Ruang Untukmun Bab 621
Salsa menari dengan anggun mengikuti irama musik. Dia memutar tubuhnya dan lengannya dengan gerakan yang
sangat lentur.
Awalnya, Arya kesal dengan musik yang memekakkan telinga itu, tetapi sekarang dia tidak bisa mengalihkan
pandangannya dari gadis penari itu. Mulai dari menatapnya dengan tatapan kosong hingga menonton
penampilannya dengan suka cita. Dia bahkan dengan cepat mengesampingkan laptopnya.
Tarian adalah sarana komunikasi jiwa tanpa kata. Ketika Salsa menyadari bahwa Arya memperhatikannya dengan
penuh perhatian, dia tersenyum ringan dan mata cerahnya sedikit berkedip.
Saat musik hampir berakhir, Salsa mulai berputar ke arah pria yang saat ini berada di tengah ruang itu. Kemudian,
dia pura-pura lelah dan jatuh ke pelukannya.
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtMelihat langkah wanita itu mulai tidak stabil, Arya langsung mengulurkan tangan untuk menangkapnya. Wanita itu
pun melakukan pose akhir dalam pelukannya. Kemudian, dia bangkit berdiri dan tersenyum. “Saya merasa segar
sekarang. Oh, saya sudah berkeringat. Sepertinya saya harus mandi.”
Sebelum Arya menyadarinya, Salsa sudah menuju ke atas dan meninggalkannya pria itu dalam keadaan terpukau.
Arya bahkan merasakan sensasi lembut di ujung jarinya setelah memeluk pinggang wanita itu beberapa saat.
Begitu Salsa kembali ke kamarnya, dia menarik napas dalam-dalam dan menepuk dadanya. Dia merasa malu
karena sudah menari cuma-cuma di depan pria itu.
Salsa membuka lemari pakaian dan melihat gaun merah ketat. Dia menghela napas dalam dilema. Haruskah saya
memakainya? Kenapa tidak? Jika saya tidak bisa membuatnya jatuh cinta dalam satu tahun, saya akan berada
dalam masalah besar! Jadi, kenapa saya tidak mencoba yang terbaik ketika saya masih memiliki kesempatan untuk
melakukannya?
Kemudian, dia mandi lalu mengenakan parfum dan merias wajah. Setelah berdandan, dia menatap seorang gadis
cantik berbaju merah di cermin.
Arya adalah orang yang misterius baginya. Dia hanya tahu nama belakangnya sampai hari ini. Dia juga tidak tahu
apa yang pria itu suka, jadi dia akan menunjukkan padanya apapun yang terbaik darinya.
Di saat yang sama, Arya sedang melakukan panggilan telepon dengan neneknya, Elizabeth, yang memberitahu dia
tentang sesuatu.
“Arya, tolong cari peramal lokal untuk menentukan tempat mana yang cocok untuk makam kakekmu. Dia ingin
dimakamkan di tanah kelahirannya.”
“Tentu, Nenek. Arya akan tinggal sedikit lebih lama di pedesaan untuk mencari tempat yang tepat untuk Kakek,”
janjinya.
“Baiklah. Beritahu kami setelah semuanya beres. Kami akan membawanya kembali ke negara itu.”
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm
“Baik. Arya akan menemukannya sesegera mungkin,” jawab Atya.
“Bersantailah selagi bisa. Jangan terlalu memaksakan diri. Seharusnya kamu bersenang-senang saat dalam
perjalanan.” Elizabeth prihatin dengan kehidupan pribadi Arya karena keluarga mereka telah mengumpulkan
cukup banyak kekayaan bagi generasi muda mereka untuk menjalani kehidupan yang santai.
Ketika Arya mendengar langkah kaki menuruni tangga, dia menoleh dan seketika mematung kebingungan.
Pikirannya kosong dan dia tidak mendengar apa-apa saat neneknya masih berbicara di telepon.
Oleh karena itu, dia bertanya, “Nenek, apa yang baru saja Nenek katakan?”
“Nenek bilang kakekmu takut air, jadi carilah tempat di dekat gunung jika memungkinkan.” Dia mempercayai
peramal.
“Baik, Nek.” Arya memalingkan pandangan untuk fokus pada percakapan itu.
Elizabeth berkata, “Sudah lama sekali Nenek tidak kembali ke pedesaan. Nenek jadi tidak sabar!”
“Nenek, setelah Arya menemukan tempat untuk Kakek, Nenek bisa kembali untuk jalan-jalan bersama Ibu dan
Ayah,” katanya.