Bab 1099 Saya Berhenti
Raisa menghela napas pelan. Dia telah mengambil keputusan, meskipun Raisa benar–benar ingin tinggal di
Departemen Penerjemahan, dia tahu bahwa dia harus mendapatkan tempat dengan penilaian masuk ke
departemen tersebut saat perekrutan. Sebaliknya, Valencia tidak akan pernah mau jika dirinya masuk melalui
koneksi.
Yang terpenting, keputusannya untuk berhenti magang yaitu untuk mencegah seseorang menuduh Rendra
menyalahgunakan kekuasaannya.
Charli memperhatikan Raisa sedang mengemasi barang–barangnya dan bertanya dengan cemas, “Apa yang
sedang kamu lakukan, Raisa?”
Raisa tersenyum dan menjawab, “Semoga kamu berhasil disini, Charli. Saya harus pergi karena alasan pribadi.”
“Apakah kita akan bertemu lagi?” desak Charli sambil berdiri. Charli berniat mengejar cintanya, dan dia tidak ingin
melewatkannya.
“Saya rasa itu tergantung takdir, huh?” Raisa menyeringai padanya, lalu melambaikan tangan. kepada semua
orang sambil berkata, “Sampai jumpa, semuanya.”
Inara dan Monika tampak sangat senang ketika melihat Raisa pergi, dan nada bicara mereka jauh lebih hangat saat
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtmereka berkata, “Selamat tinggal!
Raisa menggantungkan tas di bahunya dan berjalan ke ruang kantor Valencia. Raisa mengetuk pintu dan kemudian
mendengar Valencia berkata, “Masuk.”
Raisa masuk ke ruang kantor tersebut, dan ketika Valencia melihat Raisa berdiri dengan membawa tasnya, dia
segera menyadari apa yang sedang terjadi. “Apakah sudah siap pergi?” tanya Valencia sambil mengangkat alis.
“Ya, benar,” jawab Raisa tanpa terpengaruh, nada suaranya tegas. “Namun jika ada kesempatan, saya akan
mencoba keberuntungan saya tahun depan.”
Valencia menyeringai. “Saya akan berterus terang kepadamu, Raisa. Selama saya di sini, kamu tidak akan pernah
bisa masuk ke Departemen Penerjemahan.”
Alih–alih marah, Raisa hanya berkata dengan sabar “Nona Valencia, saya akan memberikan beberapa nasihat bijak
sebelum saya pergi dari sini–berhentilah menyia–nyiakan masa mudamu hanya dengan memaksa seseorang untuk
mencintaimu karena hal itu tidak akan pernah terjadi.”
Tatapan suram terlintas di wajah Valencia ketika dia marah, “Apa hakmu mengatakan seperti itu. pada saya,
Raisa?”
“Seperti yang telah saya katakan, itu hanyalah nasibat bijak, terserah Anda apakah akan menerimanya atau tidak,”
jawab Raisa dengan tenang, lalu berbalik untuk pergi.
Valencia berdiri saat perasaan sedih melanda hatinya. Valencia telah balas dendam dengan menjelek–jelekkan
Raisa seperti yang telah dia lakukan, namun ketegasan itu hanya berlangsung singkat, Valencia tetap tidak bisa
memiliki Rendra. Pada akhirnya, Raisa mungkin telah pergi, namun Valencia merasa bahwa dirinya sebagai
pecundang terbesar.
Sementara itu, Raisa sedang berjalan di trotoar sambil menggenggam tasnya. Raisa telah meninggalkan
pekerjaannya, namun seolah–olah beban berat yang dia rasakan telah diangkat dari pundaknya.
Ketika Raisa sedang berjalan, dia memutuskan akan menelepon Rendra dan memberitahukan padanya mengenai
hal tersebut. Raisa mengeluarkan ponsel dari tasnya dan berjalan ke taman, lalu duduk di bangku taman sambil
menelepon Rendra..
Suara Rendra yang serak dan menarik terdengar di telepon setelah dia mengangkatnya. “Halo?”
“Apakah kamu sedang sibuk?” tanya Raisa.
“Tidak, saya sedang dalam perjalanan pulang ke rumah.”
“Ada sesuatu yang ingin saya katakan padamu,” kata Raisa terus terang. “Saya telah berhenti bekerja.”
“Kenapa kamu berhenti bekerja? Apakah seseorang telah membuatmu berhenti bekerja?” tanya Rendra dengan
dingin.
Secara teknis Raisa telah dipaksa untuk berhenti, namun Raisa tidak ingin Rendra memilih Valencia karena hal ini,
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmjadi Raisa memilih untuk menghindari pertanyaannya dengan mengatakan, “Saya yang memutuskan untuk
berhenti.”
“Di mana kamu sekarang?”
“Jalan–jalan di sekitar taman. Saya akan pulang ke rumah orang tua saya sebentar lagi,” jawab
Raisa.
“Saya akan menyuruh seseorang untuk menjemputmu.”
“Menjemputku kemana?”
“Untuk bertemu dengan saya.”
Raisa juga sangat ingin bertemu dengan Rendra, oleh karena itu dia mengangguk dan berkata, “Baiklah kalau
begitu. Saya akan mengirimkan lokasi saya padamu.”
Dua puluh menit kemudian, Raisa duduk di kursi belakang mobil yang dikirim oleh Rendra untuknya. Segera, mobil
tersebut melaju keluar dari kota yang ramai dan masuk ke area yang tenang dan rahasia.
Raisa segera bisa melihat Rendra saat tiba di kedai teh. Rendra sedang duduk di mejanya, Rendra
terlihat seperti seorang pangeran atau raja saat yang sedang memeriksa dokumennya.
Di sebelahnya, ada Emir yang sedang membantu Rendra menyelesaikan dokumennya. Ketika Emir menyadari
kedatangan Raisa, dia tersenyum dan menyapa dengan sopan, “Nona Raisa, silakan duduk.”