih cerdas, jika Paula, ia
tak akan tahu.”
“Anda sungguh tidak peduli?” Naomi mengernyitkan kening menatapnya, “Sekarang sudah tidak ada
orang yang melarang kalian bersama, Anda juga telah memutuskan pernikahan dengan Duke. Louis,
serta sudah punya tiga anak. Kenapa tidak memikirkan untuk kembali bersama? Aku lihat Presdir Daniel
masih punya perasaan terhadap Nona…”
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm“Kamu ini kenapa?” Tracy menatapnya kesal, “Jika kalimat ini diucapkan dari mulut Paula, aku masih
dapat menerimanya. Tapi kamu yang paling memahamiku, kenapa kamu mengucapkan. omong kosong
ini?”
“Justru karena aku memahami Anda, makanya aku mencemaskan Anda. Naomi berkata dengan berani,
“Aku tahu Anda dan Presdir Daniel tidak pernah saling melepaskan. Ini adalah permainan takdir,
makanya kalian dapat terpisahkan.
Dulu banyak masalah di antara kalian, tetapi sekarang dendam telah selesai. Balas dendam juga sudah
terbalaskan. Aku tidak paham kenapa kalian tidak mengesampingkan dendam lama dan kembali
bersama?
Apakah harga diri lebih penting?”
“Bukan masalah harga diri…”
Tracy menjawab secara spontan, tetapi di waktu bersamaan ia juga sedang berpikir. Sebenarnya
masalah apa? Sebenarnya ia juga tak tahu….
Dulu ada dendam, dua keluarga bersaing, tetapi sekarang seperti yang dikatakan Naomi, dendam sudah
terbalaskan, keluarga juga tidak ada yang melarang mereka. Hubungan mereka sudah tidak ada
halangan lagi.
Tetapi ia tetap tak berani menoleh. Ia takut mengalami kesalahan yang sama, ia tak ingin merasakan
rasa sakit itu lagi…