Bab 1258 Baik kepada Semua Orang Kecuali Saya
Bianca segera menggigit bibir merahnya dengan kasar. “Qiara, apa maksudmu? Apa kamu menuduh saya yang
mengambil perhiasan itu?”
“Sudah berapa kali kamu mengambil barang saya dulu?” balas Qiara.
Mata Bianca langsung memerah mendengarnya. “Qiara, saya ini adikmu! Bagaimana bisa kamu lebih percaya
pada orang luar daripada adikmu sendiri? Kenapa juga saya harus mengambil perhiasanmu? Selain itu, orang tua
kita akan membelikan apa pun yang saya mau! Itu tidak seperti saya tidak mampu membeli perhiasan seharga
ratusan juta seperti itu!”
“Meski begitu, Anda tidak seharusnya menuduh saya sembarangan, Nona Bianca! Anda harus
punya
bukti atas tuduhan Anda!” jerit Anika sambil menangis.
Qiara menoleh ke arah pria yang berdiri di sebelahnya “Baiklah, saya harus mengurus masalah keluarga sekarang.
Saya akan membawamu ke atas agar kamu bisa tidur sebentar di kamar saya.”
Nando mengangguk dan mengikutinya ke lantai atit. Bianca berdiri di lantai bawah, menatap sosoknya yang tinggi
dan tegap naik ke atas. Hatinya seolah ditangkap dengan kuat seperti ikan yang tertangkap mata kail
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtSebagai seorang pria, dia memiliki aura memprionu yang akan membuat orang–orang terpesona padanya ketika
pandangan pertama Saat dia bertemu Nando, dia baru menyadari betapa kecil dunianya Bagaimana bisa saya
jatuh cinta pada orang biasa seperti Lathan? Sasaran utama saya harusnya seseorang seperti Nando. Dia adalah
pria setana Dewa
Kamar Qiara terlihat rapi dan nyaman. Apalagi, ada aroma yang memabukkan di sana. Ini pertama kalinya Nando
masuk ke dalam kamarnya, jadi dia mulai menelusuri kamarnya, dia menatap foto yang tergantung di dinding yang
menunjukkan dirinya sejak kecil sampai dewasa.
Wanita ini memang sebaik–baiknya contoh wanita cantik, bahkan sejak dia kecil. Tidak ada kekurangan sedikitpun di
dalam penampilannya. Dia justru terlihat semakin lincah dari tahun ke tahun.
Saat Qiara menyadari kalau dia tengah menatap foto di dinding, dia merasa sedikit malu, namun dengan senang
hati mengijinkannya untuk melihat foto itu sesuka hatinya. Dia menutup pintu dan berkata, “Saya akan
menyelesaikan masalah itu sekarang. Kenapa kamu tidak tidur sebentar? Sepertinya tidak akan terlalu berisik di
sini.”
“Silahkan!” Nando mengangguk mengiyakan.
Saat dia kembali ke lantai bawah, dia akhirnya menyadari kalau orangtuanya belum pulang. Oleh karena itu, dia
menatap Anika dan bertanya, “Bu Anika, ke mana orang tua saya?”
“Keluarga Perwira mendengar kalau Lathan membawa beberapa perhiasan ke rumah kita sebagai hadiah, dan
mereka sangat marah sampai mereka tidak mengijinkan Lathan untuk datang ke rumah kita dan membuktikannya.
Akibatnya, orang tua kita harus pergi ke Kediaman Keluarga
Perwira untuk mengundang mereka secara pribadi, jawab Bianca dengan kesal. “Ini semua salahmu. Hubungan
baik antara keluarga kita sudah hancur karena tindakanmu.”
“Bianca, ikut saya ke ruang baca,” ucap Qiara pada Bianca.
Bianca memicingkan matanya mendengar ucapan itu. Namun, dia penasaran dengan apa yang akan dikatakan
oleh Qiara dan akhirnya mengikutinya ke ruang baca.
Bianca menutup pintu ruangan yang ada di belakangnya sebelum berbalik dan berkata dengan nada serius.
“Bianca, saya ingin kamu menjadi orang yang baik untuk ke depannya. Berhenti membuat banyak masalah. Saya
tahu kalau kamu yang mengambil perhiasan itu. Tolong kembalikan perhiasan itu sendiri padanya. Saya bisa bilang
kalau saya salah menaruhnya, oke?”
“Siapa kamu sampai berani bilang saya yang mengambil perhiasan itu? Apa kamu punya bukti?”
“Berhenti berpura–pura. Kita berdua mengetahui yang sebenarnya. Kamu sengaja mengarang- ngarang tuduhan
pada Bu Anika agar dia diusir dari rumah kita. Saya akan mengurus masalah ini dengan damai selama kamu mau
menyerahkan perhiasan itu,” Qiara berusaha tetap tenang karena dirinya tidak ingin memperpanjang masalah ini.
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmSayangnya, Bianca tetap bersikeras untuk memperpanjang masalah itu. Hal itu terutama karena Nando datang ke
rumah mereka. Dia bahkan lebih termotivasi dari sebelumnya. Apalagi, dia memikirkan apakah pria itu akan kesal
dan muak dengan masalah keluarga mereka yang berantakan. Jika dia muak dengan Keluarga Shailendra, maka
hubungannya dengan Qiara pasti akan retak dan selesai.
Bahkan jika dirinya tidak bisa menikah dengan Nardo, dia akan memastikan kalau Qiara juga tidak akan pernah
menikah dengannya.
“Memang benar kalau saya tidak menyukai Bu Anika, tapi kamu juga tidak punya alasan untuk menuduh saya
sembarangan. Apa kamu tidak tahu kalau keluarganya sangat membutuhkan uang? Dia mungkin orang yang sudah
mencuri perhiasan itu.” Bianca dengan bersemangat menyangkal tindakannya.
Melihat betapa sayangnya Qiara pada Anika, Bianca justru semakin ingin menjebloskan wanita itu ke penjara.
“Bu Anika sudah tua. Apalagi, dia sudah melayani keluarga kita dengan sepenuh hati selama bertahun–tahun.
Berhentilah menyakitinya.” Nada suara Qiara terdengar memohon.
“Qiara Shailendra! Kamu selalu bersikap baik kepada semua orang kecuali saya! Adikmu ini tidak sebanding dengan
orang luar. Yah, saya sangat memahami posisi saya di hatimu.” Bianca mendengus dan menyilangkan tangannya di
dada. Bagaimanapun juga, polisi akan segera datang. Bahkan jika Bu Anika dinyatakan tidak bersalah, saya akan
memberikannya peringatan keras atas tindakannya itu. Kamu tidak akan bisa menyelamatkannya.”
“Kamu…” Qiara berusaha sekuat tenaga untuk tidak menampar wajah Bianca saat mendengar ucaparinya.