Ruang Untukmu
Bab 746
Arya menikmati hidangan di restoran ini dan dengan elegan melahap semua makanan itu dengan tampang sedikit
mals. Sorot matanya yang santai sudah cukup membuat perempuan di sekitarnya dan beberapa pengunjung
perempuan dari meja lain melirik ke arahnya; beberapa dari mereka bahkan mengambil foto dirinya secara diam-
diam.
Salsa mengangkat kepalanya dan melihat ada seorang gadis yang sedang memotret Arya. Buru- buru dia menyela,
“Maaf, saya akan menghargai jika Anda berhenti mengambil foto kami berdua.”
Saat itu, gadis itu memasukkan ponselnya dengan kikuk.
Arya dan Salsa selesai makan siang dan keluar dari restoran. Setelah itu, mereka masuk ke mal yang ramai.
Setibanya di pintu masuk, seorang perempuan seksi berjalan mendekati mereka dan matanya yang penuh
kekaguman menatap Arya, lalu dengan cepat mengeluarkan kartu nama dari dompetnya dan menyerahkannya
pada Arya.
“Hei, Pak. Saya editor Media Maya dan ingin bertanya apakah Anda tertarik menjadi seorang artis. Saat ini kami
sedang merekrut talenta baru untuk menjalani pelatihan. Penampilan dan tampang Anda memenuhi kriteria kami
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtsecara sempurna.”
Perempuan itu memperkenalkan dirinya dan menatapnya dengan penuh harap.
Awalnya Salsa terkejut dengan kehadirannya, tetapi kemudian tersenyum dan, atas nama Arya, menolak
tawarannya. “Maaf, teman saya tidak tertarik.”
“Nona, Anda juga cocok untuk kami rekrut sebagai talenta. Bagaimana kalau kalian berdua datang untuk mengikuti
wawancara di perusahaan saya?” Tepat saat itu perempuan itu menyadari ada seorang gadis cantik dan muda
berdiri di belakang laki-laki tampan itu.
Ekspresi Arya seketika menjadi sinis dan kemudian menolak tawaran perempuan itu. “Kami tidak tertarik.”
“Pak, penampilan Anda sangat cocok dengan kriteria kami dan aura, kesan, tinggi dan juga wajah Anda sangat luar
biasa. Bagaimana kalau begini saja? Saya akan membuat kontrak untuk kalian berdua dan dengan begitu kalian
bisa langsung mendapat kondisi terbaik. Bagaimana menurut kalian?” Perempuan itu bertekad mendapatkan
mereka berdua sekaligus karena begitu mempesona,
“Maafkan saya, tetapi kami benar-benar tidak tertarik. Terima kasih.” Salsa kemudian menarik lengan Arya dan
hendak berlalu setelahnya.
“Pak! Pak! Tunggu. Bagaimana kalau begini? Kami akan menandatangani kontrak dengan Anda dengan tawaran 20
milyar. Bagaimana?” Perempuan itu memberi penawaran terbaiknya.
Saat itu, Arya merasa kesal. “Berhentilah mengganggu kami, oke?”
Perempuan itu langsung merinding seketia berpapasan pandangan dengannya. Dia merasa sangat tertekan dan
laki-laki di hadapannya itu tampak seperti bukan orang biasa. Aura elegan secara natural terpancar dari dalam
dirinya.
Meskipun begitu, perempuan itu pantang mundur dan matanya terus terpaku pada dua sosok yang menawan itu.
Oh, sayang sekali… Andai saja dia bisa membuat laki-laki tampan ini menandatangani kontrak, maka
perusahaannya pasti akan bersinar. Dia begitu yakin bahwa laki-laki luar biasa ini akan menjadi bintang besar di
dunia hiburan.
Beberapa kali Salsa menoleh ke belakang dan menyadari perempuan itu masih mengikuti mereka. Di luar dugaan,
jalan-jalan di mal dengan Arya justru menarik perhatian seorang pencari bakat.
Sebelumnya saat di restoran, Salsa juga menghentikan tingkah segerombolan gadis yang mengambil foto diri Arya.
Laki-laki ini memang selalu menarik perhatian perempuan ke manapun dia pergi.
Salsa dan Arya melanjutkan jalan-jalan sampai mereka akhirnya memutuskan untuk pulang. Arya sudah terbiasa
dikelilingi dan disanjung oleh banyak orang sejak kecil, tetapi sekarang baru sadar kalau dia sebenarnya menikmati
kehidupan yang sederhana dan menghangatkan hati.
Mereka tiba di rumah sekitar pukul 6 sore. Salsa sudah membeli pasta dan buah-buahan. Dia ingin menghabiskan
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmmalam dengan menonton beberapa acara TV bersama Arya.
Masing-masing menghabiskan waktu secara terpisah, Salsa sibuk di dapur sedangkan Arya tengah menggunakan
laptop untuk memeriksa pergerakan sahamnya.
Sekitar pukul 7 malam, makan malam berupa pasta dan bakso sudah dihidangkan. Salsa juga menghidangkan
beberapa makanan pendamping yang dibelinya pada sore hari dan dengan begitu makan malam sederhana sudah
siap tersaji.
Arya mencuci tangan dan mengamati hidangan yang lezat tersaji untuk makan malam. Aıya makan dengan lahap
dan tidak lagi terlalu memilih seperti sebelumnya. Setelah pindah bersama Salsa, dia mengubah banyak kebiasaan
buruknya.
Dulu, dia hanya bisa tidur di tempat tidur yang seharga ratusan juga dan sangat pemilih dalam hal lingkungan
tempat dia tinggal. Sekarang ketika hidup bersama Salsa, Arya bisa tertidur pulas di atas tempat tidur seharga
beberapa juta saja sambil ditemani kebisingan pasar malam yang penuh dan ramai di luar.
Setelah makan malam, Aiya mandi sementara Salsa masih berbaring di atas sofa sambil menonton film. Walaupun
saat ini tidak bekerja, dia mengambil beberapa pekerjaan patuh waktu dan mengirim artikel pendek ke dalam
kolom khusus surat kabar. Pada hari-hari di mana dia cukup beruntung, penghasilannya cukup menambah uang
sakunya.
Salsa mendengar suara pintu kamar mandi dibuka dan mengintip dengan wajah memerah. Arya mengenakan
piyama berwarna abu-abu yang dibelikan Salsa. Piyamanya sangat pas di
badannya dan tampak sangat kasual, memancarkan aura anak-anak kebanyakan.